Kupi Beungoh

Pandemi Covid-19 belum Usai, Jangan Abai Jika tidak Mau Diabaikan

Salah satu upaya pencegahan penularan Covid yaitu dengan pemberlakuan jam malam, yakni diupayakan agar pembatasan mobilisasi dari masyarakat

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
T Andi Syahputra SKed adalah Direktur Lembaga Pengembangan Pembinaan Kesehatan Masyarakat (LPPKM) BKPRMI Kota Banda Aceh 

Oleh: T Andi Syahputra SKed *)

PANDEMI belum usai dapat dilihat dari peningkatan kasus harian yang semakin lama semakin tinggi.

Topik pandemi juga masih terasa hangat mengingat Indonesia masih saja berkutat di lingkaran yang tidak tau kapan lepasnya, apalagi ketika masalah menjadi primadona ketika Jokowi baru saja mengumumkan terkait pembatasan wilayah atau PPKM di lokasi pulau Jawa dan Bali.

Tentu pandemi tidak hanya terjadi di pulau Jawa dam Bali melainkan juga ada di pulau-pulau lainnya seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua.

Provinsi Aceh yang awal tahun lalu memiliki sejarah tidak ada kasus Covid sama sekali, namun hari ini berbeda sebab Banda Aceh pernah dikategorikan sebagai zona merah, yang dapat diartikan sebagai wilayah yang rentan untuk mengalami risiko penularan covid-19.

Berdasarkan zona tersebut, maka kebijakan-kebijakan yang berlaku di wilayah tersebut terus berubah-ubah, bahkan terakhir Banda Aceh sudah dikategorikan sebagai zona berwarna orange.

Meskipun perubahan warna yang menandakan status Banda Aceh yang tidak merah lagi seperti dua dekade lalu, namun risiko penularan covid tetap terus ada.

Salah satu upaya pencegahan penularan Covid yaitu dengan pemberlakuan jam malam, yakni diupayakan agar pembatasan mobilisasi dari masyarakat, yang di mana karakteristik dari masyarakat Aceh identik dengan sangat aktif pada jam malam hari, sehingga sulit dikontrol apalagi warung-warung kopi.

Bahkan dilain sisi pemberlakuan jam malam dirasa positif karena membatasi pergaulan muda-mudi yang kian hari kian meresahkan yang biasa terjadi di kota-kota, tapi hal ini tentu perlu pengkajian mendalam lebih lanjut lagi.

2 Dosen IAI Al-Aziziyah Samalanga Raih Doktor di UIN Ar-Raniry, Prestasi di Tengah Pandemi Covid-19

Penerapan dari bentuk ikhtiarnya pemerintah memberlakukan jam malam tentu akan mengakibatkan risiko pengembangan ekonomi yang rendah.

Namun di satu sisi jika abai pada protokol kesehatan, maka tidak menutup kemungkinan seorang diantara kita bisa terancam meninggal akibat Covid-19.

Apalagi dengar kabar bahwa varian baru, delta, sudah ada di Negara Indonesia, sehingga peluang untuk menjalar ke wilayah perifer kian yakin, jika penuntasan masalah Covid ini sama seperti yang sudah dilakukan di Negeri ini, sehingga jangan cemburu dengan hasil jika melihat di negara luar negeri yang hari gini tidak memakai masker lagi.

Karena jika kita melihat secara adil bahwa negara kaya di luar negeri memang benar-benar memperlakukan Covid-19 dengan asas ilmu pengetahuan, bukan reka-reka atau konspirasi yang dibangun di pola pikir anak negeri ini, tutur Teuku Andi yang juga seorang mahasiswa magister kesehatan masyarakat.

Beda negara, beda penyelesaian. Ialah semboyan yang sah-sah saja jika dipakai untuk Covid ini, sebagaimana Negara Singapura yang memilih untuk hidup berdampingan dengan Covid.

Namun lagi-lagi ingat, jika memang hidup berdampingan dengan Covid, pastikan kita juga siap hidup selalu dengan protokol kesehatan.

Sekolah yang diliburkan ialah buntut pilihan pemerintah yang memilih untuk menjadi sosok "transgender", artinya omong kosong ketika jalur udara internasional masih dibuka, bahkan kabar lalu ada kecolongan yang membuat varian delta yang paling berbahaya dari Covid masuk ke Indonesia. Namun andai sekolah tidak diliburkan apakah warga kita sudah siap untuk selalu berdampingan dengan protokol kesehatan?

Lembaga pemberdayaan dan penguatan kesehatan masyarakat (LPPKM) BKPRMI Kota Banda Aceh yang bergerak sesuai ranahnya kesehatan melihat ini merupakan hal yang complicated.

Artinya jika kita hanya fokus pada satu sisi pendidikan saja, dengan pemberlakuan sekolah tatap muka. Kita telah mengusahakan untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan mental pada anak yang bisa berlanjut pada risiko pada usia remaja dan dewasa.

Selain itu, juga atmosfer suasana kelas tentu berbeda dengan suasana di rumah yang nantinya akan membuat motivasi anak belajar meningkat sehingga berujung pada anak yang cerdas dan berprestasi.

Di sisi yang lain, jika kita hanya fokus pada sisi kesehatan pun, kita akan mengupayakan agar untuk menghindari dari hidup berdampingan Covid sebab anak ialah kelompok yang berisiko sama halnya seperti lanjut usia.

Sehingga idealnya ialah kombinasi antar satu sehingga di masa-masa sulit pandemi ini, tidak ada anak abnormal lahir karena new normal.

Fenomena Percobaan Bunuh Diri Akibat Pandemi Covid-19 Landa Malaysia, Mei 2021 Puncak Kasus

Lagi kita tanyakan, sudah siapkah kita untuk hidup selalu berdampingan dengan protokol kesehatan? Jangan sampai kejadian yang terjadi di Ibukota ikut terjadi di Provinsi Aceh.

Berdasarkan data epidemiologi pada bulan Juni 2021 terdapat 40% anak yang dirawat di RSCM Jakarta karena covid dinyatakan meninggal.

Penularan dari anak ini tentu dapat kita hipotesiskan dari keberadaan inti keluarga yang abai dari protokol kesehatan. Tentu kita saling menjaga agar kita dan keluarga aman dari penularan.

Lembaga Pemberdayaan dan Penguatan Kesehatan Masyarakat BKPRMI tentu tidak hanya aktif memberikan pikiran tapi juga ikut terlibat ke lapangan salah satunya dengan melakukan roadshow ke setiap-setiap penyelenggara pendidikan di lingkungan Kota Banda Aceh, agar senantiasa patuh dan tetap berkomitmen untuk membantu dari penyelesaian masalah covid di negeri ini. dengan menerapkan protokol-protokol kesehatan di manapun berada.

Seperti halnya yang sudah dilakukan pada hari Kamis, 1 Juli 2021, dengan mengadakan sosialisasi terkait Covid, vaksin, dan penerapan protokol kesehatan kepada anak-anak dan di lingkungan belajar TPA Al Mukhayyarah Darussalam Banda Aceh.

Selanjutnya program ini yang dibantu oleh Relawan COVID yang dilatih sendiri oleh BKPRMI Kota Banda Aceh untuk siap terlibat ke masyarakat dan terus melakukan roadshow sebagai alarm pengingat agar hak anak untuk tetap mendapatkan pendidikan yang layak tanpa mengenyampingkan hak utama anak yaitu hidup sehat tetap terpenuhi.

Ingat, jangan abaikan prokes, jika tidak mau diabaikan. Sebab kita abai prokes, akan mengakibatkan peningkatan kasus, sehingga ruang rawat rumah sakit penuh, dan kita menjadi orang yang terabaikan oleh layanan. Karena keterbatasan sumber daya yang kita miliki saat ini. Ayo saling mengingatkan.

*) PENULIS adalah T Andi Syahputra SKed adalah Direktur Lembaga Pengembangan Pembinaan Kesehatan Masyarakat (LPPKM) BKPRMI Kota Banda Aceh

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca juga: Jelang Idul Adha, Disdagkop Pidie Jaya Gelar Pasar Murah, Catat Jadwal dan Lokasinya

Baca juga: Dalang Kondang Ki Manteb Soedharsono Meninggal Dunia, Berikut Profilnya

Baca juga: CPNS dan PPPK 2021 Dibuka, Simak Perbedaan PNS dan PPPK, dari Masa Kerja, Hak, Tunjangan hingga Gaji

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved