Seleb

Di Luar Seni Pedalangan, Ki Manteb Soedharsono Rupanya Sumbang Masjid hingga Dirikan SMA Bung Karno

Ki Manteb Soedharsono dalam kehidupannya sangat peduli dengan hal-hal di luar seni pedalangan, antara lain yaitu dalam bidang pendidikan dan keagamaan

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Safriadi Syahbuddin
Warisan Indonesia
Dalang kondang, Ki Manteb Soedharsono meninggal dunia hari ini, Jumat (2/7/2021). 

SERAMBINEWS.COM - Dalang Ki Manteb Soedharsono menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat (2/7/2021) sekitar pukul 10 WIB di kediamannya yang terletak di Kecamatan Karangpandan, Jawa Tengah.

Ki Manteb Soedharsono merupakan kelahiran Sukoharjo 31 Agustus 1948, ia merupakan salah satu dalang hebat yang ada di Indonesia.

Karier Ki Manteb Soedharsono dalam seni pedalangan tidak diragukan lagi, sudah diakui oleh masyarakat di dalam negeri bahkan sampai ke luar negeri.

Selain pengabdiannya di dalam seni pedalangan, ternyata Ki Manteb Soedharsono dalam kehidupannya juga memikirkan atau peduli dengan hal-hal di luar seni pedalangan, antara lain yaitu dalam bidang pendidikan dan agama.

Dalang Ki Manteb Soedharsono meninggal dunia pada Jumat (2/7/2021) sekitar pukul 10.00 WIB.
Dalang Ki Manteb Soedharsono meninggal dunia pada Jumat (2/7/2021) sekitar pukul 10.00 WIB. (Instagram @soimah)

Ki Manteb Soedharsono Dirikan SMA Bung Karno

Melansir dari Buku "Ki Manteb Soedharsono Profil Dalang Inovatif" yang ditulis oleh Nurdiyanto dan Sri Retna Astuti, disebutkan jika Ki Manteb Soedharsono sangat peduli pada bidang pendidikan dan agama.

Pengabdian Ki Manteb Soedharsono dalam pendidikan ini dapat dibuktikan dengan adanya sekolah SMA Bung Karno yang berada di wilayah Karangpandan.

Letak sekolahan itu tidak jauh dari tempat 49 tinggal Ki Manteb Soedharsono kurang lebih berjarak 2,5 km ke arah selatan.

Adapun awal mula berdirinya sekolah Bung Karno ini diawali dengan pembicaraan dua orang tokoh masyarakat yang merupakan teman dekat Ki Manteb Soedharsono, yaitu Suparno dan Eling Waspada.

Pada waktu itu di lingkungan masyarakat sedang ramai-ramainya akan mendirikan partai baru, untuk mengikuti Pemilu tahun 1999.

Mereka berdua tidak akan ikut-ikutan mendirikan partai, dan memastikan bahwa mereka tidak akan masuk salah satu partai.

Kemudian mereka berpikir kalau tidak ikut partai, lalu apa yang akan dikerjakan.

Dalam pembicaraan itu timbulah ide untuk mendirikan sekolah, karena pada waktu itu di daerahnya sekolah lanjutan dirasa masih sangat kurang.

Gedung SMA Bung karno yang didirikan oleh Ki Manteb Soedharsono
Gedung SMA Bung karno yang didirikan oleh Ki Manteb Soedharsono (Nurdiyanto)

Oleh karenanya mereka sepakat untuk mendirikan sekolah.

Selanjutnya mereka berdua berpikir lagi, bahwa dalam suatu pendidikan pasti membutuhkan dana.

Untuk mengatasi hal ini mereka berdua datang ke rumah Ki Manteb Soedharsono yang pada waktu itu
sudah mencapai kesuksesan dalam pedalangan.

Ide ini disampaikan pada Ki Manteb Soedharsono, dan ternyata mendapat sambutan dengan baik, beliau menyetujui berdirinya sekolah lanjutan dan akan membantu sepenuhnya baik dalam infrastruktur
dan pendanaan lainnya.

Dalam perkembangan pendidikan di sekolah ini tidak dilupakan peran Ki Manteb Soedharsono, beliau sangat peduli akan kelangsungan sekolah ini.

Beliau memberikan almari-almari, perabot-perabot meja kursi, buku-buku, dan lain sebagainya yang masih diperlukan oleh sekolah.

Bahkan beliau sering datang ke sekolah untuk menanyakan bagaimana perkembangan sekolahnya, apa-apa saja yang masih diperlukan.

Beliaudengan senang hati akan memberikan bantuannya.

Kecuali itu untuk memotivasi anak-anak dalam belajar, Ki Manteb juga sering memberikan hadiah pada anak-anak yang lulus dengan nilai tinggi terutama yang masuk rangking 1 – 3.

Beliau memberikan bantuan berupa uang sebesar Rp.500.000,- untuk ranking 1, Rp. 300.000,- untuk
ranking 2 dan Rp.200.000,- untuk ranking 3.

Baca juga: Kabar Duka, Dalang Ki Manteb Soedharsono Meninggal Dunia, Soimah Ucap Belasungkawa

Baca juga: Dalang Kondang Ki Manteb Soedharsono Meninggal Dunia, Berikut Profilnya

Baca juga: Ki Gendeng Pamungkas Meninggal, Paranormal yang Pernah Mau Santet Presiden Bush dan Sosok Dermawan

Ki Manteb Soedharsono Dirikan Masjid

Tak hanya seni dan pendidikan, Ki Manteb Soedharsono juga peduli dalam keagaaman.

Semasa hidupnya, ia membangun masjid di berbagai tempat.

Pembangunan masjid ini dimaksudkan agar memberikan kemudahan-kemudahan bagi masyarakat sekitar untuk melaksanakan ibadahnya.

Ki Manteb pertama kali membangun masjid di Desa Karangpandan, tepatnya di sebelah utara tempat tinggalnya sekarang.

Meskipun tidak begitu besar namun sudah bisa menampung warga masyarakat Desa Karangpandan yang
akan menjalankan ibadahnya di masjid.

Tidak berapa lama kira-kira tiga tahun setelah masjid itu selesai dibangun dan bisa digunakan, Ki Manteb pindah ke Sala bersama isterinya yang ke 6 yang bernama Erna.

Sewaktu beliau akan meninggalkan Desa Karangpandan, untuk tinggal di Kota Sala, tepatnya di daerah Colomadu bersama isterinya yang ke 6, maka untuk perawatan masjid itu diserahkan pada takmir masjid.

Masjid Sujud sumbangan dari Ki Manteb Soedharsono berada di dekat
rumah kediamannya.
Masjid Sujud sumbangan dari Ki Manteb Soedharsono berada di dekat rumah kediamannya. (Nurdiyanto)

Beliau berpesan pada takmir masjid agar supaya merawat dan membersihkan masjid
tersebut dengan baik dan bisa selalu digunakan oleh masyarakat sekitar.

Kemudian beliau juga berpesan bila ada kerusakan atau kekurangan yang berkaitan dengan keberadaan masjid itu supaya melaporkannya sehingga akan segera diperbaiki.

Namun, pada saat beliau tinggal di Colomadu sekitar satu tahunan, ada beberapa orang warga Desa Karangpandan yang datang berkunjung ke rumah Ki Manteb.

Kedatangan mereka selain untuk bersilaturahmi, ternyata mereka juga mengadukan keluhannya akan halnya masjid yang dibangun Ki Manteb.

Masjid itu sekarang dikuasai oleh beberapa warga dan hanya mengijinkan pemakaian masjid itu pada warga yang beraliran sama.

Dengan demikian ada sebagian warga yang merasa kena imbasnya, tidak diperkenankan sholat di masjid tersebut.

Mendengar keluhan sebagian warga tersebut Ki Manteb sangat menyayangkan sekali pada sebagian warga yang memonopoli masjid yang dibuat Ki Manteb dengan dananya sendiri.

Bahkan sampai tersirat di benak beliau akan merobohkan masjid itu.

Beliau berpendapat karena masjid itu masjidnya sendiri yang dibangun dengan dananya sendiri.

Pendirian masjid itu pada mulanya bertujuan untuk menyatukan umat, ternyata malah menjadikan masalah.

Untuk menyelesaikan masalah ini Ki Manteb kemudian menanyakan pada salah satu warga, ada yang
mempunyai tanah kosong tidak, kalau ada yang punya, maka akan dibangunkan masjid lagi oleh Ki Manteb dengan dana seluruhnya dari dirinya.

Dari salah satu warga yang datang ke rumah Ki Manteb, ternyata ada yang mempunyai tanah kosong.

Demi untuk kepentingan bersama dengan sukarela salah satu warga ini menyerahkan tanahnya untuk
dibangun satu buah masjid lagi di desanya.

Setelah tanah itu tersedia, Ki Manteb kemudian membangunkan masjid itu yang letaknya berada
di sisi barat dari rumah kediaman Ki Manteb di Karangpandan.

Ki Manteb mengharapkan dengan dibangunnya kedua masjid di Desa Karangpandan ini jangan sampai malah menjadikan perpecahan di antara warga masyarakat.

Pesan Ki Manteb agar warga menjaga toleransi, sehingga meskipun ada perbedaan tetap akan terjadi
kerukunan.

Kalau sedang adzan supaya bergantian jangan sampai berbarengan atau saling mendahului sehingga tidak akan enak didengar.

Semuanya harus dirembug, dimusyawarahkan, dengan demikian tidak akan ada permusuhan di antara warga.

Pembangunan satu masjid lagi ini ternyata menjadi solusi pada warga masyarakat di sekitar rumah tinggal Ki Manteb di Karangpandan dalam menjalankan ibadahnya.

Kerukunan dan kegotongroyongan di antara sesama warga pun terjalin kembali, sehingga bisa menjadikan
warga ayem tentrem kembali.

Setelah menikah dengan Suwarti, seorang janda mantan isteri dalang wayang kulit gagrag Banyumasan yang bernama Ki Sugino, Ki Manteb kemudian juga mendirikan masjid di daerah asal Suwarti.

Tepatnya di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Masjid itu diberi nama masjid Anur Sujud.

Ki Manteb juga memberikan bantuan berupa dana dan material yang berupa semen, batu bata, pasir dan lain sebagainya untuk pembangunan masjid di tanah kelahirannya yaitu di Desa Jatimalang Palur Sukoharjo.

Tidak sedikit bantuan beliau demi terwujudnya masjid yang ada di tanah kelahirannya.

Hal ini sebagai salah satu wujud pengabdian untuk tanah kelahirannya.

Di samping itu untuk keperluan masyarakat Desa Karangpandan, beliau membangun jalan dengan mengaspal jalan dari jalan raya Tawangmangu menuju Desa Karangpandan sepanjang 2 km. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Baca juga: Kejadian Mistik Suara Tangisan di Tengah Hutan saat Mendaki, Makin Subuh Makin Kuat Teriak

Baca juga: 46 Personel Polres Aceh Timur Naik Pangkat, Ini Pesan Kapolres

Baca juga: Sudah Pernah Buat Akun SSCASN, Haruskah Buat Akun Lagi Saat Daftar CPNS 2021? Ini Jawaban BKN

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved