Kapal Aceh Hebat, Memutus Kesenjangan Antar Wilayah Kepulauan di Aceh

Diskusi ini berlangsung secara virtual di Kantor Badan Penghubung Pemerintah Aceh atau BPPA Indramayu, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/6/2021).

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
FOR SERAMBINEWS.COM
Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi, didampingi Kepala BPPA, Almuniza Kamal, dan Tokoh Muda Aceh di Jakarta, Husnul Jamil (kanan) saat melakukan diskusi publik "Kapal Aceh Hebat, Sejarah Baru Armada Laut di Aceh", di Kantor Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) Indramayu, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 23 Juni 2021. 

Diskusi ini berlangsung secara virtual di Kantor Badan Penghubung Pemerintah Aceh atau BPPA Indramayu, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/6/2021).

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kehadiran Kapal Aceh Hebat menjadi sejarah baru transportasi laut di Aceh karena dapat membantu memutus kesenjangan dan keterbatasan transportasi di wilayah pesisir tanah rencong itu.

Hal itu mengemuka dalam diskusi yang diselenggarakan Forum Mahasiswa Aceh Nusantara (FORMA-NUS)  bertema "Kapal Aceh Hebat, Sejarah Baru Armada Laut di Aceh". 

Diskusi ini berlangsung secara virtual di Kantor Badan Penghubung Pemerintah Aceh atau BPPA Indramayu, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/6/2021).

Diskusi itu menghadirkan narasumber Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi, Bupati Simeulue, Erli Hasim diwakili Kepala Dinas Perhubungan Simeulue, Mulyawan Rohas.

Kemudian Kepala BPPA Almuniza Kamal S.STP, M.Si, Anggota DPR RI Fraksi PKS, Rafly Kande serta Tokoh Muda dan Mahasiswa Aceh Jakarta, Husnul Jamil.

Baca juga: Kabar Gembira Kapal Aceh Hebat 3 Mulai Beroperasi Pekan Kedua Maret, Ini Rute yang Dilayani

Baca juga: Gubernur Aceh Lantik Pengurus FPMPA di Geladak Kapal Aceh Hebat 1 Dalam Pelayaran ke Simeulue

Baca juga: Kabar Gembira, Januari 2021 Kapal Aceh Hebat 3 Mulai Layani Pelayaran Singkil-Pulau Banyak 

Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi mengatakan, sejarah kapal di perairan Aceh itu sudah dimulai sejak lama, seperti pada tahun 1980 dibukanya rute perintis jalur Ulee Lheue-Sabang yang dilayani oleh KMP Tongkol.

 "Ada juga yang dibangun pasca tsunami Aceh, Pemerintah melalui Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) melakukan pengadaan KMP BRR untuk mendampingi KMP Tanjung Burang," katanya.

Ia menyebutkan, untuk rute Ulee Lheue-Sabang tersebut merupakan indikator utama dalam pengembangan transportasi penyeberangan. Karena begitu sibuknya kawasan itu.

Begitu juga, tambahnya, sejarah kapal di perairan pantai barat-selatan Aceh, pada 2003 dibangunnya KMP Teluk Singkil.

Kemudian pembangunan KMP Simeulue pada 2004, KMP Teluk Sinabang pada 2007, dan KMP Labuhan Haji pada 2012.

Namun, kehadiran Kapal Aceh Hebat 1, 2, dan 3 katanya, diharapkan mampu memutus  kesenjangan antar wilayah yang menghubungkan wilayah daratan dan kepulauan.

"Kebutuhan dasar transportasi pada masyarakat harus tetap berlangsung, meskipun tingkat pemenuhan kapasitas angkutan tidak terpenuhi," katanya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved