Internasional

Uni Emirat Arab Kirim Enam Tahanan Teluk Guantanamo ke Yaman

Uni Emirat Arab (UEA) mengirim enam tahanan dari pangkalan AS di Teluk Guantanamo, Kuba ke negara asal mereka Yaman.

Editor: M Nur Pakar
AP/WikiLeaks
16 Dari 18 tahanan Yaman yang ditahan di Teluk Guantanamo dipindahkan beberapa tahun lalu oleh Amerika Serikat ke Uni Emirat Arab (UEA). 

Mereka menyatakan kembali ke Yaman akan seburuk kehidupan di Guantanamo dan berharap bisa kembali ke sana, lapor The Associated Press (AP) tahun lalu.

Para ahli PBB mengatakan orang-orang itu telah menjadi sasaran penahanan sewenang-wenang terus menerus di lokasi yang dirahasiakan di Emirates.

Otoritas Emirat belum berkomentar secara terbuka tentang penyerahan tersebut dan Kementerian Luar Negeri UEA tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Seorang kerabat dari salah satu tahanan berbagi foto pertemuan emosional pertama antara satu tahanan dan putranya, yang sekarang sudah dewasa, dan keduanya berpelukan.

Namun dia dan kerabat lainnya tetap mengkhawatirkan keselamatan anggota keluarga mereka.
Nama lengkap para tahanan Yaman dirahasiakan karena takut akan menghadapi pembalasan.

Pusat Hukum dan Keadilan Amerika yang berbasis di AS, menyambut baik pembebasan enam orang dari tahanan Emirat.

Tetapi mendesak pemerintah Yaman untuk melanjutkan perawatan penuh bagi mereka untuk membantu mereka berintegrasi ke dalam masyarakat dan mempraktikkan kehidupan normal mereka.

Yaman, negara termiskin di dunia Arab telah didera oleh perang saudara sejak 2014.

Penyiksaan dan penahanan sewenang-wenang tersebar luas di jaringan penjara rahasia dan formal yang dijalankan oleh berbagai faksi yang mengendalikan berbagai bagian negara.

Baca juga: Uni Emirat Arab Larang Perjalanan Dari Indonesia dan Afghanistan

Kembalinya warga Yaman terjadi setelah seorang Maroko yang ditahan selama 19 tahun tanpa dakwaan di Guantánamo kembali dengan keluarganya awal bulan ini.

Abdullatif Nasser, sekarang 56 tahun merupakan tahanan pertama di pusat Teluk Guantanamo yang dipindahkan ke tahanan negara asalnya di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia menyebut penahanan dan kamp penahanan di Guantanamo, yang dibuka Presiden George W. Bush sebuah kesalahan bersejarah oleh Amerika Serikat.

Ada tuduhan penyiksaan dalam pemeriksaan awal, dan tantangan terhadap keabsahan pengadilan militer di sana.

Pemerintahan Bush dan para pendukungnya menyebut kamp tersebut, di pangkalan angkatan laut AS di Kuba, penting untuk mengelola tersangka teror internasional dengan aman.

Hampir 800 tahanan telah melewati Guantanamo.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved