Berita Lhokseumawe
Dana CSR Ditiadakan, Warga Demo dan Blokir Jalan Masuk PT Perta Arun Gas di Lhokseumawe
Perusahaan PT Perta Arun Gas (PAG) dan PT Patra Badak Arun Solusi (PBAS) dituding mengingkari kesepakatan dengan warga terkait dana CSR.
Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Puluhan warga yang tergabung dari Forum Komunikasi Keuchik dan Pemuda (FKKP) Kecamatan Muara Satu, melakukan aksi di depan pabrik PT PAG.
Kedatangan mereka menuntut hak warga sekitar dan perekrutan tenaga kerja serta penyaluran Dana CSR.
Aksi demo itu berlangsung di depan pabrik PT Perta Arun Gas (PAG) Lhokseumawe, Senin (30/8/2021).
Koordinator aksi T Muklis, mengatakan sebelumnya warga telah berkoordinasi terkait dana CSR yang dicabut.
Namun ia menjelaskan, perusahaan PT Perta Arun Gas (PAG) dan PT Patra Badak Arun Solusi (PBAS) mengingkari kesepakatan tersebut.
"Jadi karena mereka telah mengingkari kesepakatan, awalnya mereka berjanji akan membuka lapangan kerja kepada warga lingkungan tapi sekarang buktinya malak tidak," kata Koordinator aksi T Muklis kepada Serambinews.com, Senin (30/8/2021).
Dikatakan Muklis, malah pihak mereka merekrut tenaga kerja dari luar. "Sepertinya mereka menerima anak, keluarga yang direkrut,” sebutnya.
Baca juga: Daftar Instansi dan Jadwal Ujian SKD CPNS 2021 di Titik Lokasi Kantor Regional BKN Banda Aceh
Baca juga: Tanda-tanda orang yang Sholatnya Diterima dan yang Ditolak, Ini Pesan Syekh Ali Jabier Semasa Hidup
Baca juga: Ahmad Dhani Ributi Hidup Maia Estianty, Ada Apa? Bilang Sok Pencintraan, Ini Kata Irwan Mussry
Lanjutnya, PT PAG telah merekrut dan memberikan training puluhan tenaga kerja untuk area LPG tapi tidak berkoordinasi dengan pihak FKKP. Kemudian dana CSR-nya sudah ditiadakan.
“Demikian juga halnya dengan PBAS, tenaga kerja tidak pernah direkrut melalui Forum Keuchik, malah ada 53 tenaga kerja yang tidak sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama,” katanya.
Hingga saat ini, aksi demo masih berlangsung dan juga masih menunggu kejelasan dari perusahaan.
“Warga akan membangun dapur umum di depan prusahaan sampai kepala perusahaan itu mau menemui kami dan menepati janjinya,” pungkasnya.(*)