Olimpiade Tokyo
Mesir Bawa Atlet Termudanya Bersama 134 Atlet Lainnya, Bersaing di Olimpiade Tokyo
Mesir ikut membawa satu remaja berusia 13 tahun bersama 134 atlet lainnya ke ajang Olimpiade Tokyo 2020.
SERAMBINEWS.COM, KAIRO - Mesir ikut membawa satu remaja berusia 13 tahun bersama 134 atlet lainnya ke ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Mereka akan mewakili negara dalam 24 cabang olahraga, dengan jumlah delegasi terbesar yang pernah diikuti Mesir.
Mesir juga diwakili oleh atlet termudanya di pertandingan itu, atlet tenis meja Hana Godda, yang baru berusia 13 tahun.
Selama bertahun-tahun, Mesir telah mengumpulkan total 32 medali Olimpiade, tujuh emas, 10 perak dan 15 perunggu.
Di antara para atlet yang mewakili Mesir dalam pertandingan tersebut adalah atlet pentathlet modern Haydy Morsy.
Dedikasi dan kerja kerasnya di usia 21 tahun telah membuatnya menjadi inspirasi bagi gadis-gadis muda di seluruh negeri.
“Saya sangat senang bertanding di Tokyo setelah ditunda selama satu tahun, Tokyo akan menjadi Olimpiade ketiga saya, kata Morsy kepada Arab News, Selasa (27/7/2021).
Baca juga: Penyiar Olimpiade Tokyo Berusaha Mencegah Gambar Seksual Atlet Wanita di Layar Teleivisi
Dia telah bertanding di Rio 2016, dan Youth Olympic Games 2014 di China.
"Saya sangat bersemangat untuk mewakili negara tercinta saya … dan membuat semua orang bangga," tambahnya.
Morsy baru berusia 8 tahun ketika dia pertama kali mulai berlatih olahraga, yang awalnya dimulai sebagai hobi.
Kemudian, pada usia 13 tahun, ia lolos ke Youth Olympic Games 2014.
“Pada awalnya, saya hanya berlatih dengan tim di klub, dan hanya setelah dua tahun, mereka meminta saya untuk bergabung dengan tim nasional," ungkapnya.
"Ketika Anda mewakili negara Anda, Anda berada di level yang berbeda di mana Anda harus bekerja sangat keras. untuk mencapai target dan impian Anda,” tambahnya.
Dia menjelaskan medali Olimpiade telah menjadi impiannya sejak pertama kali memulai pentathlon modern.
"Saya ingin menjadi atlet wanita Mesir pertama di pentathlon modern yang mendapatkan medali Olimpiade dan membuat setiap orang Mesir bangga," kata Morsy.
Baca juga: Speedboat Tabrak Perenang, Lomba Triathlon Olimpiade Tokyo Diulang Lagi
Hidupnya sebagai atlet sama sekali tidak santai.
Dia mendedikasikan hari-harinya untuk berlatih dan bekerja menuju tujuannya.
“Saya bangun sekitar pukul 6:00 pagi untuk memulai hari saya dengan latihan renang, kemudian saya berlatih setiap hari selama sekitar enam atau tujuh jam," ujarnya.
"Saya tahu kedengarannya gila, tetapi saya sangat menyukai olahraga ini, dan selalu ingin memberikan segalanya sebelum saya memutuskan untuk pensiun,” katanya.
Dia lolos ke pertandingan setelah memenangkan Kejuaraan Afrika 2019 sebelum penundaan mereka dari 2020 ke 2021.
“Itu adalah momen yang luar biasa, saya tidak akan pernah melupakannya, terutama kualifikasi ada di sini di kampung halaman saya," jelasnya.
Dikatakakan, tidak ada yang lebih baik daripada menang di depan keluarga dan teman-teman.
Dia selalu berharap untuk mencapai lebih dan lebih lagi sebagai seorang atlet.
Dia tahu suatu hari nanti berhenti dan membalik halaman.
"Saya ingin menikmati setiap momen saat bermain olahraga,” katanya.
Morsy hanyalah satu dari sekian banyak atlet Mesir yang mendedikasikan hidup mereka untuk olahraga untuk mewakili negara mereka di Tokyo.
Namun sayang, tidak semua atlet Tanah Air diizinkan hadir.
Angkat besi Mesir tidak akan bertanding di Tokyo.
Baca juga: Trump Tuduh Tim Sepak Bola Wanita AS Kalah dari Swedia di Olimpiade Tokyo Akibat Wokeisme
Setelah Federasi Angkat Besi Internasional melarang negara itu setelah terbukti atletnya menggunakan doping selama Youth African Games.
Larangan ini termasuk peraih medali Olimpiade Sarah Samir dan Mohamed Ihab.
Sehingga, akan mempengaruhi peluang Mesir untuk memecahkan rekor lima medali sebelumnya dalam satu edisi kompetisi.(*)