Berita Pide
Angka Kematian Bayi di Kecamatan Pidie Tinggi, Kadiskes Turun ke Puskesmas Lakukan Ini
Kita jemput ibu hamil, lalu kami periksa kehamilan, pemeriksaan laboratorium, sosialisasi dan pemberian PMT,” ujar dr Yanti
Penulis: Nur Nihayati | Editor: Nur Nihayati
Kita jemput ibu hamil, lalu kami periksa kehamilan, pemeriksaan laboratorium, sosialisasi dan pemberian PMT,” ujar dr Yanti
Laporan Nur Nihayati | Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Dari Januari hingga Agustus 2021 angka kematian bayi di Kecamatan Pidie saja mencapai 22 bayi baru lahir meninggal dunia.
Kecamatan Pidie ini meliputi 64 Gampong letaknya bertetangga dengan Kecamatan Kota Sigli.
Jumlah angka kematian bayi 22, ini tergolong tertinggi dibanding daerah lain.
Penyebab bayi meninggal ini antara lain adalah beberapa penyakit, di antaranya seperti leukimia (kanker darah) dan pneumonia (infeksi pernafasan).
Hal tersebut dikatakan Kepala Puskesmas Pidie, dr Susi Yanti Eka Sartika saat mendampingi Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kabupaten dr Arika Husnayanti Aboebakar, SpOG, (K) bersama Wakil Ketua IDI Kabupaten Pidie dr Ellya Noer dan rombongan di Puskesmas Pidie, Jumat (20/8/2021).
Sedangkan untuk kasus kematian ibu hamil di Kecamatan Pidie saat ini belum ada.
Saat ini jumlah ibu hamil di Kecamatan Pidie sebanyak 43 orang.
Ditanya apa langkah mencegah angka kematian ?

Kepala Puskesmas Pidie mengatakan meminimalisir terjadinya angka kematian bayi dan ibu pihaknya melakukan kunjungan ke rumah dengan menyasar ibu hamil berisiko tinggi (risti).
Di samping itu juga, membuat kelas ibu hamil, artinya petugas kesehatan yang dipimpinnya tersebut turun ke gampong-gampong melakukan sosialisasi tentang perawatan selama kehamilan.
"Saat ini kita juga ada program inovasi Puskesmas (Kebuntimas).
Kita jemput ibu hamil, lalu kami periksa kehamilan, pemeriksaan laboratorium, sosialisasi dan pemberian PMT,” ujar dr Yanti --panggilan akrab dr Susi Yanti.

Sementara itu, di Puskesmas Pidie, Jumat (20/8/2021) Kadiskes Pidie, dr Arika menjadi pemateri dalam kegiatan Gerakan Solidaritas Peureumeun Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (GSP2A) yang dilaunchingnya pada Kamis, (5/8/2021).
Kadiskes, dr Arika memberikan pengetahuan terhadap para petugas kesehatan dan bidan di Puskesmas tentang penanganan ibu hamil dan bayi.
Selanjutnya dr Arika melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah ibu hamil yang berisiko tinggi dengan alat USG.
Diberitakan Serambinews.com edisi 6 Agustus 2021, kematian ibu hamil berusia 35 tahun tinggi di Pidie.
Data Dinas Kesehatan Pidie mencatat penyebab ibu hamil meninggal, faktornya banyak di antaranya masalah kesehatan.
Tahun 2020 jumlah ibu hamil meninggal 15 orang dan Juni 2021 meninggal 7 orang. Angka kematian bayi 2020 adalah 118 orang dan 2021 sebanyak 61 orang.
Kematian bayi setelah lahir tahun 2020 sebanyak 82 orang dan Juni 2021 sebanyak 31 orang.
Untuk menekan angka kematian ibu hamil dan bayi, Dinkes melakukan gerakan solidaritas kesehatan puskesmas bertajuk "Gerakan Solidaritas Peuremeun" mulai Agustus 2021.
Gerakan itu dengan cara promotif dan preventif. Selain itu, juga melakukan peningkatan kualitas mutu pelayanan dengan memberikan edukasi kesehatan untuk dokter, perawat, bidan dan masyarakat.(*)
Baca juga: Rentenir Masih Jadi Masalah, Dalam Penerapan Ekonomi Syariah di Aceh
Baca juga: FIF Grup Salur Bantuan Senilai Rp 39 Miliar, Selama Pandemi Covid-19
Baca juga: Contoh Soal Deret Angka Tes Intelegensi Umum (TIU) SKD CPNS 2021, Lengkap dengan Pembahasannya