Berita Banda Aceh
Aceh Miliki Historis Sebagai Jalur Rempah Penting di Dunia, Ini Kata Sejarawan
“Jadi titik ini juga menunjukkan kebesaran daripada Aceh, salah satunya sebagai penghasil rempah yang juga mengirim rempahnya ke luar negeri. Kemudian
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Nurul Hayati
“Tetapi dalam bentuk yang lama tentunya masih dipakai sebagai kebutuhan yang sangat diperlukan waktu itu, terutama di Eropa kawasan yang dingin sangat memerlukan rempah-rempah dari daerah kita, Aceh,” kata DR Husaini.
Ia menyebutkan di kawasan Aceh Besar termasuk Pulo Aceh mempunyai potensi yang besar untuk penanaman cengkeh dan daerah itu terkenal sebagai penghasil cengkel yang cukup bagus.
Hal tersebut karena disamping hawa gunung juga dipengaruhi dari laut yang memberikan tanaman itu hidup subur dan berkembang.
Aroma cengkehnya juga sangat berbeda dibanding dengan kawasan lainnya, sehingga harganya itu bisa meningkat karena kualitasnya juga bagus.
Sementara terkait dengan proses perdagangan yang terjadi pada masa itu, DR Husaini menjelaskan dalam dunia perdagangan terutama abad kemajuan Islam, Aceh mencapai puncak kejayaan pada abad ke-17 yaitu pada masa Sultan Iskandar Muda.
Tapi sebelumnya, Aceh sudah menjalin hubungan kerja sama luar negeri dengan Turki dan jaringan dengan dunia luar termasuk Eropa.
Jadi ketika bangsa-bangsa asing datang ke Aceh, mereka harus menukar uang di sini.
Jadi di Aceh terdapat banyak tempat penukaran uang.
Baca juga: Terkait Sertifikat Vaksin Jadi Syarat Buat SIM, Polda Aceh: Itu Hoaks
“Transaksi perdagangan yang terjadi bukan saja hanya barter, tetapi juga membeli dengan uang yang dipakai saat itu. Nah, di Aceh sebagai sebuah kerajaan yang besar sudah menggunakan mata uang emas atau dirham. Mata uang itu sudah digunakan di kerajaan Aceh dan itu menunjukkan sebuah lambang kebesaran dari kerajaan Aceh,” paparnya.
Oleh karena itu juga, di Aceh banyak ditemukan mata uang asing seperti pada tahun 2013 di Kuala Krueng Doy, Gampong Merduati, Banda Aceh.
Kawasan itu dulunya masuk dalam wilayah Gampong Pande yang merupakan salah satu pusat kerajaan di Aceh.
Lalu dengan historis Aceh sebagai jalur rempah penting di dunia, maka DR Husaini mengatakan sebenarnya orang Aceh harus kembali yaitu, kembali kepada dasar apa yang menjadi potensi daerah.
“Daerah kita adalah daerah pertanian jadi kembali ke daerah pertanian, perkebunan. Itu sebenarnya yang harus dikembangkan. Kemudian menyangkut ekspor lada, ini dulu menjadi semacam primadona dan ini menjadi daerah yang ramai di jalur maritim. Ini juga sebenarnya harus dikembangkan, jadi Pelabuhan-pelabuhan itu dihidupkan kembali dan tanaman lada harus diaktifkan kembali, petani juga harus diberi subsidi dan sebagainya,” jelasnya.
Menurut DR Husaini, ini memiliki potensi yang hebat tapi sekarang karena dipengaruhi oleh berbagai tantangan sehingga dianggap itu tidak menghasilkan.
“Banyak orang meninggalkan hal-hal kegiatan seperti itu, karena juga suatu waktu dulu pernah harga rempah itu anjlok, jadi masyarakat meninggalkannya,” sebutnya.