Feature

Kisah Kegigihan Dokter di Subulussalam Tangani Covid-19 Hingga Ajukan Anak Sendiri Divaksin Pertama

Remaja kelahiran 18 Juli 2008, menjadi peserta vaksinasi covid-19 termuda di Kota Subulussalam di saat anak seusianya bahkan orang tua masih banyak ra

Penulis: Khalidin | Editor: Ansari Hasyim
Serambi Indonesia
Raja Faiz Yafi Kombih, remaja kelahiran 18 Juli 2008, menjadi peserta vaksin Covid-19 termuda di Kota Subulussalam. Siswa kelas II Sekolah Menengah Pertama (SMP) Alfaqih ini menjalani vaksin Covid-19, Kamis (15/7/2021), di Puskesmas Penanggalan. 

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – “Alhamdulillah setelah keluar izin kementerian kesehatan bahwa anak usia 12 tahun ke atas sudah dapat divaksin, maka anak sayalah saya jadikan contoh pertama menjalani vaksin di Kota Subulussalam. Pertanyaannya, adakah orang tua bodoh yang membawa anaknya cacat atau bahkan mati atau menderita setelah vaksin? Rasanya tidak ada orang tua di dunia ini yang mau mencacatkan anaknya,”

H Sarifin Usman Kombih mengucapkan kalimat itu setelah menjadi dokter sukarela yang menjadikan anaknya, Raja Faiz Yafi Kombih masuk dalam kelompok anak yang divaksin covid-19 pertama di Kota Subulussalam.

Remaja kelahiran 18 Juli 2008, menjadi peserta vaksinasi covid-19 termuda di Kota Subulussalam di saat anak seusianya bahkan orang tua masih banyak ragu atau takut membawa anaknya untuk divaksin.

Siswa kelas II Sekolah Menengah Pertama (SMP) Alfaqih ini menjalani vaksinasi Covid-19, Kamis (15/7/2021) di Puskesmas Penanggalan.

Dia divaksin setelah terbitnya aturan tentang vaksinasi untuk anak berusia 12-17 tahun.

Lalu ada Nazla Kirana Alva B, pelajar putri kelas VIII SMP Minhajussalam, Desa Kampung Baru, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, yang menjalani vaksin di Simpang Kiri pada hari yang sama.

Rafa divaksin saat jam belajar dan dia izin dari sekolah untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 tanpa ada keraguan.

Usai divaksin, Rafa menyatakan, dirinya baik-baik saja. Bahkan, satu jam kemudian menjalani vaksin Rafa kembali ke sekolah untuk melanjutkan pelajaran.

Wajib Diperhatikan, Ini Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Sebelum & Sesudah Vaksinasi

Sama halnya dengan Nazla, dia menjalani vaksin di hari yang sama dengan Rafa. Nazla menyatakan tidak takut divaksin walau awalnya waswas karena takut dengan jarum suntik.

Sarifin yang juga Kepala Puskesmas Penanggalan menyatakan dia nekat mengajukan anaknya divaksin pertama sebagai contoh bagi masyarakat bahwa vaksin Covid-19 aman dan halal.

Menurut Sarifin, jika memang vaksin Covid-19 tersebut berbahaya sebagai orang tua dia tidak akan mau senekat itu untuk menjerumuskan anak.

Pasalnya, anak merupakan harta paling berharga sehingga tidak ada orang tua yang sekonyol itu untuk membuat cacat.

Apalagi, Rafa merupakan anak tunggal, sehingga sangat naïf bila Sarifin justru mengorbankan anak semata wayang jika vaksin Covid-19 membuat mudharat sebagaimana digembar-gemborkan oknum.

“Saya lakukan, saya buat anak saya sebagai contoh agar masyarakat semakin paham bahwa vaksin covid-19 itu aman serta halal,” terang Sarifin

Pantauan Serambinews.com, Sarifin salah satu dokter yang getol di Kota Subulussalam mengampanyekan vaksinasi Covid-19.

Animo Masyarakat Kota Subulussalam Menerima Vaksin Covid-19 Meningkat

Selain mensosialisasikan vaksin secara nyata atau virtual, Sarifin juga dengan sabar memberikan pencerahan terkait isu hoaks tentang covid-19.

Sarifin tak sungkan beradu argumen dengan warga baik nyata atau di media sosial menjelaskan pentingnya vaksin.

Dia pun membantah tiap ada informasi berisi konten hoaks yang beredar di dunia maya. Meski terkadang dibully, Sarifin tetap menjawab dengan ilmiah dan berdasarkan fakta.

Ada sederet kata-kata dan kalimat yang kadang mengarah menyudutkan insan medis namun Sarifin tetap memberikan pencerahan dengan bijak.

Meski demikian, pria yang pernah mengampanyekan anti merokok ini sesekali mengingatkan masyarakat hati-hati dalam menyebarkan informasi yang belum tentu benar karena bisa terjerat hukum.

Menurut dr Sarifin, saat ini animo masyarakat Kota Subulussalam untuk mengikuti vaksinasi massal dalam tiga pekan terakhir menunjukan peningkatan yang signifikan.

”Dalam tiga minggu terakhir ini masyarakat sudah banyak yang berbondong-bondong ke Puskesmas untuk divaksin,” kata dr Sarifin

Dua pekan lalu jumlah masyarakat yang datang ke Puskesmas Penanggalan rata-rata mencapai 80-120 orang per hari.

Sejauh ini, hingga Selasa (27/7/2021) menurut Sarifin ada 35-an remaja yang sudah menjalani vaksin Covid-19.

Infromasi itu disampaikan dr H Sarifin Usman Kombih terkait kemajuan vaksinasi di wilayah tugasnya.

Jumlah tersebut menurutnya meningkat dibanding awal vaksinasi Covid-19 diluncurkan untuk masyarakat umum.

Awal diluncurkan ke masyarakat umum, kata dr Sarifin orang yang vaksin per hari antara 30-40 orang.

Mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam ini menambahkan, saat ini bukan saja orang dewasa atau pemuda yang mengikuti vaksin.

Tapi tak sedikit warga membawa serta anak mereka yang masih sekolah untuk menjalani vaksinasi Covid-19.

Minat warga untuk memvaksin anak-anak usia sekolah menyusul aksi dua remaja berusia 13 tahun yang mengikuti vaksin Covid-19 Kamis (15/7/2021) lalu.

Sarifin menyatakan bahwa warga tidak perlu ragu untuk menjalani vaksin sebab hal ini sudah dipastikan aman.

Sementara masyarakat yang ada penyakit khusus juga tetap bisa datang karena nanti dokter akan memeriksa soal layak atau tidaknya divaksin.

Sarifin menyatakan adanya sejumlah kriteria warga yang tidak perlu divaksin namun pihak medis akan memberikan surat ‘vaksin’ kepadanya.

Untuk itu, lanjut Sarifin warga tidak perlu ragu atau khawatir berlebihan. Sebab bila pun sakit dan dibuktikan hasil pemeriksaan tim vaksinator akan memberikan dokumen vaksin.

”Jadi lagi-lagi saya sampaikan bahwa jika ada warga sakit tertentu datang aja ke Puskesmas nanti ada dokter memeriksa. Kalau tak layak, kami akan mengeluarkan surat belum layak atau vaksinnya ditunda,” pungkas Sarifin.

Berdasarkan data yang diterima Serambinews.com hingga Senin (26/7/2021) jumlah total jumlah dosis vaksin di Puskesmas Penanggalan mencapai 3.257.

Jumlah ini adalah akumulasi dosis pertama dan kedua yang disuntikkan kepada masyarakat di Puskesmas Penanggalan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.

Data itu belum termasuk update sepekan terakhir yang diperkirakan terjadi penambahan sekitar 346-an dosis.(*)

Baca juga: Dandim 0101 Instruksikan Seluruh Jajaran Intens Sosialisasikan Prokes Covid-19

Baca juga: Gedung DPRK Aceh Singkil Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19

Baca juga: Dituduh Jadi Komplotan Penggulingan Presiden, Atlet Angkat Besi Filipina Jadi Pahlawan Negaranya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved