Taliban Kuasai Afghanistan, Ashraf Ghani Diduga Kabur ke AS Bawa 4 Mobil dan Helikopter Penuh Uang

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, diduga akan kabur ke Amerika Serikat (AS) setelah Taliban menguasai negaranya.

Editor: Amirullah
AFP
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kabur setelah Taliban kuasai Kabul 

Ghani mengatakan dia yakin "patriot yang tak terhitung jumlahnya akan menjadi martir dan kota Kabul akan dihancurkan" jika dia tetap tinggal.

"Taliban telah menang dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pemeliharaan diri warga negara mereka," ujarnya, dilansir AlJazeera.

Tuai Kritikan

Foto resmi yang diambil pada 7 Agustus 2020 dan dirilis oleh Kantor Pers Presiden Afghanistan, memperlihatkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memberi isyarat jari telunjuk saat ia berbicara pada hari pertama pertemuan akbar majelis Loya Jirga di Aula Loya Jirga di Kabul. Ribuan warga Afghanistan memulai pertemuan selama tiga hari di Kabul pada 7 Agustus untuk memutuskan apakah akan membebaskan sekitar 400 tahanan Taliban.
Foto resmi yang diambil pada 7 Agustus 2020 dan dirilis oleh Kantor Pers Presiden Afghanistan, memperlihatkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memberi isyarat jari telunjuk saat ia berbicara pada hari pertama pertemuan akbar majelis Loya Jirga di Aula Loya Jirga di Kabul. Ribuan warga Afghanistan memulai pertemuan selama tiga hari di Kabul pada 7 Agustus untuk memutuskan apakah akan membebaskan sekitar 400 tahanan Taliban. (PRESS OFFICE OF PRESIDENT OF AFGHANISTAN / AFP)

Kepergian Ashraf Ghani yang meninggalkan Afghanistan begitu saja, menuai kritikan.

"Mantan Presiden meninggalkan Afghanistan, meninggalkan negara dalam situasi sulit ini," kata Abdullah, Kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, Minggu

"Tuhan harus meminta pertanggungjawabannya."

Dikutip dari AlJazeera, mantan penasihat Ghani, Shafiq Hamdam, juga melontarkan kritik pada mantan presiden.

Ia mengecam keputusan Ghani yang memilih melarikan diri di tengah kemajuan Taliban menguasai Kabul.

"Ini memalukan. Orang-orang merasa ditinggalkan, merasa dikhianati," katanya.

"Setelah bertahun-tahun upaya dan investasi, dia telah memberikan tanda hitam gelap dalam sejarah demokrasi di Afghanistan."

"Dia melarikan diri dengan timnya dan tak berpikir dua kali tentang jutaan orang yang hidup dalam kesengsaraan, dalam ketidakpastian, dan sekarang mereka dicampakan, hidup di bawah tekanan rezim Taliban," bebernya.

Hamdam mengatakan Taliban perlu membuktikan mereka akan melindungi perempuan.

"Mulai besok kita harus melihat perempuan pergi ke sekolah, kita harus melihat pegawai negeri dan guru, seperti ibu saya pergi ke sekolah dan mengajar."

"Itulah yang saya dan dunia inginkan. Itu adalah ujian bagi Taliban, untuk membuktikan apakah mereka telah berubah atau tidak," tandasnya.

Sosok Ashraf Ghani

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved