Update Covid 19
Upaya Preventif Secara Kolektif Menjadi Solusi Atasi Pandemi Covid-19
Jika melihat penambahan kasus pada Maret 2020 lalu, hal itu disebabkan belum terbentuknya kekompakan masyarakat dalam menjalankan upaya pencegahan.
Penulis: Ansari Hasyim | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM - Upaya preventif secara kolektif dinilai perlu dalam upaya melandaikan kenaikan kasus COVID-19.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut dengan melakukan upaya ini, maka setiap orang punya peranan penting memutus mata rantai penularan.
Jika melihat penambahan kasus pada Maret 2020 lalu, hal itu disebabkan belum terbentuknya kekompakan masyarakat dalam menjalankan upaya pencegahan.
Saat itu COVID-19 merupakan penyakit baru dan pengetahuan terkaitnya masih sangat minim.
"Hal ini akhirnya berimbas pada kenaikan kasus positif dan menipisnya kapasitas pelayanan kesehatan," ujar Wiku dalam keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Kamis (17/6/2021) seperti dirilis laman covid19.go.id.
Merujuk pada hasil studi Matraj dan Leung (2020), menyatakan bahwa semakin dini intervensi pencegahan, maka semakin berdampak melandainya kurva kasus dan menguatnya kapasitas sistem kesehatan.
• Bank Aceh Syariah Lhokseumawe Merdeka Gelar Sosialisasi Kewirausahaan Berbasis Digital
• Komisi III DPRK Tinjau Command Center Dinas Perhubungan Banda Aceh
• Sempat Turun, Kasus Corona di Aceh Singkil Kembali Melonjak
Karena upaya pencegahan penyakit menular seperti COVID-19 bersifat multipilikatif.
"Makanya, dari setiap 1 kasus dicegah, berperan besar menekan meluasnya penularan," imbuhnya.
Pada upaya preventif ialah melakukan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) secara disiplin, memasifkan 3T (testing, tracing dan treatment), menjauhi kerumunan, menunda perjalanan tidak mendesak, memasifkan vaksinasi khususnya pada populasi berisiko dan memperbaiki manajemen pelayanan kesehatan serta sistem kerja tenaga kesehatannya.
Namun perlu dimengerti bahwa upaya pencegahan yang baik harus terus dilakukan secara konsisten.
Karena selama masa pandemi belum berakhir, peluang penularan masih ada. Seperti yang terjadi paska periode libur panjang yang menimbulkan kenaikan kasus
Untuk itu patut disadari, bahwa kehidupan masa pandemi tidaklah mudah dan banyak berimbas pada berbagai hal.
Menurut Wiku ini tidak hanya soal sehat dan sakit, tetapi menyentuh kepentingan lainnya.
"Tidak ada jalan lain untuk keluar dari pandemi melainkan mampu beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru ini secara berkelanjutan," pungkas Wiku.(*)