Berita Luar Negeri

AS dan China Saling Kecam, Gara-gara Diungkit Asal Usul Virus Corona, Isu Taiwan dan HAM

Amerika Serikat (AS) dan China saling beradu kecaman setelah AS menekan lagi Beijing tentang asal usul Covid-19, isu Taiwan dan hak asasi manusia

Editor: Muhammad Hadi
file Anadolu Agency
Ilustrasi-Bendera AS dan China 

AS dan China Saling Kecam, Gara-gara Diungkit Asal Usul Virus Corona, Isu Taiwan dan HAM

SERAMBINEWS.COM - Amerika Serikat (AS) dan China saling beradu kecaman setelah AS menekan lagi Beijing tentang asal usul Covid-19, isu Taiwan dan hak asasi manusia.

Tekanan itu dilontarkan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kelompok 7 (G7)

KTT G7 ini merupakan debut internasional Presiden AS Joe Biden di KTT G7.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara melalui telepon dengan pejabat senior China Yang Jiechi.

Baca juga: Hingga 11 Juni, Jumlah Positif Covid-19 di Aceh Capai 17.109 Kasus

Dalam pembicaraan itu, Blinken memperbarui tekanan AS terhadap China atas asal mula pandemi yang telah menewaskan lebih dari 3,7 juta orang di dunia.

Blinken menekankan pentingnya kerja sama dan transparansi mengenai asal usul virus corona, termasuk mengizinkan pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali ke China, demikian juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price dalam sebuah pernyataan yang dikutip Channel News Asia.

Biden telah memerintahkan intelijen AS untuk melaporkan kembali pada akhir Agustus tahun lalu apakah Covid-19, yang pertama kali terdeteksi pada akhir 2019 di kota Wuhan, muncul dari sumber hewan atau kecelakaan laboratorium.

Teori asal usul virus Covid-19 dari laboratorium Wuhan telah membuat marah China, yang telah berusaha mengubah citra dirinya di mata dunia bukan sebagai negara yang gagal menghentikan virus, tetapi sebagai model tentang cara mengatasinya.

Baca juga: Rumah Terbakar di Jangka, Kakek Abdussalam dan Nek Habibah Menginap di Rumah Anaknya

Yang, seorang anggota senior Politbiro China yang telah lama memimpin dalam penanganan Beijing terhadap Amerika Serikat, mengecam Washington ketika Biden bertemu dengan para pemimpin dari negara-negara G7 lainnya yakni Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang.

"Multilateralisme sejati bukanlah multilateralisme semu yang didasarkan pada kepentingan kalangan kecil," kata Yang kepada Blinken.

"Satu-satunya multilateralisme sejati adalah yang didasarkan pada prinsip-prinsip piagam PBB dan hukum internasional," kata Yang.

Yang menuduh AS munafik terhadap hak asasi manusia ketika Blinken menekan apa yang dianggap Amerika Serikat sebagai genosida terhadap orang Uyghur dan sebagian besar muslim Turki lainnya yang dipenjara di kamp-kamp.

Baca juga: Di Hadapan Komisi Militer, Kim Jong Un Serukan Siaga Tinggi Terhadap Situasi di Semenanjung Korea

"Amerika Serikat harus menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia serius domestiknya sendiri, dan tidak menggunakan apa yang disebut masalah hak asasi manusia sebagai alasan untuk secara sewenang-wenang mencampuri urusan dalam negeri negara lain," katanya.

Blinken juga menyuarakan peringatan atas meningkatnya tekanan China terhadap Taiwan termasuk penerbangan militer di lepas pantainya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved