Berita Aceh Tamiang
Banyak Kutipan, Pedagang Angkat Kaki dari Pasar Kuliner Aceh Tamiang di Kualasimpang
Satu per satu pedagang pun mulai meninggalkan Pasar Kuliner Aceh Tamiang yang sempat akan dijadikan ikon Kota Kualasimpang itu.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Mursal Ismail
Satu per satu pedagang pun mulai meninggalkan Pasar Kuliner Aceh Tamiang yang sempat akan dijadikan ikon Kota Kualasimpang itu.
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Pedagang di Pasar Kuliner Aceh Tamiang mengeluhkan banyaknya kutipan yang tak sebanding dengan pendapatan mereka.
Satu per satu pedagang pun mulai meninggalkan Pasar Kuliner Aceh Tamiang yang sempat akan dijadikan ikon Kota Kualasimpang itu.
Muhammad Irvan, perwakilan pedagang mengungkapkan kutipan ini dilakukan sejumlah orang dengan mengatasnamakan dinas dan pemerintahan kampung.
Setiap bulannya, pedagang harus mengeluarkan uang bervariasi antara Rp 250 ribu hingga Rp 450 ribu.
“Ada yang dikutip harian dan ada yang bulanan,” kata Irvan, Minggu (20/6/2021).
Baca juga: Hand Sanitizer Punya Efek Samping yang Tak Disadari Orang, Bisa Ganggu Kesuburan hingga Keracunan
Baca juga: Masuk Rumah Sakit Jiwa, Sekda Nias Utara yang Pesta Narkoba Bareng Cewek Seksi Dapat Fasilitas VIP
Baca juga: Korban Bertambah Jadi 8 Orang, Dibuka Posko Pengaduan Korban Pelecehan Seksual Gofar Hilman
Kutipan harian ini meliputi uang kebersihan Rp 1.000, retribusi badan jalan Rp 2.000, tenda Rp 2.000, listrik Rp 5.000.
Sedangkan iuran bulan berupa uang jaga malam antara Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu.
“Uang jaga malam ini tergantung barang-barang kita, kalau cuma steling hanya Rp 100 ribu, tapi kalau lengkap ada kursi sama meja diminta Rp 250 ribu,” beber Irvan.
Dia menegaskan besaran kutipan itu sangat membebani pedagang karena tidak sebanding dengan omzet yang didapat.
Kondisi ini kata dia diperparah dengan sistem pengelolaan parkir yang membuat pengunjung enggan datang.
“Kalau bisa kendaraan bisa masuk ke dalam untuk memudahkan pengunjung. Dan tarifnya juga harus dikontrol, jangan sesuka yang jaga parkir,” kata pedagang kerang rebus ini.
Makanya dalam dua bulan terakhir, satu per satu pedagang di Pasar Kuliner angkat kaki memilih kembali ke lapak mereka semula.
“Dari seratusan lebih pedagang, hari ini tinggal enam pedagang. Bukan kami membangkang, tapi kami juga punya keluarga untuk dinafkahi,” ungkapnya.
Namun yang membuat pedagang resah, Pemkab Aceh Tamiang telah mengeluarkan surat kepada masing-masing pedagang untuk kembali ke Pasar Kuliner selambatnya pada 10 Juni.
Bahkan Kadis Perindagkop Aceh Tamiang disebut pedagang akan menertibkan pedagang yang menolak kembali ke Pasar Kuliner.
“Kami bersedia pindah kalau Pemkab juga mau memenuhi poin yang kami ajukan, intinya perbaiki semua sistem retribusi,” tegasnya. (*)