Internasional

Tugas Berat Wartawan Jalur Gaza Meliput Perang, Tanpa Perlengkapan Keselamatan, Nyawa Terus Terancam

Sejumlah wartawan Jalur Gaza yang bekerja untuk kantor berita internasional dan jaringan televisi terkenal tidak dilengkapi perlengkapan keselamatan.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Sejumlah wartawan Jalur Gaza, Palestina memperhatikan bangunan yang hancur dirudal jet tempur Israel. 

Dia mengatakan terluka berkali-kali di lapangan karena kurangnya alat perlindungan profesional.

Jadi, Al-Kahlout, seperti jurnalis lainnya, beralih ke penjahit lokal untuk jaket mirip baju besi.

Tetapi hanya mampu memberikan sedikit perlindungan.

Al-Kahlout menggambarkan jaket yang diproduksi secara lokal seperti “sepotong kain” yang terlihat mirip dengan rompi baju besi profesional:

“Satu-satunya keuntungan, membedakan jurnalis dari yang lain, tetapi tidak memberikan perlindungan apapun karena tidak mengandung satupun. logam," jelasnya.

Al-Kahlout mengaitkan kurangnya peralatan pelindung dengan dua alasan utama: pembatasan Israel.

Selain, harga tinggi, sehingga tidak terjangkau oleh jurnalis karena gaji mereka rendah.

Dia mengatakan harga jaket yang dijahit secara lokal sekitar $ 15.

Sedangkan harga jaket pelindung asli sekitar $ 2.000 di luar Jalur Gaza.

Sebuah label harga yang terlalu mahal bagi kebanyakan jurnalis muda.

Baca juga: Menlu Inggris Harapkan Siklus Kekerasan Berakhir, Menlu AS Janjikan Galang Bantuan ke Jalur Gaza

Selama liputannya tentang konflik, Al-Kahlout tetap berada di belakang sesama jurnalis yang mengenakan baju pelindung.

Khususnya yang bekerja untuk agensi asing dan saluran TV utama.

Al-Kahlout mencoba untuk tetap berada pada jarak aman dari zona berbahaya.

Namun Al-Kahlout mengatakan pendekatan ini tidak berhasil di semua kasus.

Karena hanya ada fotografi seluler, yang berarti dia harus mendekati target.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved