Gubernur Anies Baswedan akan Pugar Makam Sultan Aceh Muhammad Daud Sjah, Begini Sejarah Almarhum

Pemugaran Makam Sultan Muhammad Daud Sjah sudah masuk dalam perencanaan, bahkan slide gambar pembuatan telah beredar ke publik, Kamis (26/8/2021).

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Senator Aceh Fachrul Razi 

Penulis MH Gayo dalam "Perang Gayo Alas Melawan Kolonialis Belanda," (PN. Balai Pustaka, 1983), menjelaskan Sultan Aceh terakhir ini pernah  diselamatkan ke Tanah Gayo pada 1901-1903, sebelum kemudian sultan ditangkap di Pidie dan diasingkan ke Pulau Jawa.

Sultan  sembunyi di sebuah loyang atau gua di tepi Danau Laut Tawar.

Tepatnya di Loyang Sekam Kampung Gunung Suku Rawe, Aceh Tengah.

Ia sembunyi di bawah pengamanan pejuang-pejuang Gayo dalam rangka menghindari kejaran Belanda. 

Baca juga: Nasir Djamil Ajak Milenial Tonton Film Cut Nyak Dhien, Forbes Sedia Tiket Gratis untuk Pemuda Aceh

MH Gayo mencatat, sebelum tiba di Gunung Suku Rawe, Sultan Aceh terlebih dahulu singgah dan menetap di Kampung Beruksah.

Saat tiba di Rawe, Sultan Daud Sjah disambut oleh kejurun-kejurun Linge, Bukit, Siah Utama, Cik Bebesen, para penghulu dan pang-pang (panglima - panglima).

Mereka mempersiapkan pengawalan sultan menghindari sergapan Belanda.

Selama berada di Gayo, Sultan Daud Sjah mendapat pengawalan ketat ulubalang Ranta, Teungku M Sabil, Reje Kader, Aman Kerkom dan lain-lain.

Dari Gunung Suku Rawe, Sultan Daud Sjah pindah ke Lenang, Isaq Linge. Pasukan Belanda di bawah kepemimpinan Kapten Colijin mencium jejak sultan di Lenang dan menyerbu kampung itu.

Dalam pertempuran itu, Teungku M Sabil gugur bersama-sama dengan sepuluh pengawal lainnya.

Mereka dikebumikan di Lenang. Sultan sendiri berhasil diselamatkan ke Isaq selanjutnya menuju Kampung Lumut.

Rencana ke Gayo Lues batal, sebaliknya sultan dan rombongan meneruskan perjalanan ke Pamar atau "Pameu" dalam bahasa Aceh, untuk seterusnya menuju Pidie.

Tapi di Peudeu, rombongan sultan diserang Belanda. Reje Kader tewas di penyerangan itu. Ulubalang Ranta berhasil lolos dan kembali ke Takengon. Peristiwa tertangkapnya sultan ini terjadi pada 1903.

Sultan meninggal dunia di pengasingan sebagai tawanan Belanda  pada hari Senin tanggal 6 Februari 1939. 

Di kebumikan di pemakaman Taman Pemakaman Umum (TPU) Blad 33, Sunan Giri Utan Kayu, Jalan Rawamangun, Jakarta Timur.

Setelah dibuang oleh Belanda sampai akhir hayatnya beliau tidak pernah menginjakkan kakinya lagi di tanah Aceh.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved