Berita Pidie

Warga Mane Pidie Ramai-ramai Berburu Kayu Akar Kuning, Dipercaya Bisa Obati Kanker Hingga Anti Racun

Warga menjual akar kayu tersebut seharga Rp 2.000 hingga 3.000 per kilogram, tergantung letak kayu itu diperoleh.

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Saifullah
FOR SERAMBINEWS.COM
Warga mengumpulkan kayu akar kuning di kawasan opegunungan Kecamatan Mane, Pidie, Minggu (27/6/2021). Kayu tersebut dipercaya bisa menjadi obat untuk berbagai penyakit berat seperti lever dan kanker. 

Laporan Muhammad Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Warga Kecamatan Mane, Pidie, sejak sepekan terakhir, ramai-ramai memburu kayu akar kuning di dalam hutan belantara.

Kayu akar kuning dengan nama latin arcangelisia plava itu dipercayakan warga mampu mengobati beragam penyakit, antara lain lever, kanker, kolestrol, obat anti racun, dan malaria.

Warga menjual akar kayu tersebut seharga Rp 2.000 hingga 3.000 per kilogram, tergantung letak kayu itu diperoleh.

"Warga menjual Rp 2.000 hingga 3.000 per kg, tergantung kayu itu diperoleh dari jauh atau dekat," jelas Imum Mukim Bangkeh, Kecamatan Geumpang, Pidie, Nyak Cut kepada Serambinews.com, Minggu (27/6/2021).

Ia menyebutkan, untuk memperoleh kayu akar kuning, warga harus menerobos hutan belantara dengan medan yang susah.

Bahkan, tak jarang warga harus menempuh perjalanan jauh dengan medan berat selama 1 jam hingga 2 jam lebih.

Baca juga: VIDEO Trail Adventure Menjelajahi Hutan di Pedalaman Padang Tiji Pidie

Baca juga: Kemarin, 1.635 Warga Pidie Jaya Divaksinasi, Sambut HUT Ke-75 Bhayangkara, Bagian 1 Juta Vaksin/Hari

Baca juga: Wabup Pidie Ajak Warga Shalat Subuh Berjamaah

Sesampai di lokasi, beber Nyak Cut, warga harus berjibaku saat melepaskan akar kayu yang melilit pada pohon kayu besar sepanjang 50 meter. 

Terkadang, kayu akar kuning tumbang setelah ditebang atau kerap tersangkut di pohon lain. Kondisi ini tentunya membutuhkan waktu lebih lama untuk menarik kayu itu dari pohon lain.

"Memang tidak mudah mendapatkan akar kayu kuning tersebut. Tapi, mau tidak mau warga harus melakukannya dalam mengasapi dapur rumah," ujarnya.

Apalagi, jelas Nyak Cut, di tengah Covid-19, warga sangat susah mencari kerja.

Aktivitas mencari akar kayu kuning hampir setiap hari dilakukan warga di kawasan itu. 

Seperti yang dilakoni Herman alias Ujang (43), warga Gampong Turue Cut, Kecamatan Mane, Pidie.

Baca juga: Lima Hari Hilang, Alhamdulillah Dua Nelayan Pidie Ditemukan Selamat di Perairan Idi Aceh Timur

Baca juga: Sopir Ngantuk, Truk Tangki Tabrak Tiang Listrik di Pidie Jaya, Begini Kondisi Sopir dan Rekannya

Baca juga: Warga Pidie dan Abdya Sudah Serahkan Permohonan Adopsi Bayi ke Dinsos Bireuen

Herman setiap hari keluar masuk hutan untuk mencari kayu akar kuning. Herman dikenal sebagai kayu alen pada tahun 2005.

Hal yang sama dilakukan Tgk Hamzah (64), bersama cucunya berbekal air kopi satu botol dan membawa nasi untuk makan siang.

Kakek dengan cucunya ini, saban hari naik gunung dan turun gunung memburu kayu akar kuning.

Usia bukan penghalang bagi kakek yang masih memiliki fisik prima itu karena ia masih sangat kuat berjalan menerobos hutan belantara.

" Kayu akar kuning itu dijual ke Medan (Sumatera Utara). Tapi, sekarang pengumpul kayu dari Medan langsung datang ke lokasi," jelasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved