Internasional
Tunisia Sambut Anak-anak Migran, Diberi Kesempatan Mengecap Pendidikan
Tunisia, sebuah negara miskin yang masih bergelut dengan krisis ekonomi tetap menerima anak-anak migran.
“Kami merasa ada yang salah, kami melihat para migran mengemis di jalan,” jelas Abdallah Said, seorang Tunisia asal Chad.
Dia bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Medenine dan melibatkan diri dengan kelompok itu
Organisasi tersebut menasihati peserta tentang pilihan dan memberi waktu untuk memikirkan apa yang ingin mereka lakukan selanjutnya, Said menjelaskan.
“Itulah mengapa mereka merasa nyaman," tambahnya.
Inisiatif ini juga membawa para migran ke dalam kontak dengan perempuan Tunisia.
Di kelas kecil tempat kelas bahasa Prancis, warga Tunisia Fatma berharap bisa belajar bahasa Prancis agar bisa bergabung dengan kakaknya di Prancis.
Para migran Afrika Barat membantunya mengembangkan keterampilannya.
“Saya mengajari mereka bahasa Arab dan mereka mengajari kami bahasa Prancis,” katanya.
Inisiatif ini mendapat bantuan dari pihak berwenang, Kotamadya Medenine menyediakan sebuah bangunan untuk digunakan sebagai markas besarnya.
Tetapi daerah itu sangat kekurangan secara ekonomi, menderita dengan pengangguran hampir 20 persen, dan tidak dapat berbuat lebih banyak, menurut walikota Moncef Ben Yemma.
“Saya bahkan tidak punya dana untuk membangun jalan,” keluhnya.
Meskipun ada kecenderungan untuk membantu migran di tingkat lokal, ada penolakan di tingkat nasional.
Tunisia menoleransi migran gelap, tetapi sangat sulit bagi warga negara Afrika asing semacam itu untuk melegitimasi status imigrasi mereka.
Dan Perdana Menteri Hichem Mechichi telah menolak seruan dari Uni Eropa dan lainnya untuk mendirikan pusat penerimaan.
“Tunisia tidak akan menjadi tanah suaka,” katanya pada Mei 2021.(*)