Kadishub Aceh Junaidi: Yang Berat bukan Diperiksa KPK, Tapi Baca Komentar di Medsos
KMP Aceh Hebat 2, spesifikasi 1.100 GT anggaran Rp 59,7 miliar dikerjakan selama 497 hari di galangan PT Adiluhung.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Zaenal
* Akui Sudah Serahkan Seluruh Data Terkait Pengadaan Kapal Aceh Hebat kepada KPK
Laporan Fikar W.Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan Aceh (Dishub Aceh) Junaidi, ST., M.T., mengaku sudah menyampaikan seluruh data terkait pengadaan kapal Aceh Hebat 1,2, 3 kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal itu disampaikan Junaidi menjawab pertanyaan peserta diskusi publik Mahasiswa Aceh Nusantara membahas “Kapal Aceh Hebat: Sejarah Baru Armada Laut di Aceh” secara virtual, Rabu (23/6/2021).
Terkait anggaran Kapal Aceh Hebat 1,2,3, Junaidi menyampaikan seluruhnya Rp 178 miliar, dengan rincian Kapal Aceh Hebat 1 spesifikasi 1.300 Gross Tonnage (GT) dengan anggaran Rp 73,9 miliar dikerjakan selama 470 Hari di galangan PT Multi Ocean Shipyard di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.
KMP Aceh Hebat 2, spesifikasi 1.100 GT anggaran Rp 59,7 miliar dikerjakan selama 497 hari di galangan PT Adiluhung.
Kapal Aceh Hebat 3, spesifikasi rencana 600 GT anggaran Rp 38 miliar yang dikerjakan selama 497 hari di galangan PT Citra Bahari Shipyard, Tegal, Jawa Tengah.
Junaidi menyatakan, banyak beredar di media sosial, seolah-olah anggaran satu kapal Rp 178 miliar.
“Itu salah semua, termasuk tadi yang ditanyakan mahasiswa Aceh dari Sumatera Utara,” katanya menanggapi pertanyaan seorang mahasiswa Aceh dari Medan yang membeberkan data yang keliru soal anggaran pembelian kapal Aceh Hebat.
Junaidi juga menyampaikan bahwa penganggaran pembelian kapal bersifat multiyears, ini sesuai dengan MoU yang ditandatangani DPR Aceh dengan Pemerintah Aceh.
“Pemeriksaan KPK berjalan baik. Kita sudah sampaikan semua data. Detil sekali, kami sudah serahkan semua ke KPK. Termasuk data operasional Kpal Aceh Hebat sampai log hub kapal, berisi catatan aktivitas aktivitas kapal setiap jam,” ujar Junaidi.

Junaidi menyebutkan, dirinya tidak mempersoalkan adanya pemeriksaan oleh KPK.
Yang membuat Junaidi sedih adalah komentar-komentar di media sosial yang sangat liar sampai-sampai menghina orang tuanya yang sudah almarhum.
“Ini yang berat sekali. Orang tua yang sudah meninggal dibawa-bawa,” tukasnya.
Di awal paparannya, Junaidi menyebutkan, Aceh sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki daerah kepulauan dengan panorama menawan, sudah sewajarnya Aceh butuh kapal baru guna mewujudkan transportasi berkeadilan yang setara dengan wilayah daratan.
Pemerintah Aceh melalui Dinas perhubungan pada tahun 2018 lalu telah melakukan perencanan pembangunan kapal.
Pengadaan Kapal Aceh Hebat itu dimaksudkan juga Untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah, peningkatan konektivitas antar kepulauan, sektor pariwisata, dan logistik, maka berdasarkan kesepakatan bersama (MoU) Pemerintah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) pada tanggal 28 November 2018, melalui APBA TA 2019 dan 2020 (tahun jamak) telah dialokasikan anggaran untuk pembangunan tiga Kapal Aceh Hebat.
Baca juga: Kapal Aceh Hebat, Memutus Kesenjangan Antar Wilayah Kepulauan di Aceh
Baca juga: Tak Hanya Kapal Aceh Hebat, MaTA Sebut KPK Sasar Banyak Kasus di Aceh, Apa Saja?
Proses pelelangan ketiga kapal dilakukan melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Perhubungan RI dengan pertimbangan bahwa Pemerintah Aceh belum memiliki pengalaman dalam pelelangan kapal dengan spesifikasi khusus.
Sedangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di kementerian Perhubungan RI telah memiliki kompetensi untuk pembangunan kapal Ro-ro.
Perencanaan terhadap ketiga kapal tersebut pun telah dilakukan pendampingan teknis dari kementerian.
Selama pelaksanaan pekerjaan, Dinas Perhubungan Aceh didampingi oleh Konsultan Pengawas dan Tim Teknis yang melibatkan personil dari Kementerian Perhubungan dan Dishub Aceh.
Untuk terlaksananya setiap tahapan pembangunan, telah dilakukan sertifikasi oleh Kementerian Perhubungan RI dan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
BKI yang merupakan ahli yang berkompetensi di bidang perkapalan yang bertugas untuk mengecek dan meng inspeksi kapal, baik yang akan dibuat ataupun yang sedang beroperasi di Indonesia serta melakukan pengetesan peralatan maupun perlengkapan kapal yang berhubungan dengan kelas kapal, baik badan kapal ataupun mesin.
Baca juga: KPK Selidiki Proyek Multiyears dan Kapal Aceh Hebat, Kautsar: Semoga tidak Ada yang Bersalah
Baca juga: Berlayar dengan KMP Aceh Hebat 1, Segini Harga Tiketnya
Nantinya, setelah kapal di inspeksi dan lolos, maka kapal akan mendapatkan sertifikat dari kelas kapal yang membuktikan bahwa kapal tersebut sudah memenuhi kualifikasi dan standar yang diberlakukan oleh Biro Klasifikasi.
KMP. Aceh Hebat 1, 2, dan 3 dibangun baru di tiga galangan yang berada di Indonesia diawali dengan proses Keel Laying atau dikenal juga peletakan lunas kapal, sebagai titik awal pembangunan sebuah kapal dilaksanakan serentak pada tanggal 21 Oktober 2019 yang dipusatkan di galangan PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, Madura, Jawa Timur.
Sekaligus di tanggal itu, penabalan nama KMP. Aceh Hebat pada masing-masing kapal oleh Plt. Gubernur Aceh (Kini Gubernur Aceh), Ir. Nova Iriansyah, M.T.
KMP. Aceh Hebat 1 dengan bobot rencana 1300 GT yang melayani lintasan Pantai Barat. KMP. Aceh Hebat 2 bobot rencana 1100 GT untuk lintasan Ulee Lheue.
Selanjutnya KMP. Aceh Hebat 3 dengan bobot rencana 900 GT untuk lintasan Singkil-Pulau Banyak.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Simeulue, Mulyawan Rohas, ST menyampaikan atas nama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Simeulue menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Aceh yang telah membuat Kapal Aceh hebat yang melayani Pulau Simeulue.
“Sangat besar manfaatnya bagi masyarakat,” kata Mulyawan.(*)