Maudy Ayunda Sukses Raih 2 Gelar Magister di Stanford,Mau Kuliah di Luar Negeri Juga? Simak Tips Ini

Perjalanan Maudy Ayunda dalam menimba ilmu pendidikan memang selalu membuat heboh dan bikin iri kaum muda-mudi Indonesia.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
INSTAGRAM/MAUDY AYUNDA
Aktris sekaligus penyanyi Tanah Air, Maudy Ayunda lulus S2 di Stanford University dan raih 2 gelar master sekaligus. 

Pastikan ijazah dari jenjang pendidikan terakhirmu sudah disiapkan termasuk kemampuan bahasa yang telah memenuhi skor minimal TOEFL atau IELTS.

Jika kampus tujuanmu berada di Amerika Serikat, kamu perlu mengambil tes SAT untuk undergraduate program.

Bagi kamu yang akan melanjutkan ke jenjang master, skor GRE atau GMAT menjadi salah satu syarat wajib.

Selain itu, luangkan waktu khusus untuk menuliskan motivation letter dan mereviewnya kembali sebelum mengirimkannya.

Sebab pada bagian ini, akan sangat menentukan apakah nantinya bakal diterima di kampus tersebut.

Bagi yang akan lanjut ke graduate program, pastikan surat rekomendasi yang relevan sudah dipersiapkan.

4. Lengkapi syarat pengajuan visa

Jika sudah mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) dari kampus impian, maka langkah selanjutnya bisa mengajukan visa pelajar.

Pelajari apa saja dokumen yang harus disertakan.

Hindari pengajuan visa secara mendadak karena slot interview di beberapa kedutaan biasanya cepat penuh jelang tahun perkuliahan baru.

5. Persiapkan asuransi kesehatan

Asuransi kesehatan sudah sejak lama menjadi syarat wajib bagi pelajar asing yang tengah menempuh studi.

Terlebih di era pandemi Covid-19 seperti ini, asuransi kesehatan sudah menjadi sebuah keharusan.

Luangkan waktu khusus untuk menyiapkan asuransi ini dari jauh-jauh hari sebelum keberangkatan.

Cari tahu juga protokol kesehatan terbaru di negara tersebut agar bisa menyesuaikan diri.

6. Biaya kuliah di luar negeri

Tidak lengkap berbicara seputar persiapan kuliah di luar negeri tanpa membahas seputar biayanya.

Pendidikan bertaraf global harus diakui memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Sebagai gambaran, estimasi biaya kuliah di Australia mencapai sekitar Rp 250 juta hingga Rp 336 juta per tahun.

Ini belum termasuk biaya akomodasi dan juga biaya hidup yang mencapai sekitar Rp 189 juta hingga Rp 300 juta setahun.

Meskipun demikian, kuliah di luar negeri tidak selalu mahal.

Jerman menjadi percontohan negara yang menawarkan pendidikan bertaraf global dengan biaya lebih terjangkau, yaitu antara sekitar Rp 15 juta hingga Rp 280 juta per tahun.

Nominal ini bahkan terkadang lebih murah dibandingkan biaya kuliah di dalam negeri sekalipun.

Beberapa universitas dan pemerintah negara tujuan kadangkala menawarkan student loan hingga beasiswa.

Luangkan waktu untuk mencari informasi cara kuliah di luar negeri gratis ataupun dengan sistem pembayaran lebih ringan.

Atau, menanyakan langsung informasi ini ke bagian admisi.

Tentu sangat melegakan jika bisa melanjutkan kuliah di luar negeri dengan beasiswa penuh.

Namun beasiswa parsial ataupun student loan pun tentunya juga sudah sangat membantu meringankan beban pembiayaan.

5 karakterisik menentukan jurusan kuliah di luar negeri

Memilih jurusan yang sesuai adalah salah satu faktor penting jika ingin menempuh pendidikan di luar negeri.

Retno Lestari, mantan jurnalis TV yang menulis buku 'Rahasia Pemburu Beasiswa' sekaligus pendiri TransforMe yang kini mendedikasikan dirinya di dunia ekuasi teknologi, membagikan tips bagaimana memilih jurusan yang sesuai untuk bersekolah di luar negeri.

Disampaikan Retno, setidaknya ada 5 karakteristik individu yang bisa menjadi salah satu faktor penentu pemilihan jurusan perkuliahan di luar negeri.

Lima karakteristik ini yakni apakah seseorang memiliki sifat idealis, realistis, ambisius, oportunis, strategis.

Berikut penjelasan Retno selengkapnya tentang karakteristik menentukan jurusan kuliah sebagaimana dikutip dari laman Kompas.com, Kamis (10/6/2021).

1. Karakter idealis

Jika seseorang memiliki sifat idealis, maka pemilihan jurusan biasanya ditentukan berdasarkan minat bidang yang akan dipelajari dan yang bisa memberikan ilmu sesuai dengan cita-citanya.

Memilih jurusan di kampus yang tidak terlalu populer tidaklah mengapa, yang penting jurusan tersebut diajar oleh para pengajar yang ahli dalam bidangnya.

Orang idealis juga ingin belajar di lingkungan yang mendukung.

Maka lokasi yang benar-benar nyaman untuk belajar, menjadi salah satu faktor penentu pilihan.

2. Karakter realistis

Sementara bagi mereka yang realistis, pemilihan jurusan dan kampus didasarkan pada kemampuan dirinya.

Mereka tidak akan mengejar jurusan atau kampus dengan peringkat yang tinggi, sangat populer, namun punya persyaratan berat untuk bisa masuk.

Yang paling penting jurusannya sesuai dengan apa yang dia butuhkan, kampusnya tidak terlalu menuntut mahasiwanya untuk sangat cemerlang, sehingga dia bisa membagi waktu yang cukup antara belajar dengan mencari pengalaman di luar akademis.

3. Karakter ambisius

Lain lagi dengan tipe ambisius.

Tipe ini tau bahwa kuliah di luar negeri adalah kesempatan besar bukan cuma untuk menimba ilmu, tetapi juga berjejaring, dan meningkatkan karir.

Oleh karena itu biasanya tipe ini akan mengincar jurusan dan kampus terbaik dan ternama di sebuah negara.

Mereka siap akan konsekuensi bekerja keras untuk bisa masuk ke jurusan tersebut dan lulus dengan nilai yang baik.

4. Karakter oportunis

Tipe berikutnya adalah mereka yang oportunis.

Yang masuk kategori ini adalah orang-orang yang menempatkan kuliah ke luar negeri lebih sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain yang lebih besar.

Biasanya mereka akan memilih jurusan dan kampus dengan jumlah mata kuliah yang sedikit atau dengan mata kuliah yang relatif mudah mereka pelajari.

Waktu luang yang mereka punya akan dimanfaatkan untuk mencari uang, pengalaman, relasi, dan bersenang-senang.

5. Tipe strategis

Tipe lainnya adalah orang-orang yang strategis.

Mereka memilih jurusan bukan karena mereka suka atau sesuai dengan latar belakang mereka, tetapi melihat yang dibutuhkan di masa sekarang dan yang akan datang.

Mereka berani mengambil resiko lintas jurusan, atau belajar sesuatu yang sangat baru bagi mereka.

Mereka juga akan mempertimbangkan faktor keterkenalan kampus, untuk bisa masuk ke jaringan di dalamnya,

Nah, kamu termasuk tipe yang mana?

Kenali diri kamu dan jangan sampai kamu salah mengambil jurusan karena tidak menyesuaikan dengan karakteristik diri sendiri. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved