Internasional

Tripoli di Ambang Bencana, Pemadaman Listrik Memicu Meluasnya Kerusuhan

Situasi keamanan dan sosial terus memburuk di Tripoli, kota terbesar kedua di Lebanon. Di mana lebih dari separuh penduduknya hidup dalam kemiskinan

Editor: M Nur Pakar
AP/File
Seorang tentara Lebanon (kiri) menembak ke udara untuk mendorong mundur para pengunjuk rasa anti-pemerintah ketika tentara lain melindungi diri dari batu, selama protes terhadap Presiden Lebanon Michel Aoun di depan istana kepresidenan, Baabda timur Beirut, Lebanon pada 12 September 2020. 

SERAMBINEWS.COM, BEIRUT - Situasi keamanan dan sosial terus memburuk di Tripoli, kota terbesar kedua di Lebanon.

Di mana lebih dari separuh penduduknya hidup dalam kemiskinan dan jaringan listrik dipadamkan di kota itu.

Lebih buruk lagi, seorang anak dengan dukungan oksigen meninggal setelah mesinnya berhenti bekerja dan generator dimatikan karena kekurangan solar.

“Orang-orang marah. Mereka turun ke jalan, beberapa membawa senjata, dan mulai menutup toko dengan paksa,” kata seorang saksi mata kepada Arab News, Kamis (1/7/2021).

Walikota Tripoli Riyad Yamaq mengatakan di televisi bahwa "situasi di kota di luar kendali."

Tentara Lebanon berpatroli di jalan-jalan tetapi batu dan kursi dilemparkan ke arah tentara, membuat mereka merespons dengan menembakkan senjata mereka ke udara.

Baca juga: Lebanon Dihantam Krisis Bahan Bakar, Mobil Mogok, Dokter Naik Taksi ke Rumah Sakit

Setelah ketenangan sebagian kembali, para pengunjuk rasa pindah ke Perusahaan Listrik Kadisha yang terletak di daerah Al-Bahsas Tripoli.

Mereka menyerbu gedung dan memaksa karyawannya untuk memasok listrik ke beberapa daerah.

Mustafa Alloush, wakil presiden Gerakan Masa Depan, yang berasal dari Tripoli dan mempraktikkan kedokteran di sana, mengatakan:

“Apa yang diharapkan telah dimulai dari Tripoli dan ledakan sosial telah dimulai dari kota ini,"

"Lebih banyak akan datang jika tidak ada yang campur tangan segera untuk menghentikan keruntuhan”

Ketika tentara mendapatkan kembali kendali di Tripoli, Parlemen Lebanon mengadakan sidang di Istana UNESCO di Beirut.

Daerah itu dijaga ketat.

Baca juga: Protes Jalanan Berlanjut di Lebanon, Penghalang Jalan Pindah dari Satu Kota ke Kota Lain

Ini membuat marah orang-orang yang menggunakan media sosial untuk menghina anggota parlemen Lebanon dan pihak berwenang yang mereka tuduh sebagai penyebab keruntuhan.

Anggota parlemen, yang berkeringat karena AC tidak berfungsi karena pemadaman listrik, menyetujui kartu jatah kontroversial.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved