Internasional
Mantan Presiden Barack Obama Kritik Partai Republik, Masih Terima Kebohongan Trump Atas Pemilu 2020
Mantan Presiden AS Barack Obama menyatakan keprihatinan tentang keadaan demokrasi Amerika Serikat saat ini.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Mantan Presiden AS Barack Obama, Selasa (8/6/2021) menyatakan keprihatinan tentang keadaan demokrasi Amerika Serikat saat ini.
Dia mengkritik Partai Republik karena masih menerima kebohongan Donald Trump tentang hasil Pemilu 2020.
"Kita harus khawatir ketika salah satu partai politik besar kita mau menganut cara berpikir tentang demokrasi yang tidak dapat dikenali dan tidak dapat diterima," kata Obama kepada Anderson Cooper dari CNN .
"Bahkan lima tahun lalu atau satu dekade lalu," tambahnya.
Partai Republik telah takut menerima teori konspirasi yang dipimpin Trump.
Baca juga: Masih Kecewa Dengan Hasil Pemilu, Anggota Partai Republik AS Yakin Donald Trump Pemenangnya
Dia menuduh pemilu itu dicurangi, yang memuncak dalam pemberontakan Capitol 6 Januari 2021, katanya.
Selama kampanye 2020, beberapa anggota parlemen Republik menyebarkan kebohongan tentang pemilihan dan akhirnya menentang hasilnya di Kongres.
Hanya beberapa jam setelah massa pro-Trump yang kejam mengepung Gedung Capitol atau DPR.
"Saya tidak menyangka akan ada begitu sedikit orang yang akan berkata: 'Yah, saya tidak keberatan kehilangan jabatan karena ini penting," kata Obama,
"Amerika terlalu penting dan demokrasi kita terlalu penting,'" ujarnya.
"Tetapi, kami tidak melihat itu," tambahnya.
Obama menyatakan tidak pernah berpikir "roh-roh gelap" yang dia saksikan terbentuk di dalam Partai Republik selama dua masa jabatannya sebagai presiden.
Baca juga: Presiden Joe Biden Belum Membalikkan Kebijakan pro-Israel Donald Trump
Seperti xenophobia, anti-intelektualisme, teori konspirasi paranoid, dan antipati terhadap orang kulit hitam dan coklat akan mengambil alih untuk berpesta.
"Saya pikir ada pagar pembatas secara institusional sehingga bahkan setelah Trump, Anda akan memiliki apa yang disebut pendirian Republik, mendorongnya kembalinya terpilih," jelas Obama.
Dia melanjutkan dengan mengutip contoh Partai Republik yang sejalan dengan Trump.