Kisah Mantan Kombatan GAM Pereulak, Bebas dari Cilandak Jualan Rujak dan Pulang Setelah 17 Tahun
KEPULANGAN Anwar alias Wan Jawiw (38) membuat kaget warga Gampong Paya Dua, Kecamatan Peudawa, Aceh Timur. Wan Jawiw tiba
Wan Jawiw mengaku, selama di Jawa ia ditahan di markas Korp Marinir Cilandak, Jakarta Selatan. Ia bebas tahun 2006 menyusul disepakatinya perjanjian damai antara Pemerintah Indonesia dan GAM. Di tahanan itulah ia bertemu dengan perempuan yang saat ini menjadi istrinya. Masa itu, istrinya bekerja di kantin markas Marinir. Mereka menikah setahun kemudian (2007). Kabar perdamaian Aceh tahun 2005 sebenarnya juga sampai ke telinga Wan Jawiw.
Tetapi karena ketidakmampuannya dalam baca tulis dan berbicara bahasa Indonesia, Wan Jawiw tak tahu harus bertanya kemana.
Kehidupan Wan Jawiw terkatung-katung, hingga kemudian dia ditampung di keluarga istrinya di Banten. Dari Banten kemudian pindah ke Bogor dan membuka usaha jualan rujak dengan menggunakan gerobak dorong. Dalam kurun waktu tersebut, Wan Jawie setidaknya sudah tiga kali mengirim surat ke kampungnya. Surat untuk mengabarkan bahwa dirinya masih hidup.
Tetapi dari tiga surat itu, hanya yang terakhirlah yang sampai. Surat pertama dia kirim sekitar lima tahun setelah bebas. Surat itu ditulis istrinya yang ditujukan kepada adik Wan Jawiw. Tetapi karena ia tidak mengetahui alamat sang adik, pada alamat pengiriman surat hanya tertulis Gampong Paya Dua.
"Alamat hana lon teupat, jadi alamat pengiriman lon peugot alamat gampong," ujar Wan Jawiw.Tak menyerah, Wan Jawiw kembali meminta istrinya menuliskan surat yang kedua. Itu pun juga tak pernah sampai.
Baru pada surat yang ketiga, Wan Jawiw berhasil menghubungi keluarganya. Surat itu ia titipkan kepada seorang sopir truk asal Idi pada bulan puasa kemarin.
Oleh si sopir, surat itu diberikan kepada seorang petugas SPBU Tanoh Anoe yang kebetulan merupakan warga Gampong Paya Dua. Melalui surat itu, komunikasi pun terjalin. Lewat video call, akhirnya dipastikan bahwa benar itu adalah Wan Jawiw, pejuang GAM yang hilang 17 tahun lalu.
Wan Jawiw kemudian mengungkapkan keinginannya untuk pulang. Ia rindu dengan keluarganya dan kampung halamannya. Atas fasilitasi Sagoe Sweden wilayah Peureulak dan Anggota DPRA Iskandar Usman Al-Farlaky, proses pemulangan dilakukan.
Penjempatan dilakukan oleh Tim Al-Farlaky Quick Respon (T-AQR) dan keluarga di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kini, setelah hampir 20 tahun, Wan Jawiw akhirnya bisa berkumpul kembali dengan keluarga. Menghirup kembali udara segar kampung halaman dan merasakan kembali citarasa makanan Aceh yang telah lama dirindukan. Selamat datang Wan Jawiw. (yocerizal)