Kupi Beungoh
Nek Munah Pidie Jaya, KPK, dan Pembangunan Kita (I)
jika benar seperti yang dialporkan, umur Nek Munah jauh di atas wanita tertua yang pernah hidup di dunia yakni Jeanne Calment, 122 tahun dari Prancis.
Oleh: Ahmad Humam Hamid*)
MUNGKINKAH mencari titik singgung pembahasan tentang fenomena seorang tua renta dengan pembangunan?
Adakah titik lintas antara lembaga anti rasuah, atau tepatnya fenomena korupsi dengan pajang pendeknya umur manusia?
Percaya atau tidak, jawabannya adalah, pasti ada, dan tak usah menjadi jenius atau bergelar profesor doktor untuk mampu menjawab pertanyaan itu.
Beberapa hari yang lalu, beberapa media nasional dan lokal memberitakan tentang seorang nenek berumur panjang, yang bernama Nek Munah, dari Gampong Blang Miroe Tunong, Kecamatan Bandar Dua Ulee Glee, Pidie Jaya.
Umurnya telah mencapai 130 tahun.
Uniknya ia terlihat masih sehat dan menjalani aktivitas sehari-hari normal adanya.
Menurut rekaman berbagai catatan yang ada, jika benar seperti yang dialporkan, umur Nek Munah jauh di atas wanita tertua yang pernah hidup di dunia yakni Jeanne Calment, 122 tahun, berkebangsan Perancis.
Wanita tua lain yang juga dicatat berumur panjang adalah Sarah Knaus, warga AS, yang ketika meninggal berumur 119 tahun pada tahun 1999.
Bagaimanakah pemahaman dan penafsiran umur panjang dapat terkait dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat?
Kenapa ada orang yang berumur panjang, dan kenapa pula ada sekelompok orang yang berumur panjang?
Apa jawaban dan penjelasan ketika terjadi orang yang berumur panjang-lebih dari 60 tahun—di sebuah negara berimbang jumlahnya dan bahkan lebih banyak bila dibandingkan dengan anak-anak?
Cerita apa yang ada di sebalik fenomena itu?
Baca juga: Nenek Tertua di Dunia Disuntik Vaksin Covid-19, Berusia 124 Tahun Asal India
Baca juga: Wanita Nebraska Berusia 114 Tahun Menjadi Orang Tertua di Amerika Serikat
Usia Lanjut: Kasus Individu
Cerita umur panjang Nek Munah dan mungkin juga beberapa orang tua lain di Aceh secara adat-bukan hakikat, lebih banyak berurusan dengan keberuntungan dan perilaku hidup yang dijalaninya.
Karena kejadian itu hanya ia sendiri yang mengalaminya, hal itu dalam pembahasan akademik disebut dengan kasus.
Secara sederhana, Nek Munah kemungkinan besar mewarisi genetika orang tuanya-garis bapak atau ibunya yang panjang umur.
Penjelasannya tidak berhenti di situ.
Nek Munah juga mempunyai perilaku kehidupan sehari-hari yang juga membuatnya sehat yang dalam kosakata hari ini disebut dengan gaya hidup.
Cerita seperti Nek Munah ditemui secara merada di seluruh dunia, dan lebih banyak berurusan dengan orang perorang, karena mereka memang tidak berbentuk sebuah kosentrasi orang tua yang terdapat ada suatu kawasan geografis atau administratif tertentu.
Tanpa harus bertanya kepadanya, beberapa ciri yang melekat padanya pasti tidak akan meleset.
Tentang makanan, jumlah, waktu, dan jenis makanannya.
Secara keseluruhan makanan yang dikonsumsi pasti memenuhi persyaratan gizi yang baik, cukup, dan berimbang.
Nek Munah cs dimana-mana juga mempunyai waktu tidur dan istirahat yang cukup.
Ia bergerak rutin setiap hari, dan seperti laporan media, bahkan sampai hari ini.
Dengan jumlah anak 10 orang yang pernah dimilikinya, pasti ia adalah seorang perempuan yang aktif menjaga kesehatannya.
Bukan tidak mungkin, ia juga mempunyai suami yang mempunyai latar belakang dan praktek hidup yang sama dengannya.
Ia pasti seorang perempuan tangguh yang sanggup menghadapi tantangan dan kerasnya kehidupan.
Ia biasa mengatasi stress dengan cukup baik, dan dalam bergaul ia pasti mempunyai sikap positive thinking.
Baca juga: Inilah Rumah Tertua Dalam Sejarah Peradaban Manusia, Berusia 2 Juta Tahun, Bukti Ada Manusia Purba?
Usia Lanjut: Agregat Sosiologis
Kelompok kedua yang berumur panjang adalah gugus orang tua panjang umur di suatu kawasan tertentu dengan jumlah banyak, baik secara bergenerasi, ataupun satu generasi.
Karena jumlahnya yang banyak, tak layak fenomena ini disebut sebagai kasus.
Kenapa? Karena memang ada penjelasnya, yang lebih banyak berurusan dengan gaya hidup, mulai dari makan, bergerak aktif keseharian, rasa komunitas, dan bahkan kesalehan menurut agamanya masing masing.
Paling tidak terdapat fenomena kelompok usia lanjut yang sehat dan aktif yang tersebar di berbagai tempat di dunia.
Macau, Monaco, San Marino, Andora, Hongkong, dan Singapore adalah beberapa tempat dari 15 lokasi tingginya konsentrasi manusia usia lanjut di dunia.
Namun dari semua tempat, ada lima tempat yang paling menonjol yang dalam bacaan akademik dan populer digelar sebagai kawasan zona biru -blue zone.
Kelima kawasan itu adalah Okinawa di Jepang, Loma Linda, California di AS, Sardinia di Italia, Nikoya di Costa Rica, dan Ikaria di Yunani.
Fenomena usia lanjut di ke lima tempat itu sangat menonjol, telah terjadi berabad-abad, dan menyangkut dengan lingkungan dan gaya hidup masyarakatnya yang turun temurun.
Disamping gaya hidup, lingkungan tempat tinggal di kawasan itu juga sangat bersih, mulai dari sangat kecil, bahkan nyaris tak ada polusi, sampai dengan air minum yang sangat sehat, dan bebagai produk makanan lokal dengan gizi yang berlimpah dan murni alami.
Baca juga: Peringati HPN Ke-75, Jurnalis Santuni Wartawan Tertua di Aceh Barat
Usia Lanjut: Kinerja Pemerintah
Kelompok ketiga umur panjang adalah sama sekali sangat berurusan dengan uang, kebijakan, dan program pemerintah.
Intinya, hadirnya kelompok manusia usia lanjut yang relatif lebih merupakan hasil dari berbagai kegiatan dan ramuan pembangunan yang disponsori pemerintah.
Program itu biasanya berurusan dengan peningkatan pendidikan dan pendapatan, peningkatan kualitas hidup warga, ketersedian failitas dan layanan kesehatan, dan peningkatan literasi kesehatan yang menonjol.
Kelompok usia lanjut ini berhubungan erat dengan berbagai kemajuan pembangunan yang terjadi di berbagai negara di dunia, dengan capaian yang berbeda.
Intinya, untuk melihat ukuran kemajuan, lupakan saja apapun realitas lain, lihat saja kepada angka harapan hidup pada tiga titik rentang sepuluh tahun.
Jika terjadi perobahan yang signifikan, berarti ada pembangunan yang baik, berhasil,dan telah dilakukan dengan serius.
Jika tidak ada penambahan manusia usia lanjut secara signifikan, maka seluruh kemajuan lain tak usah diperiksa lagi, karena memang tak akan ada, atau kalaupun ada namanya adalah kemajuan, pertumbuhan, dan pembangunan yang tidak berkualitas.
Sebuah publikasi Reuter pada tahun 2019 mengambarkan sebuah grafik proporsi manusia usia lanjut yang berurusan dengan pembangunan dan kemajuan negara.
Pada tahun 2000 jumkah penduduk dunia yang berusia di atas 65 tahun adalah 7 persen dan pada tahun 2050 jumlahnya akan menjadi 15 persen.
Pada tahun 2006, Jepang sebagai salah satu negara maju meduduki tempat teratas jumlah manusia usia lanjut-65 tahun ke atas, yakni 20 persen, dan pada tahun 2050 akan mencapai lebih dari 35 persen.
Negara-negara lain yang hebat pembangunannya yang segera akan menyusul Jepang adalah Korea Selatan, Jerman, dan Cina.
Memang benar, kenaikan prosentase itu berurusan dengan perobahan komposisi demografi akibat kelahiran, akan tetapi jumlah komulatif manusia berumur lebih dari 65 tahun tetap saja bertambah secara sangat signifikan.
Penyebabnya? Kemajuan dan pembangunan ekonomi.
Jumlah penduduk usia lanjut di negara-negara berkembang yang laju pertumbuhan ekonominya tinggi juga cenderung mengikuti apa yang terjadi di Jepang, Jerman, Korea Selatan.
Cina bahkan lebih cepat pertumbuhan jumlah kelompok penduduk usia tua.
Logika pembangunan membawa kemakmuran dalam arti luas menjadi tercermin dengan fenomena presentase jumlah manusia berumur lebih 65 tahun yang mempunyai kenaikan tinggi.
Kemajuan pembanguan di Indonesia telah menghasilkan peningkatan umur, dan harapan hidup telah diikuti dengan peningkatan jumlah lansia.
Jumlah pendulum Indonesia yang berumur di atas 60 tahun telah bertambah dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019.
Pada tahun 2035 diperkirakan jumlah manusia Indonesia yang berumur lebih dari 60 tahun akan terus meningkat menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%) (Kemenkes 2021).
Kenaikan jumlah pendulum usia lanjut dalam sebuah negara juga tidak merata, sangat tergantung dengan kinerja pemerintah dan pembangunan wilayah bawahan, seperti provinsi atau negara bagian.
Hal itu terjadi di Cina, di semua negara ASEAN, dan juga termasuk di Indonesia.
Di Indonesia, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah adalah tiga provinsi yang mempuyai proporsi jumlah orang tua yang banyak, baik secara jumlah absolut, maupun prosentase.(*)
*) PENULIS adalah Sosiolog, Guru Besar Universitas Syiah Kuala.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.