Diskusi Publik
Ini Rumusan Diskusi Publik: Tantangan Membangun Kesejahteraan di Aceh
Perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap pembangunan di Aceh, untuk memastikan kendala-kendala yang dihadapi selama 20 tahun ini.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Diskusi publik dalam rangka halal bihalal Keluarga Besar IMPAS (IKATAN MAHASISWA PASCASARJANA) ACEH-JAKARTA secara daring dan luring, Minggu (13/6/2021) malam di Gedung Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR – RI), berhasil melahirkan sejumlah rekomendasi.
Ketua Umum IMPAS, Yunidar ZA, menyebutkan, butir-butir rekomendasinya terdiri dari:
Perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap pembangunan di Aceh, untuk memastikan kendala-kendala yang dihadapi selama 20 tahun ini.
Selanjutnya mendorong Pemerintahan Aceh untuk membangun kesejahteraan dan peradaban modern yang Islami.
Optimalisasai potensi ekonomi kreatif lokal yang belum optimal. Mendorong adanya terobosan yang inovatif untuk keluar dari jebakan imajinasi sumber daya alam yang tak terhingga.
Membuka ruang keberadaan diaspora Aceh di luar Aceh merupakan jejaring yang bisa membuka gerbang peluang dan potensi Aceh untuk membangun sejahtera.
Baca juga: Bupati Aceh Singkil Buka TMMD ke-111, Ini Sasaran Fisik yang Dibangun
Baca juga: Mendagri Minta Kepala Daerah Manfaatkan Masa Jabatan untuk Penanganan Pandemi Covid-19
Baca juga: Residivis Narkoba Ditangkap Saat Transaksi di Warkop, Pengunjung Sempat Anggap Perkelahian Biasa
Optimalisasi kegiatan akademis dan produktif yang akan bermanfaat bagi masyarakat Aceh secara umum, khususnya generasi muda, perlu didukung dan dilaksanakan secara berkelanjutan demi mempersiapkakan generasi muda Aceh yang tangguh dalam menghadapi era globalisasi.
Mendorong pemerintah dan para anggota legislatif Aceh dalam menentukan arah kebijakan pembangunan di masa depan, penganggaran yang berpihak kepada pembangunan masyarakat.
Menyeimbangkan ketersedian sumber daya manusia (SDM) dengan melimpahnya potensi sumber daya alam, wilayah yang strategis serta sangat perlu dibuka akses pasar yang independen, sehingga tidak selalu harus bergantung pada daerah lain.
Baca juga: DPR Aceh Terima Penghargaan Green Leadership dari KLHK
Baca juga: Piala Wali Kota Solo Mendadak Batal Digelar Tepat Waktu, Gibran Rakabuming Beberkan Penyebabnya
Baca juga: Daripada Menganggur, Peraih Emas SEA Games untuk Indonesia Kini Secara Sukarela Menjadi Kuli Batu
Mendorong pemerintah Aceh dan pemangku kepentingan lainnya untuk perencanaan strategis bagi kaum milenial, keahlian dan profesionalitas yang mumpuni, membangun pondasi integritas.
Mewujudkan terjadinya partisipasi masyarakat lebih luas dalam mulai dari perencanaan, pelaksanan dan penyelesaian pembangunan Penguatan masyarakat Aceh yang inklusif yang memberi ruang kepada anak muda Aceh yang lebih maju dengan mendukung anggara kaum terpelajar, mahasiwa untuk dapat menyelesaikan perkuliahan.(*)