Syech Fadhil Penuhi Janjinya, Jadi Orangtua Asuh Enam Siswa Pulo Aceh
Meski bertindak sebagai orangtua asuh, dalam hal pemantauan dan pengawasan para santri, Syech Fadhil akan bekerja sama dengan Kafalah IKAT dan SahaRA.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Senator DPD RI asal Aceh, HM Fadhil Rahmi Lc MA, memenuhi janjinya dengan menjadi orangtua asuh bagi enam orang putra putri asal Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar.
Syech Fadhil akan memenuhi kebutuhan para siswa yang ingin menuntut ilmu di dayah-dayah terbaik di Aceh. Mulai dari proses pendaftaran hingga selesai nantinya.
“Jika nanti memenuhi kriteria, akan kita bantu pendidikan tinggi hingga ke Timur Tengah nantinya,”
“Dengan catatan, setiap tahunnya akan kita evaluasi dan memenuhi kriteria yang ditetapkan,” kata Syech Fadhil.
Hal itu disampaikannya dalam pertemuan dengan para wali dan anak asuh asal Pulo Aceh di Sekretariat DPD RI, Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Sabtu (7/8/2021) kemarin.
Beberapa anak Pulo Aceh yang menjadi anak asuh Syech Fadhil, adalah Ahmad Hirzi Reza asal Alue Reuyeueng yang kini menjadi santri di Dayah Alfauzul Kabir.
Baca juga: Ini 25 Negara Paling Bahagia di Dunia, WHR Gunakan Tiga Indikator, Indonesia Urutan Berapa?
Baca juga: Kisah Petugas yang Terbiasa Urus Jenazah Covid-19, Kali Ini Nangis karena Menguburkan Ibunya Sendiri
Baca juga: Kasus Virus Marburg Ditemukan di Afrika Barat, Sangat Menular dan Berpotensi Menyebar Jauh dan Luas
Kemedian Fina Maulina asal Lampuyang yang kini tercatat sebagai santriwati Dayah Babun Najah.
Berikutnya Salsabila asal Lampuyang yang tercatat sebagai santriwati Dayah Riadhusshalihin Ateuk Anggok Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar.
Maulidan asal Meulingge yang kini tercatat sebagai santri Dayah Mulia di Blang Bintang.
Dan Febri Lasmana yang kini tercatat sebagai santri Dayah Babul Maghfirah, serta Mutiara asal Alue Reuyeueng yang kini tercatat sebagai santriwati Pondok Tahfiz Bogor.
“Posisi saya di sini sebagai pendorong atau yang membantu orangtua kalian,”
“Yang paling penting di sini adalah motivasi dan semangat dari kalian dan orangtua kalian sendiri,”
“Semangat dan Kemauan ini yang membuat kalian sukses tidaknya di masa depan”
“Harapan saya cuma satu, nanti suatu saat kalian kembali ke Pulo Aceh dan berkontribusi dan mengabdi di sana”
“Ada tanggungjawab moral yang saya titip kepada kalian semua ini,” ujar Syech Fadhil lagi.
Baca juga: Polisi Rahasia Bernama Irjen Pol Drs Wahyu Widada MPhil (Cacatan Seorang Sahabat di Tanah Rencong)
Baca juga: Nova Diisukan Diperiksa KPK, Kepala BPPA Membantah, Almuniza: Tak Ada Agenda Gubernur di Jakarta
Baca juga: Viral Oknum Guru di Lembat kirim Video Syur Miliknya ke HP Orangtua Murid, Diterima sang Anak
Meski bertindak sebagai orangtua asuh, dalam hal pemantauan dan pengawasan para santri, Syech Fadhil akan bekerja sama dengan Kafalah IKAT.
Serta SahaRA (Lembaga Sahabat Rakyat Aceh) yang selama ini fokus pada kegiatan sosial kemasyarakatan di Aceh.
“Nanti yang akan mengawasi serta memantau perkembangan kalian adalah Kafalah IKAT dan SahaRA,”
“Saya juga akan mengunjungi kalian satu per satu jika ada kesempatan dan berada di Aceh,” tambah Syech Fadhil.
Sementara itu, Muhajir, tokoh muda Pulo Aceh menambahkan bahwa pertemuan hari ini merupakan tindaklanjut dari komitmen Syech Fadhil saat berkunjung ke Pulo Aceh beberapa waktu lalu.
Dimana, saat itu Syeh Fadhil berkomitmen membantu siapapun anak dari Pulo Aceh yang ingin melanjutkan pendidikan ke dayah untuk tingkat SMP dan SMA.
Informasi tersebut disebarkan ke seluruh Pulo Aceh hingga beberapa bulan lamanya dan beberapa kali tempo waktu diperpanjang.
“Sayangnya yang mendaftar hanya enam orang. Ini yang akan dibantu hingga selesai pendidikan nantinya. Tentunya akan ada evaluasi setiap tahun,” kata Muhajir.
Untuk diketahui, Syech Fadhil sendiri kini memiliki sekitar 20-an anak asuh yang tersebar di sejumlah dayah yang ada di Aceh dan Sumatera Utara.
Aktivitas orangtua asuh ini dimulai Syech Fadhil sejak 2013 atau jauh hari sebelum menjadi anggota DPD RI asal Aceh.
Pendidikan dan perkembangan mereka dipantau oleh Kafalah IKAT Aceh dan SahaRA.
Para santri yang dibantu adalah mereka yang berasal dari daerah-daerah pedalaman Aceh serta keluarga yang kurang mampu.(*)