Berita Aceh Tengah
Balai Arkeologi Sumut Upload Film Animasi "Kisah Orang Gayo" di Youtube, Begini Kisahnya
Kepala Balai Arkeologi Sumatera Utara Dr Ketut Wiradnyana Msi menyebutkan, film animasi tersebut diproduksi berdasarkan hasil penelitian dan penggalia
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
Kemudian pada kisaran 5.000 tahun silam datang kelompok kedua dengan postur tubuh berbeda dari kelompok pertama.
Membawa budaya berbeda. Kelompok kedua ini adalah penutur bahasa Austronesia. Mereka menggunakan peralatan baru, seperti gerabah atau tembikar dan anyaman.
Tembikar-tembikar itu ada yang dihias dengan cara digores. Tembikar merupakan salah satu wadah tempat air, tempat makanan dan keperluan religi.
Kelompok ini sudah lebih mahir membuat peralatan berburu. Kapak yang mereka buat telah digosok lebih halus dan bertangkai.
Mereka membuat berbagai perhiasan dari kulit kerang berupa manik-manik dan gigi hewan.
Manik-manik itu dibuat dengan cara melubangi kulit kerang atau tulang binatang dan dirangkai menjadi kalung dan gelang.
Ketika ada yang meninggal dunia, mereka perlakukan seperti manusia saat hidup. Kuburnya ada yang berbentuk oval dan melipatkan kaki mayat saat dikubur.
Peneliti Balai Arkeologi Sumut menemukan beberapa model cara penguburan.
Selanjutnya, pada kisaran 3000 tahun lalu terjadi bencana letusan gunung berapi. Penghuni Loyang Mendale mencari tempat hunian baru di seberang Danau Laut Tawar.
Saat letusan sudah reda mereka kembali lagi ke tempat hunian awal di Mendale.
Berikutnya datang kelompok manusia ketiga pada 2000 tahun silam. Mereka juga tinggal di beberapa ceruk atau gua di tepi Danau Laut Tawar.
Sebagaimana kelompok pertama dan kedua, manusia kelompok ketiga ini juga memiliki cara hidup yang sama.
Berburu, menangkap ikan dan menanam umbi-umbian. Hanya saja kelompok ketiga ini sudah lebih maju dalam membuat tembikar dan anyaman-anyaman.
Terutama dalam menghias tembikar dengan cara poles dan gores. Berbagai bentuk wadah tembikar yang dihasilkan memiliki ciri pola hias tersendiri dengan cara menghiasi seluruh bagian tembikar.
Intelektual Gayo, Yusradi usman Al Gayoni, SS., M.Hum memuji langkah Balar Sumut menerbitkan komik dan film animasi tentang asal muasal Gayo tersebut.