Investasi KEK Arun Baru Rp 3,3 T
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Marthunis menyatakan
* Dari PT PIM dan PLN
BANDA ACEH - Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Marthunis menyatakan, sejak diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 tahun 2017 tentang penetapan Arun Lhokseunawe sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), nilai investasi yang sudah terealisasi baru sekitar Rp 3,3 triliun.
“Realisasi investasi itu dari dua perusahaan BUMN, yaitu PT PIM dan PT PLN, yang sudah berada di lokasi,” katanya, Minggu (29/8/2021).
Dijelaskan, PT PIM yang mengoperasikan pabrik pupuk urea sebelum ada KEK Arun, kini sedang membangun pabrik pupuk NPK. Sementara PT PLN, sudah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG). PT PLN sudah dua kali membangun proyek PLTMG di KEK Arun. Pertama berkapasitas 1x100 MW pada tahun 2017, saat penetapan KEK Arun. Selanjutnya membangun kembali PLTMG berkapasitas 2x100 MW.
Kedua proyek PLTMG itu sudah beroperasi dan memberikan dampak positif bagi pemenuhan kebutuhan listrik di wilayah Aceh, terutama wilayah pantai timur utara sampai Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
Sekarang ini, ungkap Marthunis, PT Perta Arun Gas (PAG), sedang melakukan pengkajian untuk pembangunan pabrik pengawetan ikan (integrated cold storage), berbasis energi dingin hasil proses regasifikasigas.
Sementara beberapa calon investor baru, seperti PT Korinia Refenery Aceh dan PT Sinergi Peroksida Industri, yang pernah menyatakan akan berinvestasi di KEK Arun, belum merealisasikan rencananya itu.
Sampai kini, kata Marthunis, terkait soal pengurusan perizinan di KEK Arun, yang merupakan fungsi dari Administratur UPTD DPMTPSP Aceh, belum ada pihak yang mengeluhkannya dan masih berjalan lancar. Namun begitu, tambahnya, belum ada investor baru yang masuk saat ini.
Berdasarkan hal tersebut, Marthunis menyarankan, optimalisasi promosi dan rekomendasi KEK Arun perlu dilakukan melalui revitalisasi BUPP KEK Arun Lhokseumawe, yaitu PT Patriot Nusantara Aceh (Patriot). Selanjutnya, konsorsium pendiri PT Patrio Nusantara Aceh, yang terdiri dari PT PIM, PT Pembangunan Aceh (PEMA), diharapkan dapat mengambi langkah-langkah strategis dalam revitalisasi PT Patriot.
Kecuali itu, PT Pertamina dan PT Pelindo sebagai konsorsium pengusul KEK Arun, hingga saat ini belum berkontribusi dalam penyertaan modal pada PT Patriot. Karena itu, aksi korporasi dari perusahaan BUMN dan BUMA merupakan sesuatu yang esensial atau sangat penting untuk memaksimalkan peran KEK Arun sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Aceh.
DPRA akan Kejar
Terkait belum berinvestasinya PT Pertamina dan PT Pelindo di KEK Arus, Ketua Komisi II DPRA, Irpannusir menyatakan, DPRA akan mempertanyakan hal itu kepada dirut kedua perusahaan BUMN tersebut.
“Komisi II DPRA akan terus mengejar dan berharap PT Pertamina dan PT Pelindo yang memiliki akses untuk masuk berinvestasi di KEK Arun. Kenapa mereka belum berinvestasi. PT PIM sudah memulai investasinya membangun pupuk NPK, karena sumber gas bahan bakunya tersedia dalam jumlah yang banyak dan jangka waktu yang lama,” terangnya.(her)