Berita Nasional
Sadis! Kakek di Jember Ini Sempat Tertawa Usai Bacok Tetangga Hingga Tewas, Ini Kata Psikolog
Hasan mendadak datang lagi ke rumah Misran dan langsung bacok menggunakan celurit yang dibawanya ke leher korban.
Hasan mendadak datang lagi ke rumah Misran dan langsung bacok menggunakan celurit yang dibawanya ke leher korban.
SERAMBINEWS.COM, JEMBER - Hasan (70) harus merasakan dinginnya jeruji besi akibat perbuatan sadis yang dilakukannya terhadap Misran (50), tetangganya.
Kakek uzur warga Dusun Dam Saola, Desa Tegalrejo, Kecamatan Mayang, Jember, Jawa Timur, ditahan karena membunuh tetangganya.
Dilansir dari TribunJateng.com, kejadian bermula ketika korban yang bernama Misran (50) sedang duduk santai bersama tetangganya, Karno.
Tak lama kemudian, Karno hendak berpamitan pulang dan batuk di samping rumah pelaku.
Ketika mendengar suara batuk tersebut, Hasan menghampiri dan berbincang-bincang ringan dengan Misran lalu pulang.
Selanjutnya, Hasan mendadak datang lagi ke rumah Misran dan langsung bacok menggunakan celurit yang dibawanya ke leher korban.
Baca juga: Ini Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 Landa Aceh Barat, Efek Kontak Erat dan Mobilitas Tinggi Warga
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Kota Langsa Naik, Suspek Berkurang, Begini Datanya
Menurut penuturan istri korban, tak ada masalah yang terjadi antara Misran dan Hasan dan mengatakan kejadian berlangsung karena salah sasaran.
Hasan pun disebut membunuh Misran karena kesal mendengar suara batuk.
Jauh sebelum kasus pembunuhan tersebut terjadi, ternyata Hasan memang sudah dikenal sebagai sosok temperamen.
Tak hanya itu, Hasan diketahui seorang residivis yang pernah melakukan kasus pembunuhan sebelumnya.
Dari peristiwa tersebut, kini Hasan telah menjadi tahanan di penjara.
Hasan yang sudah berusia lansia itu masih mau memberi pengakuan soal tindakan pembunuhan yang dilakukannya.
Baca juga: 27 Napi yang Dapat Asimilasi Dikenakan Wajib Lapor, Setelah ke Luar dari Lapas Lhoksukon
Baca juga: Cegah Virus Corona, Kodim Aceh Utara Galakkan Program Vaksin
Dikutip dari video unggahan Youtube KompasTV, Kamis (15/7/2021), Hasan memberi pengakuannya.
Hasan mengatakan, dirinya mendengar suara batuk yang membuatnya tersinggung.
"Saya dengar batuk di sana, ada orang lewat berdehem, batuk, berdehem batuk," ujar Hasan.
Hasan menyebut jika mendengar suara batuk, dirinya merasa tengah jadi bahan omongan orang di sekitarnya.
Masih berlanjut, Hasan pun tak takut mengakui perilaku pembunuhan yang pernah dilakukannya puluhan tahun silam.
"Iya, Pak, tapi sama juga (pembunuhan). Tahun 74, sama saja kasusnya seperti ini," terang Hasan.
Baca juga: Tak Mau Tutup Warungnya Karena Tak Ada Bantuan, Pemilik Warkop Ini Didenda dan Kurungan 2 Hari
Baca juga: Perjuangan Kakek Buta Berjalan Kaki 35 Km untuk Dapatkan Vaksin Covid-19
Hasan menuturkan, dirinya memang pemarah, namun sang kakek itu mengakuinya sembari tertawa.
"Oh ya cuma begitu," tukas Hasan sambil tertawa.
Mengenai kejadian tersebut, seorang psikolog dari Universitas Jember, Erdi Istiaji, menyebut pembunuhan tersebut dipicu faktor traumatis pelaku.
Masih melansir dari Youtube KompasTV, psikolog menjelaskan bahwa kakek tersebut nampaknya mengalami gangguan emosional.
"Dari tinjauan saya secara psikologis sepertinya yang bersangkutan ini mengalami gangguan emosional," jelas Erdi.
Padahal, Hasan seharusnya belajar dari pengalaman masa lalu dan lebih berhati-hati.
Baca juga: Sudah Digelar Tanpa Penonton, Para Juara Olimpiade Tokyo Juga Harus Mengalungkan Sendiri Medalinya
Baca juga: Ini Tiga Prodi di Unimal yang Banyak Diminati Melalui Jalur Mandiri
Tak dapat dipungkiri, kasus tersebut terjadi karena gangguan emosional dari Hasan.
"Kalau menurut beritanya kan ini kali ke-2. Secara normal, seharusnya dari pengalaman yang dulu dia bisa mengambil sisi baiknya dan cenderung berhati-hati, tapi aneh kok bisa muncul lagi," imbuh Erdi.
Erdi menganggap Hasan tak dapat berpikir secara logis karena gangguan tersebut sehingga bisa berbuat hal-hal yang di luar kendali.
"Kalau dari indikator saya kemungkinan yang bersangkutan mengalami gangguan emosional tanpa zat adiktif, dia tidak bisa berpikir secara logis," tukas Erdi.(*)
Artikel ini sudah tayang di Grid.ID dengan judul "Lakukan Pembunuhan untuk yang Kedua Kalinya, Kakek di Jember Masih Sempat Tertawa Usai Bacok Tetangganya sampai Tewas, Ini Keterangan Psikolog"