Vaksin
China Jarang Jawab Kekhawatiran Vaksin Sinovac Lemah Lawan Covid-19, Indonesia Tetap Ngotot Pakai
Rekomendasi penggunaan Sinovac diberikan pada 28 Juni lalu, walaupun kasus infeksi Covid-19 pada nakes yang sudah divaksin Sinovac terus meningkat.
Tanpa data yang tersedia, efektivitas Sinovac melawan varian baru Covid-19 tidak akan diketahui.
Yang diketahui dari vaksin lain melawan varian Delta adalah penurunan proteksi yang nyata, dengan hanya satu dosis dan penurunan yang lebih terbatas setelah diimunisasi penuh.
Meski begitu, jika vaksin Sinovac juga mengalami penurunan kemanjuran maka Sinovac tidak akan melewati ambang bawah batas efikasi vaksin yang ditetapkan WHO.
Nakes terpapar
Sementara itu Indonesia tengah berada dalam kondisi genting melawan Covid-19 dengan lebih dari 25 ribu infeksi dan 539 kematian tercatat hari Jumat kemarin.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan masalah bukan di vaksin, melainkan mutasi virus Corona atau varian Delta.
Sejak Juni lalu kekhawatiran terkait efektivitas vaksin Sinovac buatan China terus tumbuh salah satunya karena kondisi di Indonesia.
Ledakan kasus Covid-19 terjadi ketika ratusan infeksi Covid-19 terjadi di antara para tenaga kesehatan (nakes) yang sudah mendapatkan vaksin Sinovac.
Melansir Forbes, atas kondisi di Indonesia itu, Kosta Rika, negara di benua Amerika yang juga lumpuh akibat Covid-19, menolak menggunakan vaksin Sinovac karena takut vaksin tidak bekerja.
Kondisi di Kosta Rika dan Indonesia membuat mundurnya program vaksinasi global yang dicanangkan China mendorong negara-negara yang diminta sebarkan dua vaksin andalan China menghadapi beberapa wabah terburuk dunia.
Kejadian di Indonesia dan Kosta Rika telah menambah kekhawatiran terkait efikasi vaksin buatan China, terutama di negara yang sebagian besar warganya sudah divaksinasi dengan vaksin kebanggaan negara China: Sinopharm dan Sinovac.
Dua vaksin tersebut memang sudah diberi izin penggunaan darurat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tapi efikasi Sinovac senilai 51% hanya lebih 5% dari batas efikasi WHO untuk vaksin Covid-19 dan tidak ada publikasi data klinis untuk mendukung klaim produsen agar menerima vaksin mereka.
Namun dukungan masih diterima oleh vaksin Sinovac, dengan Uruguai, negara pertama yang merilis data efikasi Sinovac kepada dunia Selasa lalu, mengatakan vaksin memiliki efektivitas 90% mencegah masuknya pasien ke ICU dan kematian pasien, dan 61% mencegah infeksi..
Uruguai telah memvaksinasi lebih banyak warga dibandingkan negara-negara lain, dengan lebih dari 60% populasinya diberi setidaknya satu dosis suntikan.
Namun Uruguai juga menghadapi tingkat kematian Covid-19 tertinggi di dunia.(*)