Warga Kembali Hirup Gas Beracun, 12 Orang Dirawat, Seratusan Lainnya Mengungsi
Hanya berselang dua bulan, warga Gampong Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, kembali terpapar gas beracun
IDI - Hanya berselang dua bulan, warga Gampong Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, kembali terpapar gas beracun. Sebanyak 12 orang terpaksa mendapatkan perawatan medis, dan ratusan lainnya harus mengungsi dari desanya.
Sementara pihak dari PT Medco E&P Malaka saat ini tengah mencari sumber kebocoran gas. Karena berdasarkan hasil pengukuran kadar gas pada Minggu malam, tidak ditemukan adanya gas yang menyebabkan timbulnya bau. Dengan kata lain, udara sekitar pemukiman penduduk relatif aman.
Peristiwa keracunan bermula pada Minggu (27/6/2021) malam, sekitar pukul 19.55 WIB. Saat itu warga mengaku mencium bau gosong atau barang terbakar yang sangat menyengat. Bau itu diduga berasal dari sumur gas milik PT Medco E&P Malaka di kawasan tersebut.
"Warga berpikir itu bau antinyamuk. Tapi semakin lama bau semakin menyengat dan membuat pernafasan sesak, dan warga lainnya juga merasakan hal yang sama," ungkap Anggota DPRK Aceh Timur, M Yahya, kepada Serambi saat melaporkan hal itu Minggu malam.
Pada malam itu, Yahya menyebutkan, enam warga warga harus mendapatkan perawatan di puskesmas, dan dua di antaranya terpaksa dirujuk ke rumah sakit di Aceh Timur karena mengalami muntah dan sesak nafas. "Saya sudah tinjau ke puskesmas. Dua orang sudah dirujuk ke rumah sakit karena tak mampu ditangani di puskesmas,” imbuhnya.
Namun jumlah warga yang dirawat ternyata terus bertambah. Pada Senin (28/6/2021) pagi kemarin, berdasarkan informasi yang diperoleh Serambi dari dokter PSC 119 Dinkes Aceh Timur, dr Zulfikry, hingga pukul 24.00 WIB Minggu malam, ada 12 orang yang ditangani pihaknya bersama Puskesmas Kecamatan Banda Alam.
"Hingga pukul 24.00 Minggu malam, ada 12 orang yang kita tangani. (Di antaranya) 2 orang dirujuk ke RSUD dr Zubir Mahmud, 2 orang kita observasi di PKM (Ibu Nifas dan anak yang dengan riwayat kejang demam), dan 8 orang setelah diobservasi sudah kita suruh pulang ke pengungsian," ungkap Zulfikry yang akrab disapa dokter Ai ini.
Sementara ratusan warga lainnya memilih mengungsi ke Kantor Camat Banda Alam untuk mengantisipasi dampak yang lebih luas. Anggota DPRK, M Yahya, menyebut, total warga yang mengungsi mencapai 149 jiwa yang berasal dari Dusun CV 8 dan Dusun CV 9 Desa Panton Rayeuk T. "Pengakuan warga, hingga Senin siang ini di desa mereka masih ada bau (gas),” imbuhnya.
Tagih komitmen
Dalam kesempatan itu, M Yahya mengaku kesal dengan PT Medco E&P Malaka karena kasus keracunan gas ini kembali terulang. Peristiwa yang sama sebelumnya terjadi pada awal 9 April 2021 lalu. "Ini menandakan penanganan dari pihak perusahaan tidak serius. Sedangkan ini menyangkut nyawa manusia, dan sangat merugikan masyarakat," pungkasnya.
Hal senada juga ditegaskan Anggota DPRA, Iskandar Usman Alfarlaky. Terulangnya peristiwa keracunan gas itu menurut dia menunjukkan bahwa PT Medco E&P Malaka tidak komitmen atas apa yang telah disepakati.
Dalam keterangannya, Iskandar memperlihatkan sebuah surat pernyataan yang ditandatangani oleh Operation Manager, Fachrur Rozi, dan Field Relation Manager PT Medco E&P Malaka tertanggal 11 April 2021. "Dokumen pernyataan ini dilakukan setelah warga mengalami keracunan dan mengungsi ke kantor kecamatan setempat beberapa waktu lalu sebelum kejadian ini," ujarnya.
Pihaknya juga mendesak Dinas Lingkungan Hidup Aceh (DLHKA) untuk mengambil sampel udara sehingga dapat dipastikan jenis gas apa yang membuat warga keracunan. "Kepada pihak Medco kita minta semua komitmen dituntaskan. Kebutuhan pengungsi harus mereka tanggulangi, baik untuk masa tanggap darurat hingga masa pemulihan," tegasnya.
Cari sumber bau
Sementara PT Medco E&P Malaka (Medco E&P) dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa pihak perusahaan bersama aparat terkait tengah berkoordinasi untuk mencari sumber bau yang dikeluhkan warga.