Berita Aceh Tenggara
HUT Ke-47 Aceh Tenggara Diperingati di Gedung DPRK, Semua Memakai Baju Adat Ragam Daerah
Uniknya dalam peringatan HUT Ke-47 Aceh Tenggara ini, para pejabat di daerah dijuluki Sepakat Segenap itu memakai pakaian adat daerah yang ada
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Mursal Ismail
Uniknya dalam peringatan HUT Ke-47 Aceh Tenggara ini, para pejabat di daerah dijuluki Sepakat Segenap itu memakai pakaian adat daerah yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara.
SERAMBINEWS.COM, KUTACANE - Peringatan hari jadi atau HUT Ke-47 Aceh Tenggara diperingati di Gedung DPRK Aceh Tenggara, Sabtu (26/6/2021).
Dengan demikian peringatan ini tepat di tanggal lahirnya Kabupaten Aceh Tenggara, yaitu 26 Juni 1974.
Uniknya dalam peringatan HUT Ke-47 Aceh Tenggara ini, para pejabat di daerah dijuluki Sepakat Segenap itu memakai pakaian adat daerah yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara.
Pasalnya, selama ini banyak suku hidup di Aceh Tenggara, namun mereka semua tetap rukun, meski berbeda agama.
Peringatan HUT Ke-47 Aceh Tenggara ini diawali Rapat Paripurna Istimewa di Gedung DPRK Aceh Tenggara itu.
Para Anggota DPRK yang hadir memakai pakaian mesikhat (pakaian adat Suku Alas), pakaian adat Gayo dan pakaian adat Batak Toba serta pakaian adat suku-suku lainnya yang telah berdomisili di Aceh Tenggara.
Sedangkan pejabat lainnya memakai pakaian adat Alas berupa baju mesikhat dan bulang bulu (kain penutup kepala).
Mereka adalah Bupati Raidin Pinim, Wabup Bukhari, Anggota DPR-RI, M Salim Fakhri, Ketua DPRK, Denny Febrian Roza SSTP, Dandim 0108/Agara Letkol Inf Robbi Firdaus, Kapolres AKBP Bramanti Agus Suyono.
Kemudian Kajari Agara, Syaifullah dan unsur Forkopimda lainnya.
Bupati Aceh Tenggara Drs Raidin Pinim MAP, dalam sambutannya mengatakan momentum HUT Ke-47 Aceh Tenggara telah menjadi starting point bagi legislatif dalam membuat sejarah dan warna baru penyelenggaraan HUT ini.
Pasalnya sudah tercatat dalam Banmus sebagai sebuah agenda DPRK Aceh Tenggara.
Rentang waktu 47 tahun terhitung sejak 26 Juni 1974 lalu menjadi sebuah kabupaten defenitif, bukanlah waktu yang cukup untuk mewujudkan impian semua masyarakat menuju daerah yang makmur dan sejahtera.
"Ke depan, agar kondisi Aceh Tenggara lebih baik dan lebih maju lagi dari sebelumnya, kita harus mengedepankan kearifan lokal.
Tujuannya agar mampu merespon secara baik kepekaan sosial serta tetap konsisten memberikan bobot sebagai out put tujuan diberikannya otonomi daerah oleh pemerintah pusat," katanya.
Hal ini sebagaimana dikutip dalam siaran pers dikirim kepada Serambinews.com, Sabtu (26/5/2021).
Bupati Raidin Pinim yang akrab disapa Bang Ray alias Osama itu, menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya pada almarhum H Syahadat dan para pejuang yang telah berkontribusi besar atas terbentuk dan lahirnya Kabupaten Aceh Tenggara.
"Karena tanpa perjuangan pendahulu kita, tak mungkin kita bisa menikmati kemajuan pembangunan seperti yang kita rasakan saat ini," kata Bupati.
Ketua DPRK Aceh Tenggara, Denny Febrian Roza SSTP menyampaikan peringatan hari jadi Kabupaten Aceh Tenggara merupakan wujud rasa syukur atas dinamika perjalanan pembangunan sejak terbentuknya Aceh Tenggara.
Secara pribadi, atas nama masyarakat dan atas nama lembaga DPRK, Denny Febrian Rosa SSTP MSi yang juga Sekretaris DPD Golkar Aceh Tenggara itu mengucapkan terima kasih.
Selain itu, juga penghargaan setinggi-tingginya pada para pejuang, perintis dan pendiri Kabupaten serta mantan pimpinan daerah mulai dari Bupati Syahadat,T DJohan Syahbudin.
Kemudian T Iskandar, Syahbuddin Bedua Ali Putra, Armen Desky dan Darmansyah Selian, Ir H Hasanuddin.B MM dan Samsul Bahri serta Ali Basrah Spd MM maupun Bupati dan Wabup saat ini, Raidin Pinim-Bukhari.
"Di usia yang ke-47 juga, hendaknya menjadi instropeksi diri bagi seluruh komponen penggerak pembangunan yang ada tentang apa yang telah dan akan kita lakukan demi kemajuan Aceh Tenggara.
Karena mewujudkan bumi sepakat menjadi sebuah Kabupaten defenitif membutuhkan waktu yang panjang selama 17 tahun," kata Denny.
Denny menyebutkan mulai tahun 1956 dan mulai menemui titik terang, setelah Mayor Syahadat berhasil meyakinkan Pangkowilhan I yang saat itu dijabat Letjen Koesno Oetomo.
Artinya ketika itu secara defacto mengesahkan Daerah Tanah Alas dan Gayo Lues menjadi Kabupaten sejak 14 November 1967 dan baru menjadi Kabupaten definitif, 26 Juni 1974.
Usai membacakan sambutannya secara bergantian, Bupati Raidin Pinim dan Ketua DPRK, Denny Febrian Roza SSTP MSI, menyerahkan bingkisan kepada pejuang terbentuknya Kabupaten Aceh Tenggara.
Mereka adalah Leman Zenal dari Lawe Dua dan Abdurrahim Sekedang dari Kute Lawe Sumur. (*)