Berita Aceh Tamiang
Keluarga Santri yang Meninggal Menduga Pihak Yayasan Coba Sembunyikan Kematian FWA
Ibu korban menemukan banyak kejanggalan pada jasad anaknya, dan mendesak pihak yayasan jujur menceritakan penyebab kematian anaknya itu.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Pihak Darul Arafah Raya dinilai sempat berupaya menyembunyikan kasus penganiayaan yang berujung meninggalnya, FWA (14), seorang Santri asal Aceh Tamiang.
Sikap tidak terbuka pihak Pesantren ini sudah dirasakan Cut Fitriani (41), ibu almarhum FWA ketika menerima telepon dari seorang ustaz pada Sabtu (5/6/2021) sekira pukul 22.20 WIB.
Menurutnya, sang ustaz terkesan gugup dan berbicara tidak jelas ketika akan menyampaikan berita duka itu.
“Dia gugup, kemudian diambil alih sama ustaz lain, barulah dibilang anak saya meninggal, kata Cut ketika ditemui di rumahnya, Senin (7/6/2021).
Ketika itu dijelaskan kalau FWA meninggal disebabkan jatuh di aula pesantren.
Cut bersama keluarga malam itu juga langsung berangkat ke pondok pesantren yang terletak di Kutalimbaru, Deliserdang, Sumatera Utara.
Baca juga: Diduga Akibat Dianiaya Senior di Pesantren, Santri Asal Aceh Tamiang Meninggal Dunia
Baca juga: Pengakuan Mengejutkan Eks PPK Kemensos, Juliari Batubara Potong Fee Bansos Rp 11 Ribu untuk Sewa Jet
Baca juga: Curahan Hati Lea Ciarachel, Istri Ketiga di Sinetron Suara Hati Istri yang Perannya Mendadak Diganti
Naluri Cut yang bekerja sebagai bidan desa menemukan banyak kejanggalan pada jasad korban. Pihak keluarga pun langsung mendesak yayasan jujur menceritakan penyebab kematian itu.
“Anak saya dibilang jatuh, tapi melihat lukanya itu bukan jatuh, tapi orang yang barusan dianiaya,” ujarnya lirih.
Paman korban, Yetno yang malam itu ikut ke Sumatera Utara menimpali penyebab kematian ini baru terungkap setelah seorang teman korban bercerita tentang penganiayaan.
Dia menjelaskan malam itu korban bersama delapan temannya dipanggil oleh senionya ke sebuah aula yang masih berada di lingkungan pesantren.
“Seniornya adan lima atau enam orang, tapi yang mukul haya satu,” kata Yetno.
Baca juga: Shin Tae-yong Marah-marah dan Egy Maulana Vikri Diusir Petugas, Konferensi Pers Timnas Memanas
Baca juga: VIDEO VIRAL Kisah Wanita Kuliah Sambil Kerja, Tak Sangka Mimpi Liburan ke Luar Negeri Terwujud
Baca juga: Tutupi Wajahnya Dengan Bra Saat Beraksi, Perampok Perumahan Elite Kendari Berhasil Dibekuk
Yetno menambahkan pihak pesantren baru terbuka setelah dirinya berniat membawa jasad korban untuk diautopsi.
“Setelah dibilang akan diautopsi, baru mereka mengakui ada penganiayaan,” kata Yetno.
Diketahui dugaan penganiayaan ini menyebabkan FWA (14), santri asal Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang tewas dengan luka di leher dan lebam di bagian bahu.
Korban yang sempat tidak sadarkan diri sempat dibawa teman-temannya ke klinik, namun tim medis menyatakan anak sulung dari empat bersaudara itu sudah meninggal.
Jasad korban selanjutnya dimakamkan di TPU Benuaraja pada Minggu (6/62021) siang.(*)