Potret Gadis Muda Pekerja di Kebun Sawit, Mulai Kerja Keras dari Umur 15 Tahun

SERAMBINEWS.COM - Meskipun dirinya seorang perempuan dan masih berumur sangat muda, tidak mematahkan semangat untuk membantu ekonomi keluarga.

Adalah Nor Syazwani Nor Azman, ia membuktikan memiliki semangat yang tinggi untuk bekerja.

Keinginan untuk mandiri diperlihatkannya dengan menempuh pekerjaan kasar yang sering dilakukan laki-laki, seperti mengangkut buah sawit.

Nor Syazwani Nor Azman telah bekerja membanting tulang semenjak usia 15 tahun.

Kisah perempuan yang membanting tulang bekerja di kebun sawit diunggah pada akun media Malaysia yakni Bernama.

Postingan tersebut diunggah pada hari Minggu (12/7/2021), mendapat perhatian dari pengguna medsos.

Baca juga: VIDEO - Kisah Wanita Ini Berucap Ingin Menikah Terakhir Diantara Sahabatnya, Ternyata Jadi Kenyataan

Baca juga: Kisah Tari, Sosok Hafizah Cerdas dan Gigih Alumni Dayah Insan Qurani Meninggal di Mesir

"Bisa karena biasa.

Itulah perumpamaan yang bisa diperlihatkan pada gambar ini, yakni Nor Syazwani Nor Azman yang bekerja banting tulang supaya hidup mandiri dan membantu keluarga. 

Ia bekerja di kebun sawit yang berlokasi di Jelebu, Negeri Sembilan, Malaysia.

Gadis ini berusia 20 tahun, ia telah mulai kerja keras sejak usia 15 tahun. Ia bekerja mengangkat sawit, membersihkan batang sawit dan merawat tanaman sawit.

Ia keluar dari rumah untuk pergi bekerja pada pukul delapan pagi, ia sanggup mengangkat satu tandan sawit dari berat 15 sampai 30 Kg pada tempat yang telah disediakan.

Anak kedua dari sembilan bersaudara ini tidak melanjutkan pendidikan, ia tidak melanjutkan pendidikan karena ada alasan tertentu.

Meski demikian, Nor Syazwani Nor Azman berambisi untuk membantu keluarga dengan hasil kerjanya sendiri di kebun sawit.

Baca juga: Kisah Nina Dipecat dari Pekerjaan setelah Wajahnya Terekam Kamera TV saat Laga Inggris vs Denmark

Gadis berusia 20 tahun ini mendapatkan perhatian dari pengguna media sosial, karena apabila gadis seumurannya menghabiskan waktu kuliah, bermain dan sebagainya, berbeda dengan Nor Syazwani. 

Ia memilih membantu keluarga dengan cara menghabiskan sebagian besar waktunya di kebun sawit.