Kupi Beungoh

Kemerdekaan Bukan Sekedar Memasang Bendera

Pandemi boleh melanda bangsa dan rakyat Indonesia, namun semangat kemerdekaan tetap berkobar dalam hati dan sanubari bangsa Indonesia

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Nazarullah ZA, Widyaiswara Ahli Madya pada Balai Diklat Keagamaan Aceh. 

Tapi saat pemimpin melakukan sebuah kesalahan, boro-boro diadili, kadang ditangkap saja masih membutuhkan waktu dan alat bukti yang serba lengkap.

Jika perlakuan hukum dilaksanakan sedemikian rupa, ibarat pisau lebih tajam ke bawah dan tumpul ke atas, maka terjadilah yang namanya diskriminasi di bidang hukum sesama anak bangsa.

Hasilnya dapat kita tebak bahwa akan terjadi ketidak-adilan terhadap penerapan hukum, yang ujung-ujungnya akan menghilangkan kepercayaan dan bisa mengantarkan kepada perpecahan bangsa.

Baca juga: SAR Aceh Jaya Kibarkan Bendera Merah Putih di Tengah Laut Peringati HUT RI

Baca juga: Peringatan HUT RI di Dayah Insan Qurani, Jangan Ragukan Nasionalisme Santri, Kata Ustaz Muzakir

Waspadai Pola Perpecahan Bangsa

Isu-isu provokatif saban hari terus diluncurkan sehingga telah mempolarisasi ke arah perpecahan bangsa.

Hujat menghujat dan saling fitnah sesama anak bangsa di media sosial sudah menjadi acuan bagi kita untuk menyimpulkan bahwa ada orang-orang tertentu di balik itu semua untuk menghantam dan mengadu domba, agar sesama anak bangsa saling bertikai.

Semestinya, pemerintah harus bersikap keras untuk menindak setiap provokator yang berupaya memecah belahan bangsa.

Dengan catatan, tindakan yang dilakukan harus hasil dan tanpa diskriminasi.

Artinya bahwa, jangan hanya lawan politik atau orang yang berseberangan dengan pemerintah saja yang ditindak, tapi juga orang-orang yang pro pemerintah tapi suka memfitnah dan mengundang perpecahan juga diberikan hukuman yang setimpal.

Karena, jika bangsa ini saling bertikai dan saling memfitnah, bukan tidak mungkin suatu saat akan terjadi perang saudara.

Dan bila ini terjadi, maka tamatlah Indonesia raya, yang ada hanya rakyat Indonesia yang saling bertikai dan saling menghujat.

Sementara musuh yang punya kepentingan terhadap Indonesia akan bertepuk tangan serta akan mengambil keuntungan.

Bila ini terjadi, sungguh sangat sedih para pahlawan kita yang telah gugur dalam memerdekakan Indonesia.

Sia-sialah usaha dan nyawa yang mereka korbankan demi sekerat kemerdekaan.

Sejatinya kita berpikir bahwa, perjuangan pahlawan itu bukanlah memerdekakan Indonesia untuk mereka dan untuk kita, tapi kemerdekaan yang mereka perjuangkan adalah untuk diwariskan kepada anak-anak cucu kita yang hidup di masa yang akan datang.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved