Profil Ki Manteb Soedharsono, Seniman yang Pecahkan Rekor MURI, Mendalang 24 Jam Tanpa Istirahat
Dalang kondang Ki Manteb Soedharsono (72) meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah pada Jumat (2/7/2021) pukul 09.45 WIB.
Akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti sekolah untuk mendalami karier mendalang.
Belajar pada dalang legendaris Ki Narto Sabdo
Pada tahun 1972, Manteb muda belajar pada dalang legendaris Ki Narto Sabdo utnuk meningkatkan keahliannya.
Ia juga belajar pada Ki Sudarman Gondodarsono yang ahli sabet pada tahun 1974.
Kala itu, sekitar tahun 1970-an hingga 1980-an, dunia pedalangan dikuasai oleh Ki Narto Sabdo dan Ku Anom Suroto.
Jika Ki Narto mahir dalam seni dramatisasi, sedangkan Ki Anom mahir dalam olah suara, maka Ki Manteb memilih untuk mendalami seni menggerakkan wayang, atau yang disebut dengan istilah sabet.
Ki Manteb mengaku hobi menonton film kung fu yang dibintangi Bruce Lee dan Jackie Chan yang kemudian diterapkan dalam pedalangan.
Untuk mendukung keindahan sabet yang dimainkannya, Ki Manteb pun membawa peralatan musik modern ke atas pentas, misalnya tambur, biola, terompet, ataupun simbal.
Pada awalnya hal ini banyak mengundang kritik dari para dalang senior.
Namun tidak sedikit pula yang mendukung inovasi Ki Manteb.
Ki Manteb dalam olah sabet tidak hanya sekadar adegan bertarung saja, tetapi juga meliputi adegan menari, sedih, gembira, terkejut, mengantuk, dan sebagainya.
Selain itu ia juga menciptakan adegan flashback yang sebelumnya hanya dikenal dalam dunia perfilman dan karya sastra saja.
Ia berpendapat jika ingin menjadi dalang sabet yang mahir, maka harus bisa membuat wayang dengan tangannya sendiri.
Rutin gelar pagelaran Banjaran Bima di Jakarta
Walaupun mendalang sejak masih kecil, popularitas Ki Manteb sebagai seniman tingkat nasional diperhitungkan saat ia menggelag pertunjukan Banjaran Bima sebulan sekali selama setahun penuh di Jakarta pada tahun 1987.