Tabrakan Kapal di Aceh Barat
Syahbandar Malah Kebingungan Terkait Kasus Tabrakan Kapal di Laut
Otoritas Pelabuhan Meulaboh mengaku masih kebingungan mengungkap insiden tabrakan kapal nelayan dengan kapal batu bara di perairan laut Aceh Barat.
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Pihak Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Meulaboh, masih kebingungan mengungkap insiden kasus tabrakan kapal nelayan di perairan laut Aceh Barat, lantaran pihak korban sendiri tidak mengetahui apakah ditabrak oleh kapal atau bukan.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, Syamsul Arif, Senin (16/8/2021) saat ditanyai Serambinews.com, di Kantor Syahbandar setempat.
“Kita masih kebingungan, saat kita tanya kepada nelayan mereka tidak tahu kapal apa yang menabrak, mereka tidak tahu,” ungkap Syamsul Arif.
Jadi pihaknya ingin mengetahui dengan posisi segala macam, dan para nelayan tersebut semua mengaku tidak mengetahui hal tersebut.
Sementara menurutnya, kapal pengangkut batubara tersebut merupakan kapal raksasa yang cukup besar yang yang mengangkut batubara mencapai 60 ribu ton.
Pihak Syahbandar masih mencari bayangan terhadap titik atau posisi keberadaan kapal nelayan saat kejadian tersebut dan hal lainya dalam mengungkap masalah tersebut.
Baca juga: Pidato Soekarno saat Membacakan Proklamasi Indonesia pada 17 Agustus 1945: Sekarang Tibalah Saatnya!
Baca juga: Ini Kata Polisi Terkait Kronologis Tabrakan Pikup L300 dan Minibus Penumpang Hi Ace
Baca juga: VIDEO - Dituduh Menggelapkan Uang Rp 1,1 Miliar, David NOAH Akhirnya Buka Suara
Diakuinya, pada hari tersebut ada dua kapal yang lewat pada malam itu, namun untuk memastikan kejadian tersebut pihaknya masih merasa kebingungan akan hal tersebut karena pihak nelayan mengaku tidak melihatnya.
Terkait kasus tersebut pihaknya masih tetap mencari bagaimana kronologis yang sebenarnya, agar tetap bisa bersinergi dengan pihak nelayan natinya.
“Buat sementara kita belum bisa mengambil kesimpulan, dan sebelum mengambil kesimpulan tentu kita utamakan kebenarannya,” jelasnya.
Terkait kasus tersebut pihak Syahbandar akan tetap berupaya untuk menyelesaikan masalah insiden tersebut, dengan mencari fakta yang sebenarnya.
Sebelumnya, peristiwa nahas itu terjadi pada Senin (19/8/2021) malam, sekitar pukul 21.00 WIB, sekitar 10 mil dari bibir pantai Meulaboh saat dua orang nelayan berangkat melaut.
Baca juga: VIDEO Bencana, Damai, dan Hari Merdeka (Ucapan Selamat Hari Damai Aceh dan HUT Ke-76 RI)
Baca juga: VIDEO - Jokowi Perintahkan Turunkan Harga Tes PCR Jadi Rp 450-550 Ribu, Hasilnya Diketahui 1x24 Jam
Dalam insiden itu menyebabkan Kapal KM Dek Rita milik Nurullah (28) warga Desa Pasi Mesjid, Kecamatan Meureubo mengalami kerusakan parah, yang saat itu Nurullah bertindak sebagai Kapten Kapal.
Sedangkan Nazaruddin (48) warga Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan, saat itu bertindak sebagai ABK di Kapal 8 GT tersebut dimana dalam kapal itu hanya ada dua orang nelayan 1 kapten kapal dan 1 orang ABK.
Saat di lokasi awalnya mereka sedang menghadapi angin kencang hingga mereka terpaksa harus menjangkar. Setelah itu kapal mereka tenggelam pada malam itu yang diduga ditabrak oleh kapal lainya di daerah tersebut.
Sementara Nurullah dan Nazaruddin dalam kecelakaan tersebut sempat memegang fiber ikan yang dijadikan tempat mengapung untuk menyelamatkan nyawa di laut.
Sejauh ini kasus tersebut belum terungkap siapa yang menabrak kapal nelayan tersebut di laut Aceh Barat.(*)