Luar Negeri

Kisah Wanita Pengidap HIV Terinfeksi Covid-19 Selama 216 Hari, Virus Bermutasi 32 Kali di Tubuhnya

Virus yang menyerang sistem pernapasannya itu telah bersarang selama 216 hari dan bermutasi 32 kali di tubuhnya seorang wanita berusia 36 tahun.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
EPA-EFE/STR
Foto Ilustrasi - Tim medis memeriksa seorang pasien yang terinfeksi virus corona. 

SERAMBINEWS.COM, AFRIKA SELATAN – Kisah seorang wanita harus berjuang melawan dua penyakit mematikan.

Selain mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV), ia juga harus berjuang melawan pandemic virus Corona atau Covid-19.

Virus yang menyerang sistem pernapasannya itu telah bersarang selama 216 hari dan bermutasi 32 kali di tubuhnya.

Melansir dari Latin Times, Senin (7/6/2021), seorang wanita muda yang tinggal di Afrika Selatan dengan mengidap HIV telah terserang virus corona selama 216 hari.

Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa selama ini, virus Corona baru telah bermutasi lebih dari 32 kali di tubuhnya.

Baca juga: Gadis 18 Tahun Pasien Covi-19 Dirudapaksa Oknum Dokter, Diancam Disuntik Mati Jika Tak Mau Melayani

Baca juga: Seorang Pasien Corona Meninggal, Dokter Bangsal Covid-19 Ditendang dan Dipukuli Massa

Namun, para ilmuwan tidak memiliki bukti nyata apakah wanita tersebut menularkan mutasi ini kepada orang lain. 

Studi yang belum ditinjau secara menyeluruh ini telah diterbitkan sebagai dalam sebuah laporan di medRxiv pada hari Kamis (3/6/2021). 

Wanita yang tidak disebutkan namanya itu berusia 36 tahun dan tinggal di Afrika Selatan.

Virus corona telah menyatu 13 mutasi pada protein lonjakan, yang diketahui membantu virus lolos dari respons imun, dan 19 mutasi lain yang dapat mengubah perilaku virus.

Para peneliti berpendapat bahwa ini bukan kebetulan karena sebagian besar varian baru muncul dari daerah seperti KwaZulu Natal di Afrika Selatan.

Di mana 1 dari 4 orang dewasa di kawasan itu positif HIV. 

Tulio de Oliveira, ahli genetika di University of KwaZulu-Natal di Durban dan penulis utama studi tersebut mengatakan bahwa jika lebih banyak kasus seperti itu terdeteksi, kemungkinan akan meningkatkan premis bahwa infeksi HIV dapat menjadi sumber varian baru karena pasien bisa membawa virus lebih lama.

Baca juga: Pelaku Mengaku Teroris Sebelum Tusuk Polisi dan Rampas Pistol, Ternyata Pernah Jadi Pasien RSJ

Baca juga: Ilmuwan Buru Wanita Cina Berjuluk Pasien Su, Diduga Orang Pertama yang Terinfeksi Virus Corona

Dr Juan Ambrosini, profesor penyakit menular di Universitas Barcelona mengatakan ini mungkin pengecualian. 

Dia menambahkan bahwa orang dengan infeksi HIV yang berkepanjangan mengalami gangguan kekebalan yang parah, dan tampaknya wanita dalam studi kasus itu mengalami penekanan kekebalan. 

Dr Ambrosini menegaskan bahwa temuan penelitian ini penting untuk pengendalian Covid-19.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved