Penanganan Covid 19
Kepala Balitbang Kemendagri, Tak Mudah Mengatasi Pandemi Covid-19, Tapi Harus Kuat dan Bangkit
Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah juga perlu mendapat dukungan agar penanganan Covid-19 dapat berjalan dengan baik.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Taufik Hidayat
Di sisi lain, dalam bidang ekonomi, lanjut Fatoni, setidaknya pemerintah telah melakukan enam langkah penting.
Langkah tersebut misalnya dengan melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2021 dengan melanjutkan insentif sektor strategis dan beberapa insentif lainnya. Serta, dengan melakukan restukturisasi kredit dan penjaminan kredit guna mendukung sektor hotel, restoran, dan kafe (Horeka).
Tak hanya itu, pemulihan lainnya juga diwujudkan dengan relaksasi kebijakan restrukturisasi kredit perbankan, perluasan penjaminan kredit korporasi berdasarkan PMK-32/2021, serta mengoptimalkan pemanfaatan kawasan ekonomi khusus (KEK).
“Bentuk penanganan di bidang ekonomi juga terus didorong dengan melanjutkan program kartu prakerja,” jelas Fatoni.
Dalam kesempatan tersebut, Peneliti Senior Universitas Indonesia Irwan Sumadji mengatakan hasil penanganan pandemi Covid-19 dalam bidang ekonomi telah mulai terlihat.
Hal itu, seperti mulai pulihnya produk domestik bruto (PDB) yang meski keadaannya masih negatif, namun pelan-pelan menunjukan pertumbuhan. Sumadji merinci, beberapa pertumbuhan itu kini dialami oleh sektor industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan.
Dia menambahkan, saat ini 6 sektor lainnya juga tampak menunjukkan tren positif. Di antaranya informasi dan komunikasi, kesehatan, pertanian, real estate, pengadaan air pengelolaan limbah dan pengadaan listrik gas. “Dengan perubahan itu, artinya kondisi ekonomi nasional menuju baik,” terangnya.
Sumadji menambahkan, dengan kondisi tersebut saat ini diperlukan upaya yang maksimal agar tren perekonomian menjadi lebih baik. Apalagi, sekarang dampak dari krisis telah menimbulkan perubahan normal baru (new normal) pada dunia bisnis. Hal itu seperti bergesernya komunikasi bisnis yang mendorong aktivitas dan kegiatan kerja dilakukan secara virtual.
Selain itu, perubahan juga terjadi dalam bentuk inovasi bisnis yang menghasilkan inovasi mendisrupsi. Sumadji melanjutkan, pada sektor penyumbang devisa negara juga dijumpai adanya perubahan.
“Di sisi lain dampak perubahan itu akan mendorong pemanfaatan teknologi semakin kuat dan menjadi bagian kehidupan masyarakat umum, serta rumah tangga,” tambah Sumadji.
Baca juga: Besok, Wali Nanggroe dan Menteri ATR Bicara tentang 16 Tahun Perdamaian Aceh di Webinar
Baca juga: VIDEO Suami Istri Meninggal Dunia dalam Kebakaran di Beurawe Banda Aceh
Sementara itu, Peneliti LIPI Prof. Syarif Hidayat menuturkan, dalam penanganan pandemi Covid-19 kapasitas negara merupakan kunci utama. Kapasitas negara yang dimaksud, yakni kemampuan birokrasi untuk melaksanakan kebijakan yang telah disepakati guna mencapai tujuan.
Menurutnya, kapasitas negara yang masih perlu diperkuat adalah kapasitas birokrasi dan institusi politik. “Hal ini akan membantu terwujudnya harmonisasi dan sinkronisasi dalam penanganan Covid-19,” ujarnya.
Pentingnya kapasitas negara tersebut, juga dikuatkan oleh temuan Peneliti Badan Litbang Kemendagri Sitti Aminah. Menurut hasil analisisnya, bahwa semakin meningkatnya kapasitas teknis atau operasional, maka kapasitas negara dalam penanganan pandemi Covid-19 akan meningkat.
Hal itu berlaku pula sebaliknya. Kapasitas teknis tersebut, kata Sitti, memuat beberapa indikator di antaranya ketersediaan fasilitas kesehatan, sarana prasarana, tenaga medis, testing dan tracing, serta vaksinasi.
Acara tersebut dihadiri berbagai pihak di antaranya Gubernur, Bupati/Wali Kota, Pejabat Tinggi Pratama di Lingkungan Kemendagri, pejabat stuktural dan fungsional di lingkungan Badan Litbang Kemendagri, Kepala Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, dan Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI).