Update Corona di Aceh

Ini Data Lengkap Sebaran Covid-19 Varian Delta di Aceh, Pasien Termuda 22 Tahun dan Tertua 80 Tahun

Hasilnya terdapat 17 pasien Covid-19 di Aceh yang setelah hasil swab PCR-nya diperiksa ulang di Jakarta ternyata menunjukkan bahwa mereka positif teri

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
BRANDON BELL/GETTY IMAGES/AFP
Teknisi Laboratorium di lab Diagnosis Genview, Houston, Texas menganalisis sampel Covid-19. Di seluruh wilayah Houston, pengujian meningkat signifikan menyusul meningkatnya infeksi varian Delta. 

Hanif mengaku prihatin dan gusar atas fakta tersebut, mengingat sampel yang diperiksa itu mayoritas diambil pada periode Mei dan Juni 2021. Hanya dua yang diambil pada awal Juli 2021.

"Artinya, kalau diambil dan diperiksa sampel setelah itu, katakanlah mulai medio Juli hingga minggu terakhir Agustus ini, diperkirakan varian Delta yang terdeteksi di seluruh Aceh jauh lebih banyak lagi," kata Hanif.

Sebagaimana dilaporkan Serambinews.com tadi malam, virus corona varian Delta yang lebih berbahaya daripada Covid-19, dipastikan kini sudah ada di Aceh.

Virus jenis ini bahkan telah menginfeksi sedikitnya 17 orang warga Aceh sejak bulan Mei lalu.

Faktor ini pula yang diperkirakan Hanif memicu tingginya angka kematian di Aceh belakangan ini di kalangan pasien Covid-19.

Ia mengimbau kalangan medis dan masyarakat luas di Aceh agar benar-benar meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya Covid yang varian Delta-nya ternyata sudah banyak menginfeksi pasien di Aceh.

"Patuhi protokol kesehatan dan jangan lengah. Ancaman varian Delta di Aceh semakin nyata. Tetap penting memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir meski kita telah divaksinasi," ujar Hanif.

Baca juga: Inggris Temukan Orang yang Telah Divaksinasi Bisa Tularkan Varian Delta

Bahaya varian Dekta 

Studi terkait Covid-19 yang dilakukan di India, Amerika, dan Finlandia belum lama ini menunjukkan bahwa dalam kasus infeksi terobosan (infeksi ulang), Covid-19 varian Delta mampu tumbuh di hidung orang yang divaksinasi pada tingkat yang sama seolah-olah mereka belum divaksinasi sama sekali.

Virus corona yang tumbuh di hidung itu sama menularnya dengan orang yang tidak divaksinasi. Artinya, orang yang divaksinasi dapat menularkan Covid dan menginfeksi orang lain.

Menurut laporan National Geographic, studi yang dilakukan di rumah sakit di India; Provincetown, Massachusetts; serta Finlandia juga telah menunjukkan bahwa setelah infeksi terobosan varian Delta, mungkin ada tingkat virus yang tinggi di hidung orang baik mereka yang sudah divaksinasi maupun yang belum.

Infeksi terobosan atau infeksi ulang adalah infeksi Covid yang dapat terjadi meski seorang individu telah divaksinasi atau pernah terinfeksi sebelumnya.

“Kami yang pertama menunjukkan, sejauh yang saya ketahui, bahwa varian yang menular dapat dibiakkan dari infeksi orang yang divaksinasi lengkap,” kata Kasen Riemersma, ahli virologi di University of Wisconsin, Amerika Serikat yang merupakan salah satu penulis penelitian.

“Infeksi varian Delta kerap ditemukan setelah vaksinasi dibandingkan dengan varian non-Delta, karena varian ini sangat menular dan menghindari respons imun," tambah Ravindra Gupta, ahli mikrobiologi di University of Cambridge.

Laboratorium Gupta adalah salah satu yang pertama mendokumentasikan bahwa petugas kesehatan yang divaksinasi lengkap dapat terinfeksi Delta dan memiliki virus tingkat tinggi di hidung mereka.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved