Internasional
Jerman dan Swedia Minta Penjelasan Denmark, Membantu AS Memata-matai Pemimpin Eropa
Beberapa negara meminta Denmark menjelaskan mengapa dinas rahasia luar negerinya membantu AS memata-matai para pemimpin Uni Eropa.
SERAMBINEWS.COM, KOPENHAGEN - Beberapa negara meminta Denmark menjelaskan mengapa dinas rahasia luar negerinya membantu AS memata-matai para pemimpin Uni Eropa.
Terutama Kanselir Jerman Angela Merkel, lebih dari tujuh tahun lalu.
“Kami ingin kartu di atas meja,” kata Menteri Pertahanan Swedia Peter Hulqvist.
Dia menambahkan hal itu tidak dapat diterima untuk menguping sekutu, seperti dilansir AFP, Senin (31/5/2021).
Anggota parlemen Denmark Karsten Hoenge dari Partai Rakyat Sosialis berhaluan kiri, akan menanyai Menteri Pertahanan dan Kehakiman tentang kasus itu.
"Pemerintah harus menjelaskan mengapa Denmark telah bertindak sebagai alat dinas intelijen AS, dan apa artinya itu bagi kerja sama dengan negara-negara tetangga Denmark," katanya.
Kantor Berita Denmark, DR mengatakan Dinas Intelijen Denmark (FE) pada 2014 melakukan penyelidikan internal.
Apakah Badan Keamanan Nasional AS (NSA) telah menggunakan kerjasama dengan Denmark untuk memata-matai Denmark dan negara-negara tetangga.
Baca juga: Uni Eropa Bersatu, Serukan Gencatan Senjata Palestina-Israel, Senator Republik Dukung Israel
Penyelidikan menyimpulkan NSA telah menguping para pemimpin dan pejabat politik di Jerman, Prancis, Swedia dan Norwegia.
Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg mengatakan hal itu tidak dapat diterima.
Jika negara-negara yang memiliki kerjasama sekutu dekat merasa perlu untuk memata-matai satu sama lain atau mendapatkan informasi tentang mereka.
Memata-matai orang lain menciptakan lebih banyak ketidakpercayaan daripada menciptakan kolaborasi.
"Jadi, ini bukan investasi yang cerdas untuk Amerika Serikat,” katanya kepada penyiar Norwegia, NRK.
DR melaporkan ada dugaan pengaturan antara Amerika Serikat dan Denmark dengan sandi "Operasi Dunhammer".
Sehingga, memungkinkan NSA mendapatkan data dengan menggunakan nomor telepon politisi sebagai parameter pencarian.
DR mengatakan laporannya didasarkan pada wawancara dengan sembilan sumber yang tidak disebutkan namanya.
Semuanya dikatakan memiliki akses ke informasi rahasia yang dimiliki oleh FE.
Badan militer tersebut diduga membantu NSA dari tahun 2012 hingga 2014.
"Jika beritanya benar, ini tidak dapat diterima antara sekutu, sangat jelas," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang negaranya juga diduga menjadi sasaran intelijen AS.
"Saya terikat pada hubungan kepercayaan antara Eropa dan Amerika Serikat, katanya kepada wartawan.
"Tidak ada ruang di antara kita untuk curiga," tambahnya.
Macron mendesak AS untuk membuat kejelasan penuh pada fakta masa lalu, tetapi juga pada praktik saat ini.
Berbicara pada konferensi pers virtual yang sama setelah pembicaraan bilateral Senin (31/5/2021) antara Paris dan Berlin, Merkel mengatakan masalah penyadapan telah dibahas sebelumnya dengan Amerika Serikat.
Jerman telah menjelaskan pada saat posisinya, memata-matai di antara teman-teman" idak tidak dapat diterima.
“Apa yang benar saat itu juga benar hari ini,” katanya.
"Saya diyakinkan pemerintah Denmark dan menteri pertahanan telah mengatakan dengan sangat jelas apa yang mereka pikirkan tentang masalah ini," tambah Merkel.
“Karena itu, saya melihat dasar yang baik, selain menyelesaikan masalah ini, juga untuk mencapai hubungan yang benar-benar saling percaya," harapnya.
Baca juga: Dewan Wakaf Jordania Bersama Arab dan Uni Eropa Kecam Meletusnya Kekerasan di Jerusalem
Laporan pada tahun 2013 bahwa NSA mendengarkan melalui telepon pemerintah Jerman, termasuk milik Merkel, memicu pertengkaran diplomatik antara Berlin dan Washington.
Sehingga, memperburuk hubungan baik dengan pemerintahan Presiden Barack Obama.
Namun, ada juga laporan, badan intelijen BND Jerman sendiri mungkin telah membantu AS memata-matai perusahaan dan pejabat Eropa.
Mantan kontraktor NSA Edward Snowden, mengungkapkan rincian program penyadapan rahasia AS pada 2013.
Dia bereaksi terhadap laporan DR dengan tweet sarkastik dalam bahasa Denmark:
“Oh, mengapa tidak ada yang memperingatkan kami?”tanyanya,
Dalam komentar tertulis kepada DR, Menteri Pertahanan Denmark Trine Bramsen mengatakan pemerintah tidak bisa membahas masalah intelijen.
Dia menambahkan pemerintah saat ini memiliki sudut pandang yang sama dengan mantan pemerintahan Sosial Demokrat yang dipimpin oleh Helle Thorning-Schmidt.
Baca juga: Saingi Katedral Notre-Dame, Masjid Terbesar di Eropa Sedang Dibangun di Prancis
Dia berkuasa selama periode itu:, penyadapan sistematis dari sekutu dekat tidak dapat diterima.
Pada Agustus 2021, Bramsen memberhentikan kepala dinas intelijen luar negeri.
Setelah pengawas independen mengkritik keras badan mata-mata itu karena sengaja menyembunyikan informasi dan melanggar hukum Denmark.
Denmark memiliki dua badan intelijen, Dinas Intelijen Pertahanan Denmark, yang juga bertanggung jawab atas intelijen militer.
Kemudian, Dinas Keamanan dan Intelijen Denmark, yang dikenal dengan singkatan PET dalam bahasa Denmark(*)