Imigran Rohingya di Aceh Timur, Dibuang Bangladesh Terdampar di Pulau Idaman
PULUHAN warga etnis Rohingya kembali terdampar di Aceh, tepatnya di Pulau Idaman, Gampong Kuala Simpang Ulim, Kecamatan Simpang Ulim
Di tengah kondisi Myanmar yang tak menentu akibat kudeta yang dilakukan junta militer, puluhan warga etnis Rohingya tetap memilih kabur dari negaranya. Mereka terombang-ambing empat hari di lautan sebelum kemudian terdampar di pesisir Aceh Timur.
PULUHAN warga etnis Rohingya kembali terdampar di Aceh, tepatnya di Pulau Idaman, Gampong Kuala Simpang Ulim, Kecamatan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur. Keseluruhan berjumlah 81 orang, terdiri dari kaum laki-laki, perempuan, dan anak-anak.
Keuchik Gampong Kuala Simpang Ulim, Idris, kepada Serambi, mengatakan, keberadaan imigran Rohingya itu diketahui warga pada Jumat (4/6/2021) pagi, sekitar pukul 07.00 WIB.
"Bangun pagi sekitar pukul 07.00 WIB, kami melihat sudah ada warga Rohingya terdampar di bibir pantai. Mereka menggunakan satu unit kapal yang didalamnya ada dua speed boat," ungkap Idris.
Untuk diketahui, Pulau Idaman merupakan kawasan tambak yang untuk mencapainya harus menggunakan perahu, menyeberangi sungai. Jarak Pulau Idaman dari Desa Kuala Simpang Ulim sekitar 200 meter.
Mengetahui keberadaan para imigran, Idris mengaku sudah melaporkan kedatangan para imigran tersebut kepada Muspika Simpang Ulim. Pihaknya melalui perangkat desa juga sudah meyalurkan bantuan bahan pangan kepada para imigran yang diantarkan langsung melalui perwakilan warga. “Saya tidak mengizinkan warga mendekat karena khawatir Covid-19,” tutur Idris.
Perwakilan dari pemerintah juga sudah datang ke lokasi untuk mengecek langsung kondisi para imigran. Idris berharap untuk penanganan para imigran itu selanjutnya bisa dilakukan oleh pemerintah. "Untuk penanganan selanjutnya, kami mohon kepada pemerintah," pintanya.
Sementara itu, Camat Simpang Ulim, T Jalaludin, menuturkan bahwa UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), organisasi yang fokus menangani masalah pengungsi sedang menuju ke Aceh Timur untuk melakukan penanganan terhadap imigran tersebut.
"Menurut arahan Sekda Aceh Timur, Ir Mahyuddin, bahwa tim UNHCR sedang berangkat dari Medan ke Aceh Timur, untuk membahas penanganan selanjutnya," ungkap T Jalaludin.
"Untuk penanganan selanjutnya kita tunggu dulu tiba tim UNHCR ke sini. Rencananya, jika belum dibawa ke tempat lain, maka Jumat malam ini (tadi malam) didirikan tenda di lokasi," tambahnya.
9 Meninggal di Laut
Berdasarkan keterangan para imigran Rohingya tersebut, diketahui mereka sempat terombang-ambing di lautan selama empat hari. Para imigran itu lari dari Myanmar menuju Bangladesh. Di negara tersebut mereka ditahan selama 1 bulan dan kemudian dilepas lagi ke laut.
“Mereka dibuang lagi ke laut dan diberikan kapal lain, karena kapal mereka sebelumnya pecah. Mereka terkatung-katung selama 4 hari 4 malam di tengah laut tanpa tujuan, 9 orang di antaranya meninggal dunia dan jenazahnya dibuang ke laut," ungkap T Jalaludin setelah mendengar cerita para imigran.
Kudeta Militer
Seperti diketahui, Rohingya merupakan etnis muslim minoritas di Myanmar yang sering menjadi sasaran kekejaman militer. Hampir semua dari mereka telah dicabut kewarganegaraannya.