Prof Farid Wajdi Meninggal

Ini Kata Gubernur Aceh Nova Iriansyah Terhadap Sosok Almarhum Prof Farid Wajdi Ibrahim

Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh yang juga mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA, mening

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Mursal Ismail
FOTO HUMAS PEMERINTAH ACEH
Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT 

Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh yang juga mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA, meninggal dunia, Sabtu (14/8/2021) sekira pukul 14.30 WIB.

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun.

Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh yang juga mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA, meninggal dunia, Sabtu (14/8/2021) sekira pukul 14.30 WIB.

Sang Profesor meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) Meuraxa, Banda Aceh

Prof Farid merupakan intelektual dan cendekiawan Aceh. 

Kepergiaannya membuat Aceh kehilangan sosok pemikir dan teladan.

Gubernur Aceh, Nova Iriansyahm, yang saat ini sedang dalam kunjungan kerja ke Bener Meriah menyampaikan duka cita atas berpulangnya tokoh Aceh tersebut. 

Baca juga: Ridwan Nurdin Ketua Al Washliyah Aceh, Gantikan Prof Farid Wajdi Ibrahim yang Meninggal Kemarin

“Bapak sangat terkejut saat mengetahui informasi itu.

Kita kembali kehilangan sosok pemikir dan teladan di masyarakat Aceh,” tutur Karo Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Muhammad Iswanto mengutip ucapan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.

Melalui Karo Humas, gubernur menitip pesan kepada keluarga yang ditinggalkan untuk tabah menghadapi semua cobaan Allah ini. 

“Benar benar tak terduga, Allah Maha Berkehendak atas ummat-Nya dan itu hanya rahasia Allah SWT semata,” tutur Gubernur.

Seribuan jamaah yang merupakan keluarga, sahabat, dan kolega menyalatkan jenazah Prof Farid Wajdi Ibrahim di Meunasah Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh.

Para jamaah juga ikut mengantar jenazah almarhum ke tempat peristirahatan terakhirnya di pemakaman keluarga tak jauh dari Meunasah Rukoh.

Suasana penuh haru terlihat saat para jamaah menyalatkan jenazah almarhum.

Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA (Guru Besar UIN Ar-Raniry)
Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA (Guru Besar UIN Ar-Raniry) (SERAMBINEWS.COM/SYAMSUL AZMAN)

Baca juga: Hari-hari Terakhir Prof Farid Wajdi, Kesehatan Drop Sehari Setelah Menyambut Kapolda Aceh yang Baru

Tak ada yang menyangka, sosok yang selama ini kerap mengisi dakwah islamiyah dan berceramah dengan suara lantang dan menggelegar itu berpulang ke Rahmatullah.

Apalagi selama ini sang Profesor dikenal sehat-sehat saja.   

Kabar meninggal Prof Farid begitu cepat tersebar kemarin, lalu mereka datang berbondong untuk menunaikan fardhu kifayah untuk Sang Profesor ini.

Saking ramainya yang hadir untuk mengantarkan sang guru ke tempat peristirahatan terakhirnya, shalat jenazah harus dilaksanakan dua kali dengan mengambil lapak di halaman meunasah tersebut.

Usai shalat, jamaah juga ikut memadati lokasi pemakaman.

Baca juga: In Memoriam Prof Farid Wajdi, Sang Pendekar Podium Bersuara Lantang itu Telah Pergi Selamanya

Hingga berita ini diturunkan tadi malam, tidak ada keterangan apakah Prof Farid Wajdi meninggal disebabkan Covid-19 atau tidak.

Namun, dari penjelasan Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, Dr Syahminan, MAg, Prof Farid Wajdi sempat dirawat di ruang Pinere.

Bahkan, Dr Syahminan menyebutkan, beberapa waktu lalu, Prof Farid Wajdi sempat ke Susoh.

"Mungken di sideh beliau keunong. Tentei tanyoe sangat berduka ateuh kabar nyoe. Innalillahi wainna ilaihi rajiun (mungkin di sana beliau kena, tentu kita sangat berduka atas kabar ini)," kata Dr Syahminan. 

Kabar meninggal Prof Farid Wajdi awalnya beredar di beberapa grup Whatsapp. Serambi kemudian mengonfirmasi hal tersebut kepada beberapa sahabat dan dosen di UIN Ar-Raniry. 

Dari beberapa dosen, hanya Dr. Syahminan, M. Ag yang menjawab. Dosen

UIN Ar-Raniry yang juga tetangga almarhum itu kemudian membenarkan bahwa Prof Farid Wajid meninggal dunia.

"Iya benar, Prof ka geutinggai geutanyoe. Ban satnyoe di rumoh saket (Iya benar, prof sudah meninggalkan kita, baru saja di rumah sakit)," kata Dr Syahminan. 

Syahminan sendiri baru pulang menjenguk Prof Farid yang ketika itu sejak malamnya dikabarkan dirawat di RSUD Meuraxa.

"Lon chit ban loen woe nyoe, benoe loen jak u rumoh saket han dibi tamong (Saya juga baru pulang ini, tadi saya ke rumah sakit tapi tidak diizinkan masuk)," katanya. 

Ahli ilmu Balaghah di UIN Ar-Raniry tersebut mengatakan, sejak beberapa hari terahir, Prof Farid dikabarkan memang sedang dalam keadaan kurang sehat. 

Kemudian dilarikan ke RSUD Meuraxa.

Sementara itu mantan Kadis Syariat Islam Aceh yang juga kolega Almarhum, Prof Dr Sahrizal Abbas mengatakan, almarhum sudah dua hari yang lalu dalam kondisi seperti letih.

Namun ia senantiasa terus melakoni tugas hariannya dengan jadwal yang padat.

“Kemarin, beliau sudah tak hadir dalam beberapa acara yang seharusnya sudah masuk agenda. Belakangan kami mendengar beliau sudah masuk rumah sakit,” kata Prof Sahrizal.

Prof Farid merupakan tokoh dan cendekiawan yang selama dikenal bersuara lantang, baik itu dalam podium khutbah di Masjid-masjid.

Hingga saat menjadi orator yang mampu membakar semangat ummat dalam beberapa aksi bela Islam.

Ia tampak sangat sering tampil bersuara lantang dalam membela umat Islam yang ditindas di berbagai belahan dunia.

Ia sangat giat khususnya dalam aksi bela Palestina, Prof Farid tampak selalu bergetar saat mengajak ummat membantu sebisa mungkin penderitaan umat Islam di sekitar Masjidil Aqsa itu.

Sebagai intelektual, ia juga sering mengeluarkan pandangan mengenai Aceh.

\Prof Farid Wajdi menjabat sebagai Rektor UIN Ar-Raniry dari 2009 hingga 2018. Di tangannya juga kampus itu mengalami perubahan dari IAIN menjadi UIN.

Selepas dari UIN, Prof Farid pun terpilih menjadi Ketua Majelis Adat Aceh (MAA). Ia dilantik Mei lalu dan diamanahkan menjabat hingga 2026. 

Hari-hari terakhir Prof Farid disibukkan dalam aktivitas mengurus adat istiadat Aceh, dengan berkunjung ke sejumlah daerah.

Selain itu, juga mengisi jadwal khutbah jumat dan hari raya di sejumlah masjid. Bahkan infonya, untuk hari raya, jadwalnya sudah terisi penuh hingga 2024.

Namun manusia hanya bisa berencana, Allah SWT jua yang menentukan.

Dua hari sebelum meninggal, dalam kapasitasnya sebagai Ketua MAA, Prof Farid masih sempat dijadwalkan peusijuk Kapolda Baru Aceh, Irjen Pol Ahmad Haydar di Bandara SIM, Kamis (12/8).

Namun karena suatu sebab, Prof Farid digantikan oleh Miftachuddin Cut Adek, selaku Sekretaris Pemangku Adat. Setelah hari itu, tiba-tiba beredar kabar kabar Prof Farid meninggal dunia kemarin. (*)

 


Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved