Internasional
AS Kurangi Peralatan Militer, Arab Saudi Sebut Tidak Akan Mempengaruhi Pertahanan Udara
Kerajaan Arab Saudi menegaskan pengurangan peralatan militer AS tidak akan mempengaruhi sistem pertahanan udara.
SERAMBINEWS.COM, ABHA - Kerajaan Arab Saudi menegaskan pengurangan peralatan militer AS tidak akan mempengaruhi sistem pertahanan udara.
Arab Saudi telah mencegat sejumlah besar drone milisi Houthi Yaman dalam satu hari.
Washington pada Jumat (19/6/2021) mengatakan pihaknya memotong jumlah pasukan dan unit pertahanan udara yang dikerahkan ke Timur Tengah.
Termasuk baterai Patriot dan sistem anti-rudal, yang disebut THAAD, dari Arab Saudi.
“Ini tidak akan mempengaruhi pertahanan udara Arab Saudi,” kata juru bicara koalisi Turki Al-Maliki kepada wartawan, Senin (21/6/2021)
Baca juga: Arab Saudi Latihan Tempur dengan Pasukan AS dengan Sandi, Falcon Claws 4
“Kami memiliki pemahaman yang kuat dengan sekutu kami tentang ancaman di kawasan itu," katanya.
"Kami memang memiliki kemampuan untuk membela negara kami," tambahnya.
Penarikan AS terjadi ketika pemerintahan Presiden Joe Biden berusaha meredakan ketegangan dengan Iran.
Setelah ketegangan itu memanas pada 2019 di bawah kampanye tekanan maksimum pendahulunya Donald Trump di Teheran.
Pada April 2021, Yunani mengatakan akan meminjamkan baterai Patriot ke Arab Saudi untuk melindungi infrastruktur energi kritisnya.
Pertahanan udara Saudi mencegat total 17 drone Houthi pada Sabtu (19/6/2021), jumlah tertinggi dalam satu hari sejak konflik dimulai, kata Al-Maliki.
Baca juga: Arab Saudi Tindak 5,6 Juta Orang Pelanggar Berbagai Aturan, Masuk Tanpa Izin Sampai Kependudkan
Awal bulan ini, sebuah pesawat tak berawak bermuatan bom yang diluncurkan oleh Houthi menabrak sebuah sekolah perempuan di Provinsi Asir selatan, kata media pemerintah Saudi.
Tidak ada cedera yang dilaporkan dalam serangan itu.
Tetapi selama tur media pada Minggu (20/6/2021) di sekolah itu, atapnya dipenuhi pecahan kaca, bantalan bola dan logam bengkok.
Para pejabat mengatakan beberapa orang tua yang ketakutan menolak mengirim anak-anak mereka untuk menghadiri kelas.