Boleh Sekolah Kalau Bisa Berenang, Derita Anak-anak di Pedalaman Aceh Utara
Wali murid di Dusun Sarah Raja dan Bina Baru di Desa Lubok Pusaka, kawasan pedalaman Kecamatan Langkahan, Aceh Utara
LHOKSUKON – Wali murid di Dusun Sarah Raja dan Bina Baru di Desa Lubok Pusaka, kawasan pedalaman Kecamatan Langkahan, Aceh Utara baru mengizinkan anak-anaknya sekolah jika sudah mampu berenang. Karena, untuk sampai ke sekolah, anak-anak di kawasan itu harus mengarungi Sungai Arakundo dengan menggunakan perahu.
Hal tersebut dilakukan orang tua atau wali murid setelah kejadian perahu yang ditumpangi para murid, dan pelajar terbalik ketika pergi ke sekolah beberapa waktu lalu. Murid dan pelajar di Dusun Sarah Raja ke sekolah ke kawasan Desa Sah Raja, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur.
Sedangkan murid di Dusun Bina Baru, mereka sekolah di Dusun Bidari, Desa Leubok Pusaka. ”Bahkan ada orang tua yang mengatakan kepada saya, anak perempuannya tidak tamat SD karena tak bisa berenang” ujar Pimpinan Dayah Bustanul Muttaqin di Desa Lubok Pusaka, Tgk Muslem Yusuf, kepada Serambi, Selasa (13/7/2021).
Selain itu, orang tuanya harus mengantar setiap paginya dan menjemput ketika pulang sekolah dengan perahu. Orang tua tak berani melepaskan anaknya ke sekolah bersama temannya, karena belum bisa berenang. “Kami mengetahui hal itu, karena rencananya anaknya tersebut akan dibantu sekolahkan ke SMA di tempat lain. Tapi ternyata tidak tamat SD,” ujar Tgk Muslem.
Tgk Muslem Yusuf mulai membangun dayah di Dusun Tanoh Mirah pada 2016. Selama ini, dirinya setiap Jumat mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak dan masyarakat di kawasan Dusun Sarah Raja atau alias Alue Seupui. Untuk sampai ke kawasan Dusun Sarah Raja, dirinya menggunakan perahu bermesin dari Tanoh Mirah.
Menurut Tgk Muslem, di kawasan itu sudah pernah dibangun jalan yang bisa dimanfaatkan warga untuk berbelanja ke kawasan Langkahan. Namun, jalan tersebut sekarang sudah rusak parah, sehingga saat ini hanya bisa dilintasi dengan sepeda motor (sepmor) khusus seperti trail dan rute jalan tersebut juga berbukit.
Sementara itu, Keuchik Lubok Pusaka, Sulaiman kepada Serambi, menyebutkan, perjalanan dengan menggunakan perahu dari Dusun Sarah Raja ke Sah Raja membutuhkan waktu selama satu jam. Sedangkan dari Dusun Bina Baru ke Dusun Bidari sekitar setengah jam, dengan menggunakan perahu tanpa mesin.
“Memang benar, kalau ada anak-anak belum bisa berenang tidak diizinkan oleh orang tuanya ke sekolah, karena rawan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkas Keuchik Lubok Pusaka.
Keuchik Lubok Pusaka, Sulaiman kepada Serambi, secara terbuka mengungkapkan, saat ini ada puluhan Kepala Keluarga (KK) yang menempati di Dusun Sarah Raja, begitu juga dengan di Dusun Bina Baru. Namun, di dua dusun tersebut belum ada bangunan sekolah, sehingga anak-anak di kawasan itu harus bersekolah ke dusun lain dengan menggunakan perahu.
“Kondisi ini sudah berlangsung lama, seingat saya sejak kecil memang sudah ada Dusun Sarah Raja dan anak-anak di kawasan itu memang sekolahnya menggunakan perahu,” katanya. Memang, lanjut keuchik, sangat berisiko. Misalnya, ketika terjadi banjir dan ketika terhalang dengan sampah seperti kayu yang dibawa air. (jaf)