Internasional
Taliban Peringatkan AS, Kekacauan Berlanjut, Jika Kehadiran Tentara Asing Diperpanjang
Kelompok Taliban, Senin (23/8/2021) memperingatkan konsekuensi jika Amerika Serikat (AS) dan sekutunya memperpanjang kehadiran di Afghanistan.
Satu warga Afghanistan tewas dan tiga lainnya cedera dalam baku tembak pada Senin (23/8/2021) fajar.
Menurut militer Jerman meletus antara penjaga Afghanistan dan penyerang tak dikenal.
Pasukan Jerman dan Amerika berpartisipasi dalam baku tembak lebih lanjut, kata tentara Jerman dalam sebuah pernyataan.
Taliban, yang terkenal dengan interpretasi ultra-ketat hukum syariah selama pemerintahan awal 1996-2001 telah berulang kali bersumpah untuk versi lebih lembut.
Presiden AS Joe Biden bersikeras ingin mengakhiri kehadiran militer AS dan pengangkutan udara pada 31 Agustus 2021.
Tetapi, Uni Eropa dan Inggris mengatakan tidak mungkin untuk mengeluarkan semua orang pada saat itu.
Sehingga, Biden berada di bawah tekanan untuk memperpanjang tenggat waktu penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Berbicara di Gedung Putih, Biden mengatakan pembicaraan sedang berlangsung untuk mengeksplorasi kemungkinan perpanjangan tenggat waktu.
Dia juga mengakui adegan tragis di bandara, termasuk bayi dan anak-anak yang diserahkan kepada tentara melewati pagar kawat berduri.
Baca juga: Taliban Izinkan Sekolah dan Perguruan Tinggi Dibuka di Seluruh Negeri
Termasuk pria menempel di bagian luar pesawat yang akan berangkat.
Tapi dia bilang itu bagian dari biaya keberangkatan.
"Tidak ada cara untuk mengevakuasi banyak orang ini tanpa rasa sakit dan kehilangan dan gambar memilukan yang Anda lihat," katanya.
Di jalan-jalan ibu kota, Taliban telah memberlakukan semacam ketenangan, dengan angkatan bersenjata mereka berpatroli di jalan-jalan dan menjaga pos-pos pemeriksaan.
Secara visual, mereka juga berusaha untuk mencap otoritas mereka, memastikan bendera nasional tiga warna diganti dengan spanduk putih mereka.
Di pinggir jalan di Kabul pada akhir pekan, para pemuda menjual bendera Taliban, yang bertuliskan teks hitam proklamasi iman Muslim dan nama resmi rezim: “Imarah Islam Afghanistan.”