Internasional
Pejabat Iran Klaim AS Setuju Mencabut Sanksi Pengiriman Minyak
Pemerintah Iran, Rabu (23/6/2021) mengatakan Amerika Serikat (AS) telah setuju menghapus semua sanksi terhadap minyak dan pengiriman Iran.
SERAMBINEWS.COM, DUBAI- Pemerintah Iran, Rabu (23/6/2021) mengatakan Amerika Serikat (AS) telah setuju menghapus semua sanksi terhadap minyak dan pengiriman Iran.
Bahkan, telah mengeluarkan beberapa tokoh senior dari daftar hitam.
Hal itu terungkap pada pembicaraan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan kekuatan global yang sekarang sedang jeda.
Pernyataan tersebut, oleh Kepala Staf Presiden Hassan Rouhani yang akan keluar.
Dimana konsisten dengan pernyataan sebelumnya oleh para pejabat di kubu pragmatis Rouhani.
Bahwa Washington siap untuk membuat konsesi besar pada pembicaraan, yang berlangsung sejak April 2021 di Wina.
Baca juga: Prancis Kutuk Serangan Milisi Houthi di Arab Saudi, Kecam Presiden Terpilih Iran
Dilansir AFP, pembicaraan ditunda pada Minggu (20/6/2021) untuk istirahat, dua hari setelah Iran mengadakan pemilihan presiden.
Dimenangkan oleh garis keras Ebrahim Raisi.
Seorang kepala peradilan Iran yang ada dalam daftar hitam AS.
Raisi akan menggantikan Rouhani pada Agustus 2021.
"Kesepakatan telah dicapai untuk menghapus semua sanksi asuransi, minyak dan pengiriman yang dikenakan oleh Trump," kata kepala staf kepresidenan Mahmoud Vaezi seperti dikutip oleh media pemerintah Iran.
“Sekitar 1.040 sanksi era Trump akan dicabut berdasarkan perjanjian," tambahnya.
"Juga disepakati untuk mencabut beberapa sanksi terhadap individu dan anggota lingkaran dalam pemimpin tertinggi." ujarnya.
Baca juga: Presiden Terpilih Iran Tolak Negoisasi Program Rudal Balistik, Kecuali Riyadh Pulihkan Hubungan
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan masih ada jarak yang adil untuk bepergian.
Termasuk sanksi dan komitmen nuklir yang harus dibuat Iran.
Pejabat Barat dan Iran lainnya juga mengatakan pembicaraan masih jauh dari kesimpulan.
Iran setuju pada 2015 untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.
Trump meninggalkan perjanjian itu yang sudah berusia tiga tahun.
Kemudian menerapkan kembali sanksi, dan Teheran menanggapi dengan melanggar beberapa batasan nuklir.
Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Iran Ditutup Sementara, Tidak Diketahui Penyebabnya
Pemerintahan baru Presiden AS Joe Biden bertujuan untuk memulihkan kesepakatan.
Tetapi kedua pihak tidak setuju tentang langkah mana yang perlu diambil dan kapan.
Pejabat Iran dan Barat sama-sama mengatakan kenaikan Raisi tidak mungkin mengubah posisi negosiasi Iran/
Karena Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei sudah memiliki keputusan akhir tentang semua kebijakan utama.
Namun, beberapa pejabat Iran telah menyarankan Teheran mungkin lebih memilih kesepakatan sebelum Raisi menjabat untuk memberikan presiden baru yang bersih.(*)