Internasional

Arab Saudi Hadapi Ancaman Berat Serangan Siber, 93 Persen Organisasi Diserang Hacker

Kerajaan Arab Saudi mendapat Serangan Siber atau dunia maya sepanjang tahun 2020. Dilaporkan, sekitar 93 persen dari 252 organisasi yang disurvei di

Editor: M Nur Pakar
AFP
Seorang pakar keamanan dunia maya memperhatikan serangan siber yang dilakukan oleh hacker di sebuah layar monitor di Arab Saudi. 

SERAMBINEWS.COM, JEDDAH - Kerajaan Arab Saudi mendapat Serangan Siber atau dunia maya oleh Hacker sepanjang tahun 2020.

Dilaporkan, sekitar 93 persen dari 252 organisasi yang disurvei di Kerajaan mendapat Serangan Siber, menurut sebuah laporan.

VMware, perusahaan komputasi awan dan teknologi virtualisasi Amerika, merilis temuan dari bagian keempat Laporan Wawasan Keamanan Global.

Hal itu itu didasarkan pada survei online terhadap 3.542 chief information security officer (CISO), chief information officer (CIO), dan chief technology officer (CTO) pada Desember 2020 dari seluruh dunia.

Rata-rata jumlah pelanggaran yang dialami oleh setiap organisasi adalah 2,47 selama setahun terakhir.

Sementara 11 persen responden mengatakan organisasi mereka telah diserang antara 5 hingga 10 kali.

Baca juga: Hacker Bikin Situs Penerimaan Siswa Baru di Sumbar Error Berjam-jam, Identitas Pelaku Terdeteksi

Peningkatan serangan terutama disebabkan oleh lebih banyak karyawan yang bekerja dari rumah, menyoroti kerentanan dalam teknologi dan postur keamanan lama.

Laporan ini mengeksplorasi dampak serangan siber dan pelanggaran pada organisasi dan merinci bagaimana tim keamanan beradaptasi dengan tantangan ini.

Transformasi digital yang dipercepat telah menyebabkan tim keamanan menghadapi ancaman yang berkembang saat penjahat dunia maya atau hacker memanfaatkan peluang untuk melakukan serangan.

Dengan target memanfaatkan inovasi yang dilacak cepat dan tenaga kerja jarak jauh.

Dalam konferensi pers online, Ahmed El Saadi, Direktur Regional VMware, Timur Tengah, Turki, dan Afrika, mengatakan kompleksitas adalah musuh keamanan.

Baca juga: Lawan Israel, Ratusan Nomor WhatsApp Orang Israel Dibocorkan oleh Hacker Indonesia

Ini merupakan indikasi organisasi tidak dapat melihat ke sudut-sudut di mana perangkat seluler pribadi dan jaringan rumah telah dicangkokkan ke infrastruktur TI terdistribusi melalui teknologi tidak aman seperti VPN.

“Sangat penting bagi organisasi untuk mendapatkan visibilitas jaringan mereka melalui teknologi berbasis cloud seperti Secure Access Services Edge (SASE),” kata El Saadi.

“Memiliki infrastruktur yang dapat menyediakan pusat operasi keamanan, dengan kecerdasan situasional yang kuat, akan memberikan konteks terhadap ancaman," katanya.

"Juga membantu memprioritaskan target potensial dan memulihkan risiko dengan percaya diri," tambahnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved