Dinkes Aceh Utara Siapkan Ratusan Petugas, Melacak Warga yang Kontak dengan Pasien Covid-19

Dinas Kesehatan Aceh Utara sudah menyiapkan 218 petugas tracer (pelacakan) dari 27 kecamatan guna melacak masyarakat yang kontak erat

Editor: bakri
Foto: Humas RSU Cut Meutia Aceh Utara.
Sekda Aceh Utara, Dr A Murtala bersama Kepala Dinas Kesehatan, Amir Syarifuddin didampingi Humas RSU Cut Meutia, Jalaluddin MKes menjenguk nakes yang dirawat setelah divaksin. 

LHOKSUKON – Dinas Kesehatan Aceh Utara sudah menyiapkan 218 petugas tracer (pelacakan) dari 27 kecamatan guna melacak masyarakat yang kontak erat dengan pasien positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Penyiapan itu dilakukan dengan kegiatan peningkatan kapasitas petugas yang terdiri dari anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI, personel Bhayangkara Pembina keamanan dan ketertiban (Bhabinkamtibmas), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), tenaga kesehatan (nakes), dan warga.

“Setiap pasien Covid-19 tersebut berpotensi menularkan virus kepada yang lain sampai dengan 15 orang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Amir Syarifuddin SKM kepada Serambi, Sabtu (17/7). Karena itulah, perlu adanya tim tersebut di tengah-tengah masyarakat yang bisa membantu melacak terhadap warga yang kontak erat dengan pasien Covid-19.

Disebutkan, setiap kecamatan memiliki petugas tracer tujuh sampai dengan 11 orang, tergantung dari jumlah penduduk. Untuk petugas tracer terbanyak di Kecamatan Dewantara. “Dalam pelatihan itu,  petugas diajarkan cara menggunakan aplikasi Silacak oleh pemateri dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh,” ujar Amir.

Dalam kegiatan tersebut, petugas diajarkan tentang pengenalan masyarakat yang kontak erat dengan pasien. Kemudian, cara mengatasinya dan bagaimana cara melakukan pemantauan terhadap pasien dan masyarakat yang kontak erat. “Selama 15 menit berdekatan dengan pasien Covid-19 itu, sudah termasuk kontak erat,” ungkap Kadiskes Aceh Utara.

Jadi, bila ada nanti pasien yang positif Covid-19, mereka akan ikut bersama petugas puskesmas yang ada setiap kecamatan untuk melakukan pelacakan. Setelah mengikuti pelatihan tersebut, petugas tracer sudah melakukan pelacakan dan sekarang masih melaporkan secara manual, karena aplikasi belum berfungsi.

“Dengan melibatkan semua sektor, mudah-mudahan setiap masyarakat yang kontak erat dengan pasien Covid dapat terlacak semua, dari mulai dua hari sebelum pasien dinyatakan positif,” katanya. Selain itu, dapat diperiksa untuk memastikan apakah masyarakat yang kontak erat dengan pasien berpotensi menularkan atau tidak.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Aceh Utara, Ners Mahzar kepada Serambi, menyebutkan, semua petugas tracer yang sudah mengikuti pelatihan tersebut tetap siaga melakukan pengawasan, dan pendataan terhadap masyarakat yang pulang dari perantauan, khusus yang zona merah menjelang Hari Raya Idul Adha.

Petugas harus mendata dan melakukan pengawasan guna mengantisipasi pencegahan penyebaran virus. Selain itu, petugas di setiap puskesmas juga harus tetap siaga di UGD agar pelayanan kepada masyarakat tetap terjaga. “Petugas puskesmas kita harapkan juga selalu berkoordinasi dengan unsur Muspika,” pungkas Mahzar.(jaf)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved