Olimpiade Tokyo
Perdana Menteri Jepang Tolak Batakan Olimipiade dan Lockdown, Bukan Sebuah Pilihan Tepat
Perdana Menteri Yoshihide Suga Jumat (30/7/2021) membantah lagi hubungan antara Olimpiade yang sedang berlangsung dengan melonjaknya kasus virus
SERAMBINEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Yoshihide Suga Jumat (30/7/2021) membantah lagi hubungan antara Olimpiade yang sedang berlangsung dengan melonjaknya kasus virus Corona di ibu kota.
Dia mengutip berbagai langkah yang bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi dari atlet dan staf yang berkunjung untuk pertandingan ke masyarakat umum.
Suga juga mengesampingkan kemungkinan membatalkan Olimpiade, dengan mengatakan "tidak ada kekhawatiran" karena orang-orang diharapkan lebih sedikit bergerak.
Selama konferensi persnya Suga ditanya tentang kemungkinan mengubah undang-undang.
Untuk memberikan kekuatan hukum kepada pemerintah untuk menerapkan penguncian yang ketat.
Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020, Masih Ada Dua Harapan Meraih Emas Bulu Tangkis
Dilansir JapanTimes, Sabtu (31/7/2021), Perdana Menteri mengatakan itu bukan sebuah pilihan.
Negara-negara yang telah menerapkan pembatasan ketat melihat penurunan infeksi karena penguncian, tetapi kasusnya melonjak lagi dan mereka harus bergantung pada vaksin,” kata Suga.
“Saya pikir tindakan penguncian ketat tidak terlalu cocok untuk Jepang,” jelasnya.
Suga menambahkan, peluncuran vaksin menjadi prioritas utama pemerintah.
Pemerintah akan memperluas keadaan darurat untuk mencakup prefektur Kanagawa, Saitama, Chiba dan Osaka mulai Senin (2/8/2021).
Baca juga: AS Pecahkan Rekor Dunia 4x200 Meter Gaya Besar, Sayang, Gagal Raih Emas Olimpiade Tokyo
Juga memperpanjang keadaan darurat untuk Tokyo dan Okinawa hingga 31 Agustus 2021.
Keadaan darurat memungkinkan gubernur prefektur untuk memerintahkan restoran dan bar untuk mempersingkat jam kerja atau tutup sepenuhnya.
Atau denda hingga 300.000 Yen bagi mereka yang menolak untuk mematuhi.
Tetapi gubernur tidak memiliki kekuatan hukum untuk membatasi pergerakan orang dan hanya dapat meminta agar mereka mengikuti anjuran.
“Saya pikir wajar untuk membahas pembatasan tidak hanya pada restoran dan bar, tetapi juga meminta masyarakat untuk menahan diri lebih lanjut,” katanya.