Berita Aceh Tengah
dr Hardi Yanis Pamit Setelah 13 Tahun Jabat Direktur RSU Datu Beru Takengon
Dr Hardi Yanis SpPD merupakan sosok yang tak asing bagi sebagian besar masyarakat di Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah
Penulis: Mahyadi | Editor: Muhammad Hadi
Serta alat kateterisasi jantung yang menjadi rumah sakit pertama di Aceh memiliki alat tersebut, selain RSU Zainoel Abidin.
Namun seiring berjalannya waktu, dr Hardi Yanis, mesti menanggalkan jabatan sebagai direktur lantaran telah memasuki masa purna tugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Baca juga: Update Covid-19 Aceh - Total Pasien Positif Covid-19 di Aceh Capai 20.055 Orang
“Sebagai ASN, memang sudah masuk masa pensiun, tapi kan profesi sebagai dokter tidak pensiun. Tetap bisa mengabdi untuk masyarakat,” kata Hardi Yanis yang ditemui Serambinews.com, Jumat (9/7/2021) malam, disela acara lepas tugas direktur RSU Datu Beru, di Gedung Ummi, Pendopo Bupati Takengon.
Justru, di penghujung masa pengabdiannya sebagai ASN, dr Hardi Yanis, dalam waktu dekat akan menyelesaikan pendidikan sebagai konsultan ginjal dan hypertensi.
Sehingga ilmunya akan tetap bermanfaat, meski tak lagi menjabat sebagai direktur RSU Datu Beru Takengon.
“Kemungkinan besar, saya tetap mengabdi di Aceh Tengah, walaupun sudah pensiun dari pegawai negeri. Apalagi, kalau dibutuhkan tentu saya siap membantu,” tutur pria penghobi olahraga si kulit bundar ini.
Disisi lain, Hardi Yanis, menyampaikan rasa terimakasih kepada pimpinan daerah yang sudah mempercayainya menjabat satu organisasi di jajaran pemerintah setempat, selama 13 tahun terakhir.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Langsa Bertahan 15 Orang, Tidak Ada yang Dirawat
“Apalagi hari ini, dibuat lepas tugas. Setahu saya, belum ada pejabat sebelumnya, ketika pensiun ada acara lepas tugas seperti ini. Ini merupakan penghargaan bagi kami,” pungkas Hardi Yanis.
Sementara itu, sosok dr Hardi Yanis di mata Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, merupakan sosok dokter yang berdedikasi, bertanggung jawab dan inspiratif.
Di bawah kepemimpinannya, dia mampu menghantarkan RSU Datu Beru, Takengon, menjadi salah satu rumah sakit yang terbaik, terlengkap dan memiliki jumlah ranjang rawatan terbanyak di Aceh, setelah RSU dr Zainoel Abidin, Banda Aceh.
“Adik saya dokter Hardi ini adalah sosok yang berdedikasi dan bertanggungjawab akan tugas-tugasnya. Ini dapat kita lihat bagaimana RSUD Datu Beru, Takengon, terus berkembang dari waktu ke waktu,” kata Shabela Abubakar.
Dikatakan Shabela Abubakar, berbagai prestasi sudah ditorehkan oleh dr Hardi Yanis, sejak memimpin rumah sakit ini.
Banyak perubahan besar terjadi di RSUD Datu Beru Takengon mulai dari insfrastruktur, peralatan, pelayanan dan tenaga medis yang semakin baik.
Baca juga: Aceh Harus Waspada Hadapi Serbuan Covid-19 Varian Delta Asal India
“Selama kepemimpinannya, pemikiran inspiratif dan inovatif terus dikontribusikan untuk memajukan rumah sakit yang kita banggakan ini,” puji Shabela.
Untuk itu, kata Shabela Abubakar, lepas tugas yang dilaksanakan merupakan penghargaan untuk dr Hardi Yanis yang sudah mendarma baktikan dirinya untuk kemajuan RSU Datu Beru.